Ketidakmatangan Emosi Jadi Pemicu Pernikahan Seumur Jagung, Benarkah?
Simak penjelasan psikolog mengenai fenomena pernikahan yang hanya seumur jagung
15 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap pasangan yang sedang membangun bahtera rumah tangga tentu ingin hubungan mereka tetap harmonis. Namun, tidak selamanya hubungan pernikahan bisa berjalan mulus sesuai dengan keinginan.
Fenomena pernikahan yang hanya seumur jagung pun bisa terjadi pada beberapa pasangan hingga akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk bercerai. Dikatakan seumur jagung dikarenakan pernikahan tersebut berlangsung sebentar dalam hitungan bulan atau minggu.
Terkait pernikahan seumur jagung, Popmama.com telah mewawancarai Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt sebagai psikolog klinis untuk membahas fenomena ini.
Jika ingin mengetahui beberapa penjelasan terkait fenomena pernikahan seumur jagung, simak rangkumannya.
Pandangan Psikolog tentang Fenomena Pernikahan Seumur Jagung
Menurut Alexandra, istilah ini dapat terjadi karena adanya pandangan yang salah terkait arti dan konsep sebuah pernikahan.
"Fenomena ini bisa terjadi karena masyarakat lebih menganggap bahwa pernikahan sebagai sebuah jawaban. Padahal pernikahan itu sebenarnya merupakan tugas baru, bahkan akan menghadapi berbagai tantangan ke depan sebagai pasangan suami istri," ucap Alexandra.
Fenomena pernikahan seumur jagung bermula dari ketidaksiapan mental dan emosional seseorang.
Padahal berbagai masalah atau tantangan selama menjalani pernikahan sangat membutuhkan kematangan emosi, sehingga dapat memberikan solusi terbaik.
"Orangtua mulai sakit-sakitan, lalu anak dinikahkan. Anak putus sekolah, kemudian dinikahkan agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Hal inilah yang membuat seseorang tidak dapat memperhitungkan kesiapan secara mental dan emosional untuk menjalankan tanggung jawab dalam perannya di pernikahan," ucapnya.
Editors' Pick
Bagaimana Kematangan Emosi Berperan agar Pernikahan Tidak Berakhir Seumur Jagung?
Ketika menjalani sebuah pernikahan, kematangan emosi sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam rumah tangga.
Mengingat bahwa kematangan emosi menjadi salah satu pondasi mengenai sebuah kesiapan. Siap dalam arti ketika menghadapi berbagai konflik di dalam rumah tangga yang bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain.
Ketika diwawancarai oleh Popmama.com, Alexandra mengatakan bahwa kematangan emosi memang sangat berperan penting ketika menjalin sebuah hubungan dengan seseorang termasuk saat sudah memiliki teman hidup.
Menurutnya, kematangan emosi yang baik bisa membuahkan rasa toleransi, empati bahkan mampu mengalahkan ego diri sendiri dalam menyelesaikan segala konflik pernikahan.
Ketika seseorang memiliki kematangan secara emosi, maka mampu membangun kehangatan yang baik bersama pasangan.
"Selain itu, kematangan emosi yang baik mampu menjadi pondasi dalam menghadapi masalah. Dengan adanya kematangan emosi, maka seseorang tidak akan berusaha menghindar atau mungkin lari dari masalah," ucap Alexandra.