Awas Suami Selingkuh! Kenali Fakta Disfungsi Seksual pada Perempuan
Jangan dianggap sepele mengenai disfungsi seksual ini ya, Ma!
28 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Disfungsi seksual termasuk salah satu permasalahan yang harus dihindari saat sedang berusaha menikmati aktivitas seksual. Tak hanya laki-laki saja yang dapat terkena disfungsi seksual, namun perempuan pun dapat mengalaminya.
“Secara umum disfungsi seksual merupakan ketidakmampuan menikmati hubungan seksual secara penuh. Disfungsi seksual merupakan masalah yang terjadi selama fase siklus respons seksual yang menghambat individu atau pasangan untuk mengalami kepuasan dalam kegiatan seksual,” jelas dr.Grace Valentine, SpOG, spesialis Obgin di Bamed Women’s Clinic saat acara seminar media mengenai disfungsi seksual pada perempuan di kawasan Thamrin beberapa waktu lalu.
Perlu diketahui bahwa permasalahan disfungsi seksual ini tidak hanya terjadi sekali saja, melainkan dapat berulang kali dan memicu hubungan bersama pasangan menjadi renggang.
Jika Mama ingin mengetahui lebih banyak tentang fakta dan informasi mengenai disfungsi seksual pada perempuan, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Ketahui sedari dini sebelum berakibat buruk terhadap kualitas hubungan bersama pasangan yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Apa saja faktor penyebab terjadinya disfungsi seksual pada perempuan?
"Beberapa penyebab disfungsi seksual dapat saling memengaruhi satu sama lain," kata dr.Grace Valentine, SpOG.
“Seorang perempuan bisa mengalami satu atau beberapa jenis disfungsi seksual sekaligus dalam waktu bersamaan. Gangguan ini dapat terjadi sejak wanita mulai aktif secara seksual atau baru muncul di kemudian hari meskipun sebelumnya tidak ada masalah. Disfungsi seksual pada perempuan bisa terjadi pada saat kadar hormon berubah, hal ini biasanya terjadi pada saat kehamilan, setelah melahirkan atau saat menyusui. Selain itu saat menopause, di mana kadar hormon estrogen mulai menurun yang akan memicu perubahan pada jaringan di organ kelamin serta respon terhadap rangsangan seksual,” lanjutnya.
Berikut beberapa faktor yang memicu terjadinya disfungsi seksual pada perempuan yaitu:
- Faktor fisik
Gangguan fisik yang terjadi di tubuh perempuan bisa memicu disfungsi seksual. Gangguan pada organ genitalia, bekas operasi daerah genitalia atau medis dapat menyebabkan masalah dengan fungsi seksual seorang perempuan.
Perlu diketahui juga bahwa ada beberapa gangguan fisik yang dapat memengaruhi seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit saraf, ketidakseimbangan hormon, menopause. Penyakit kronis pun dapat memicu disfungsi seksual mulai dari ginjal atau gagal hati.
Gaya hidup yang tak sehat juga bisa berdampak buruk karena bisa menyebkan disfungsi seksual terganggu. Alkoholisme atau penyalahgunaan obat-obatan, efek samping dari obat-obatan tertentu termasuk obat antidepressan dapat memengaruhi hasrat dan fungsi seksual.
- Faktor psikologis
Kekhawatiran yang dirasakan saat hamil atau perubahan situasi seperti baru saja menjadi seorang Mama juga memiliki efek pada fungsi seksual seorang perempuan.
Stres dan cemas terkait pekerjaan, depresi, kekhawatiran tentang kinerja seksual, permasalahan dengan pasangan, perasaan bersalah, masalah pada citra tubuh atau efek dari trauma seksual masa lalu dapat menjadi faktor psikologis yang menyebabkan disfungsi seksual perempuan terganggu.
- Faktor hormonal
Gairah perempuan yang sedang hamil, pasca persalinan dan selama menyusui menyebabkan kadar hormonnya berubah. Tanpa disadari gairah seksual perempuan pun akan semakin menurun.
Kondisi vagina yang terasa kering juga akan semakin menurunkan keinginan untuk berhubungan seksual. Saat perempuan mengalami menopause, maka penurunan kadar hormon estrogen akan memicu perubahan pada jaringan di organ kelamin serta respon terhadap rangsangan seksual.
Hal inilah yang memicu seorang perempuan membutuhkan lebih banyak waktu untuk terangsang hingga mencapai orgasme. Di samping itu, dinding vagina akan menjadi lebih tipis dan kurang elastis memicu nyeri saat penetrasi.
- Faktor perubahan gaya hidup
Gaya hidup yang semakin modern memicu terjadi perubahan seseorang dan mengakibatkan masalah pada disfungsi seksual.
Apalagi faktor gaya hidup mampu berperan terhadap fungsi seksual seseorang termasuk pola makan yang buruk, jarang berolahraga, kebiasaan merokok, minum alkohol dan penggunaan obat-obatan.
- Faktor perubahan kualitas hubungan dengan pasangan
Adanya konflik antara suami istri yang berkepanjangan dapat menyebabkan disfungsi seksual. Konflik yang terjadi bisa seputar seks atau aspek lainnya, sehingga dapat menurunkan gairah dan respon seksual perempuan.
2. Disfungsi seksual dapat dibagi menjadi empat fase
Disfungsi seksual yang terjadi pada perempuan tentu dapat menghambat dirinya atau pasangan ketika sedang ingin mencapai kepuasan seksual. Kondisi ini bila dibiarkan terus-menerus dapat memicu pasangan menjadi tidak nyaman hingga berpotensi melakukan hubungan seks dengan orang lain.
“Disfungsi seksual dibagai menjadi 4 kelompok besar, yaitu gangguan libido atau hasrat seksual, gangguan orgasme, ganggun rangsangan seksual dan nyeri saat berhubungan seksual. Disfungsi seksual ini dapat dialami oleh laki-laki maupun perempuan dewasa. Berdasarkan laporan saat ini, semakin banyak pasangan usia muda mengalami disfungsi seksual. Penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa disfungsi seksual adalah hal yang umum (dilaporkan terjadi pada 43 persen perempuan dan 31 persen laki-laki),” dr.Grace Valentine, SpOG.
Baca juga: Demi Puaskan Suami, Begini Cara Mengatasi Vaginismus dengan Terapi