Mengenai Biseksual, Suatu Orientasi yang Sering Dianggap Gangguan Jiwa
Ada banyak orang di dunia ini yang kebingungan soalĀ orientasi seksualĀ mereka
8 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak bisa dipungkiri dan karena memang nyata adanya bahwa ketika kamu melihat pasangan gay atau lesbian sedang bersama misalnya, bahwa mereka sama sekali tidak tahu alasan bagimana mereka dapat tertarik satu dengan lainnya.
Masih tidak percaya? Okelah bila kamu seorang heteroseksual yang dalam kehidupan nyata di justifikasi sebagai normal. Bila ditanya mengapa kamu (seorang perempuan), bisa memiliki ketertarikan dengan suami kamu (seorang laki-laki), lalu apa jawabmu dari dasar hati?
Pastilah muncul jawaban bernuansa religius yakni "karena tercipta sudah begitu dari sananya".
Apakah jawaban ini tidak bisa berlaku sama dengan para gay, lesbian, dan yang akan kita bahas bersama-sama, biseksual!
Memang sulit menerimanya dalam kehidupan yang harmoni, namun kenyataannya, orientasi seksual adalah sebuah kolam spektrum, alih-alih seperti dua buah kutub yang berseberangan. Hal ini justru mengacu pada sebuah kolom spektrum yang didalamnya dapat berisi apapun.
Oleh karena itulah, di dunia ini (gambaran kolom spektrum tadi) tidak hanya terdiri dari orang-orang heteroseksual (yang menyukai lawan jenis), namun juga ditemani oleh gay dan lesbian (menyukai sesama jenis) dan biseksual.
Nah, di tengah ragam orientasi seksual yang ada di kehidupan ini. Apakah kamu sudah benar-benar tahu apa itu biseksual? Untuk memberi tahu kamu semua Ma, Popmama.com sudah ramu bahasan khusus mengenai biseksual. Simak Ma!
1. Bukan merupakan gangguan jiwa
Biseksual adalah orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama kuat pada laki-laki dan juga perempuan, baik secara emosional, romantis, intelektual, ataupun aktivitas seksual.
Ketertarikan bisa saja terjadi pada dua orang berbeda jenis kelamin di saat yang bersamaan atau satu orang dan orang lainnya dalam kurun waktu yang berbeda.
Sederhananya, kalau kamu adalah seorang perempuan heteroseksual, kamu tentu akan mendapatkan kepuasan batin dan seksual dengan pasangan laki-laki.
Sementara itu, seorang perempuan yang biseksual akan mendapatkan kepuasan batin dan seksual baik dengan laki-laki maupun dengan perempuan.
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPGDJ) edisi kelima, biseksual tidak termasuk gangguan jiwa. Suatu kondisi psikis bisa dikatakan gangguan jiwa bila sudah terus-terusan mengganggu suasana hati, kemampuan berpikir, serta perilaku seseorang sampai ia tidak bisa menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Sedangkan orang biseksual memiliki suasana hati, kemampuan berpikir, dan perilaku yang normal layaknya seorang heteroseksual. Tidak ada perbedaan dalam hal mood, kompetensi kerja atau belajar, dan emosi.
Orang biseksual juga tidak terganggu sama sekali dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Seperti halnya orang heteroseksual tidak terganggu untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari karena orientasi seksualnya adalah dengan lawan jenis, misalnya.
Editors' Pick
2. Biseksual bisa disebabkan oleh suatu kode genetik dalam tubuh seseorang
Menentukan penyebab seseorang menjadi biseksual itu sangatlah rumit.
Sama seperti ketika seorang heteroseksual ditanya mengenai mengapa kamu menjadi seorang penyuka lawan jenis? Apa penyebabnya? Kapan kamu mulai menyadari kalau kamu adalah heteroseksual? Tentunya sulit untuk dijawab bukan?
Nah, tahukah Ma bahwa seseorang menjadi biseksual juga bisa disebabkan oleh adanya kode genetik khusus yang membedakan biseksual dengan heteroseksual.
Meskipun belum dapat dipastikan bahwa gen inilah yang menyebabkan orientasi seksual seseorang, sebuah penelitian menyimpulkan bahwa kode genetik ini tetap memiliki peran penting dalam menentukan orientasi seks seseorang.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa gen pada kromosom X atau salah satu kromosom seks yang disebut dengan Xq28 mampu membedakan homoseksual dengan heteroseksual, dan gen ini ditemukan lebih tinggi pada pria gay.
Gen inilah yang menyebabkan biseksual mammpu mengekspresikan gen tersebut dengan memilih pasangan seks sejenis (perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki) dan juga bisa memilih pasangan dari lawan jenis.
Sejak ditemukannya gen ini, para ahli pun jadi beberapa langkah lebih dekat untuk memahami apa itu biseksual dalam dengan mengetahui penyebabnya secara ilmiah.
3. Seorang dengan biseksual tidak pernah bingung untuk memilih orientasi seksnya
Mungkin inilah bukti penguat para peneliti yang akhirnya menemukan penyebab biseksual secara klinis yakni adanya perbedaan gen kromosom.
Orang dengan biseksual tentunya memiliki ketertarikan seksual pada lawan jenis dan sesama jenis, selama ini sering dianggap sebagai orang yang bingung pada orientasi seksualnya.
Kenyataanya penelitian terbaru yang dilakukan tim dari Northwestern University mengungkapkan sebaliknya.
Menurut hasil studi, orang biseksual memang memiliki rangsangan seksual terhadap sesama atau lawan jenisnya. Untuk mengetahui penyebabnya, peneliti kemudian mengamati kurang lebih 100 laki-laki asal Chicago yang diientifikasi sebagai heteroseksual, homoseksual, atau biseksual.
Peserta penelitian kemudian dipasangi sensor pada alat genital mereka untuk mengukur tingkat ereksi saat mereka menonton video keintiman laki-laki ataupun perempuan.
Berbeda dengan studi mengenai biseksual lainnya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria yang lebih jelas untuk mengidentifikasi biseksualitas.
Laki-laki biseksual dalam penelitian ini adalah mereka yang melakukan hubungan seksual dengan minimal dua orang pada setiap jenis kelamin dan memiliki hubungan romantis selama tiga bulan atau lebih dengan pasangan dari dua jenis kelamin.
Hasil penelitian menemukan bahwa pria yang biseksual mengaku merasa terangsang oleh video porno yang melibatkan pemeran pria dan perempuan.
Sementara itu pria homoseksual dan heteroseksual tidak merasakan respon yang sama. Temuan ini juga diperkuat oleh hasil sensor genital.
Bisa disimpulkan bahwa tidak ada siapa pun yang bisa menuntut seorang biseksual untuk “memilih” mana yang lebih disukainya, pria atau perempuan
Sama halnya dengan seorang heteroseksual tidak bisa dipaksa menjadi seorang homoseksual ataupun juga biseksual.
4. Jika kamu terangsang melihat seorang laki-laki ataupun seorang perempuan bukan berarti kamu biseksual
Walau begitu, Dr. Lisa Diamond, psikolog yang tidak terlibat dalam penelitian ini, berpendapat bahwa mengukur rangsangan dari munculnya ereksi saja tidak bisa mengungkap secara nyata mengenai orientasi seksual seseorang.
Parameter dalam penelitian ini mungkin lebih tepat untuk mengetahui pengalaman nyata orang-orang biseksual tersebut.
Para pakar yang berkomentar atas penelitian ini mengatakan terlalu sempit jika ukuran biseksual didasarkan pada rangsangan seksual yang diterima.
Menurut Ellyn Ruthstrom, ketua Bisexual Resource Center di Boston, mengatakan bahwa seseorang bisa mengekspresikan kecenderungan seksualnya dalam banyak cara.
Jadi, bukan berarti jika kamu terangsang melihat seorang pria dan juga seorang perempuan maka kamu adalah biseksual.
Masalahnya, untuk memastikan apa itu biseksual dan apakah kamu termasuk didalamnya, kamu harus merasakan ketertarikan emosional dan batin juga dengan dua jenis kelamin berbeda.
Bukan hanya ketertarikan seksual saja, karena seseorang bisa menyadari orientasi seksualnya di berbagai momen dalam kehidupannya.
Beberapa orang menyadari orientasi seksual mereka sejak usia dini, sementara orang lain baru mulai memahami perbedaan orientasi seksual mereka di usia dewasa.
Yang penting untuk dicatat adalah tidak ada satu hal atau kejadianpun yang dialami dalam kehidupan seseorang yang akhirnya bisa ‘membuat’ seseorang menjadi gay, lesbian, ataupun juga biseksual.
Nah, sampai disini sudah jelas kan Ma. Ternyata biseksual itu bukanlah sebuah penyakit gangguan kejiwaan. Dan datangnya juga bukan disebabkan oleh suatu kejadian dalam kehidupan seseorang.
Baca juga:
- Waspada, Ini 3 Pemicu Anak Memiliki Fetish dan Penyimpangan Seksual
- Eksklusif: 5 Cara Melindungi Anak dari Pelaku Penyimpangan Seksual
- KPAI Serukan Percepatan Perlindungan 305 Korban Eksploitasi Seksual