Kisah Cinta Fatimah Az-Zahra dan Ali Bin Abi Thalib, Cinta dalam Doa
Fatimah dan Ali merupakan teman sejak kecil yang menikah setelah memendam perasaannya masing-masing
9 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika membahas tentang kisah paling romantis, kisah antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra harus masuk ke dalam pertimbangan. Dari keduanya, kita dapat mempelajari bahwa cinta itu hal yang suci dan harus dijaga.
Ali bin Thalib sudah mengagumi putri Rasulullah sejak lama, tetapi ia tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan dan masih terlalu muda untuk urusan percintaan. Jadi, cara terbaik untuk menjaganya ialah dengan menitipkan rasa cinta hanya kepada Allah SWT.
Kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra menjadi cerita cinta yang fenomenal dalam sejarah Islam. Terdapat banyak hal yang dapat dipelajari dari kisah cinta Fatimah Az-Zahra dan Ali Bin Abi Thalib.
Nah, kali ini Popmama.com telah menyusun kisah tersebut agar kamu dapat mengambil hikmah dari kisah antara keduanya.
1. Ali jatuh hati pada teman kecilnya
Ali bin Abi Thalib merupakan anak asuh Rasulullah dan Khadijah sejak usia 6 tahun. Ketika Fatimah lahir, Ali menghabiskan masa kanak-kanaknya bersama Fatimah. Ali mengenal dan tumbuh bersama Fatimah sejak kecil.
Ali bin Abi Thalib diikenal sebagai seorang sahabat Rasulullah yang termasuk dalam golongan assabiqunal awwalun, yakni orang-orang yang pertama kali memeluk Islam. Ali adalah putra dari Abu Thalib, paman Nabi SAW yang mencintai dan menjaganya sedari kecil.
Kemudian, Fatimah adalah putri Rasulullah yang sangat taat kepada Allah dan kedua orangtuanya. Ia merupakan manifestasi dari papanya. Dari kemiripannya, membuat Fatimah menjadi sosok yang mulia sejak masih belia.
Ali jatuh hati pada Fatimah Az Zahra yang merupakan teman kecilnya. Fatimah juga seorang putri kesayangan Rasulullah atau putri dari sepupunya sendiri. Diriwayatkan bahwa Fatimah adalah sosok yang santu dan rajin beribadah.
Fatimah pun dikenal sebagai sosok yang sangat taat kepada orang tuanya. Ketertarikan Ali pada Fatimah bermula ketika Fatimah mengobati luka Rasulullah usai berperang. Sejak saat itu, Ali menyimpan rasa dan bertekad untuk menikahi Fatimah.
Editors' Pick
2. Fatimah dilamar Abu Bakar
Ali berniat untuk menabung agar bisa memberikan mahar kepada perempuan yang ia cintai. Hal tersebut dilakukan lantaran ia menyadari jika kemampuannya masih kurang dan belum memiliki apa-apa untuk melamar putri Rasulullah.
Belum juga tabungan tersebut terkumpul, Ali mendengar kabar bahwa Fatimah dilamar oleh salah satu sahabat, yakni Abu Bakar. Ali pun mengetahui kapasitas keimanan dan kemulian Abu Bakar lebih baik dari dirinya.
Akan tetapi, ia mendengar kabar selanjutnya jika lamaran tersebut mendapatkan penolakan. Hal tersebut membuat Ali kembali melanjutkan perjuangannya.
3. Fatimah dilamar Umar bin Khattab
Ali kembali mendengar kabar tentang perempuan yang ia cintai. Kali ini, muncul kembali kabar bahwa Fatimah dilamar oleh seorang lelaki.
Lelaki tersebut ialah Umar bin Khattab, orang yang diberi gelar Al Faruq yakni pemisah antara kebenaran dan kebathilan. Orang-orang saat itu tahu jika Umar adalah sosok yang memiliki keteguhan dan keimanan dalam memperjuangkan Islam.
Lagi-lagi, Ali membandingkan dirinya dengan sosok sahabat tersebut. Ia meyakini jika Umar adalah sosok yang layak untuk menikah dengan Fatimah dan ia pun telah ikhlas. Namun, takdir berkata lain, lamaran Umar bin Khattab pun mendapat penolakan.
4. Giliran Ali yang menemui Rasulullah
Sejak kejadian-kejadian sebelumnya, Ali sempat mengurungkan niatnya untuk menikah dengan Fatimah. Ia pun becerita pada Abu Bakar.
“Wahai Abu Bakar, Anda telah membuat hatiku goyah. Padahal sebelumnya sangat tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah SWT, aku memang menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku adalah karena aku tidak mempunyai apa-apa.”
“Wahai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah SWT. dan Rasul-Nya, dunia dan seisinya hanyalah ibarat debu-debu bertaburan belaka,” jawab Abu Bakar.
Mendengar jawaban dari Abu Bakar, Ali seakan tersadar dan mendapatkan semangat baru. Akhirnya Ali memberanikan diri menemui Rasulullah untuk melamar Fatimah.
Sesampai di rumah Rasulullah, Ali ditanya perihal dari maksud kedatangannya dan Ali tidak berani menjawab. Rasul pun mengulangi pertanyaannya dengan tegas, “Apakah kedatanganmu untuk melamar Fatimah?” dan Ali pun mengiyakannya.
Rasul pun melanjutkan pertanyannya, "Apakah engkau memiliki suatu bekal mas kawin?" Dengan penuh ketulusan Ali pun menjawab, "Demi Allah, engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku ya Rasulullah. Tak ada sesuatu tentang diriku yang tak engkau ketahui. Aku tidak memiliki apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta."
Rasulullah pun tersenyum setelah mendengar jawaban tersebut lalu menerima lamaran Ali.
"Tentang pedangmu, engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu, engkau tetap memerlukannya untuk mengambil air bagi keluargamu juga bagi dirimu sendiri. Engkau tentunya memerlukannya untuk melakukan perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkanmu dengan mas kawin baju besi milikmu. Aku bahagia menerima barang itu darimu Ali. Engkau wajib bergembira sebab Allah lah sebenarnya yang Maha Tahu lebih dulu. Allah lah yang telah menikahkanmu di langit lebih dulu sebelum aku menikahkanmu di bumi." (HR. Ummu Salamah)
5. Ali dan Fatimah kini saling mencintai
Ali tidak henti-hentinya mengucapkan syukur karena ia akan menikah dengan perempuan yang selama ini dicintai dalam diam. Setelah menikah, Fatimah memberitahunya jika ia pernah mencintai seseorang sebelum menikah.
Hanya Fatimah sendiri dan Allah SWT yang mengetahui hal tersebut serta laki-laki yang ia maksud ialah Ali bin Abi Thalib. Pemuda sederhana yang sangat mulia dan istimewa di hadapan Allah SWT serta umat Muslim.
Ternyata, Ali dan Fatimah sudah saling mencintai, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan perasaaanya. Mereka sama-sama menitipkan perasaannya kepada Allah SWT dan saling mencintai dalam doa.
Bagi Ali, butuh usaha panjang untuk memantaskan diri untuk bersama Fatimah. Ali pun tidak pernah menyerah untuk dapat melamar Fatimah meski dihadapkan dengan berbagai rintangan.
Begitu pula Fatimah, ia memantaskan diri dan menjaga perasaannya hanya untuk Ali. Hal tersebut membuat kisah cinta mereka begitu mulia di sisi Allah SWT.
Itu dia kisah cinta Fatimah Az-Zahra dan Ali Bin Abi Thalib yang merupakan salah satu kisah cinta terbaik sepanjang masa. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah mereka.
Kemudian, kita menjadi semangat untuk memantaskan diri bagi calon jodoh atau pasangan kita saat ini. Percayalah bahwa perkara jodoh merupakan kehendak Tuhan yang tidak akan tertukar.
Baca juga:
- Kisah Cinta Nabi Sulaiman dan Keislaman Ratu Balqis menurut Al-Qur'an
- 10 Kisah Cinta dalam Islam yang Menyentuh, Romantis dan Inspiratif
- Kisah Cinta Nabi Adam dan Siti Hawa, Terpisah selama Ratusan Tahun