6 Pelajaran Hidup dalam Film Like & Share, Termasuk Dampak Pornografi
FIlm Like & Share mengangkat isu-isu yang masih dianggap tabu, termasuk eksplorasi seksual
27 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gina S. Noer kembali menyutradai film layar lebar setelah sukses dengan dua film sebelumnya yang berjudul Dua Garis Biru (2019) dan Cinta Pertama, Kedua & Ketiga (2022). Kali ini, sutradara tersebut membuat film berjudul Like & Share yang tayang perdana pada 8 Desember 2022.
Berbanding terbalik dengan posternya yang begitu berwarna, Like & Share justru mengangkat realita kehidupan remaja. Film tersebut bercerita tentang isu-isu yang masih dianggap tabu, seperti eksplorasi seksual, kecanduan pornografi, revenge porn, dan pemerkosaan.
Film ini memvisualkan bagaimana kondisi seorang korban dan penyintas sexual abuse serta bagaimana posisi mereka di mata hukum yang kurang menguntungkan mereka. Tidak hanya mengangkat isu tersebut, film ini juga menyinggung hal-hal lain yang masih berkaitan dan relevan dengan permasalahan antarkeluarga dan antarteman.
Like & Share dapat memperluas sudut pandang dan meningkatkan awareness kamu. Banyak pelajaran hidup dalam film Like & Share yang dapat kamu ambil, berikut telah Popmama.com kurasi poin-poin penting yang tidak boleh kamu abaikan.
Awas spoiler!
1. Komunikasi yang buruk merupakan awal dari berbagai permasalahan
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya komunikasi, kita bisa menyampaikan ide-ide dan memahami maksud individu lain. Salah satu penyebab komunikasi yang buruk bisa terjadi ialah kurangnya empati.
Empati adalah perasaan peduli atau terhubung secara mendalam dan berusaha memahami apa yang prang lain rasakan. Kurangnya empati dapat menyebabkan komunikasi menjadi buruk, hubungan dengan orang lain menjadi bermasalah, kurangnya perilaku membantu, hingga merugikan orang lain.
Dalam komunikasi, terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu kolektif, timbal balik, suportif, kumulatif, dan bertujuan. Poin-poin tersebut diperlukan untuk menciptakan komunikasi yang menjadi sarana untuk menyelidiki pengetahuan bersama, saling berbagi, bebas berekspresi, menyatukan pengetahuan ke pemikiran sebelumnya, dan memiliki hasil yang jelas.
Inti setiap komunikasi adalah terbuka, mudah dipahami, dan saling berhubungan. Dengan begitu, proses komunikasi bisa lebih bebas dan manusiawi. Jika poin-poin tersebut terpenuhi, hal-hal yang terjadi seperti yang ada di dalam film kemungkinan tidak akan terjadi dan berkembang menjadi suatu masalah besar yang serius.
2. Hidup atau hukum terkadang tidak adil, maka kamu harus memperjuangkan keadilanmu
Kamu mungkin sering menganggap bahwa dunia itu tidak adil. Pemikiran tersebut memang tidak sepenuhnya salah karena masih terdapat banyak ketimpangan dalam penegakan keadilan di berbagai wilayah. Banyak faktor yang mendorong hal tersebut, seperti bias kognitif, ketidaksetaraan, stereotipe, hingga sistem yang belaku.
Beberapa faktor tersebut perlu diperbarui dan diluruskan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih adil. Namun, sebelum itu tercapai, kamu harus memperjuangkan keadilanmu sendiri dahulu meskipun masih belum jelas sampai kapannya.
Kekerasan seksual merupakan salah satu tindak kriminal yang paling banyak menimpa perempuan. Baik korban dan penyintas banyak yang belum berani untuk speak up terkait apa yang menimpanya.
Hal ini pula yang terjadi pada salah satu tokoh. Ia merasa takut untuk melawan balik karena pihak perempuan yang paling disudutkan dalam kasus yang menimpanya. Ia harus mengumpulkan keberanian dengan berbagai cara untuk akhirnya mau melawan balik.
Editors' Pick
3. Walau masa lalu kamu kelam, kamu harus terus bangkit dan berjalan
Fita adalah karakter yang diperankan oleh Aulia Sarah. Dalam film tersebut, Fita diceritakan sebagai penyintas kekerasan seksual yang video pribadinya telah tersebar di media sosial.
Perjalanan Fita menebus masa lalunya diceritakan cukup apik dalam film tersebut. Sikap Fita untuk bangkit dari kejatuhannya dalam menghadapi hal tersebut dapat menginspirasi.
Fita memang tidak banyak speak up, tetapi Fita bangkit dengan caranya sendiri, yakni dengan meneruskan hidupnya dan mencoba menyibukkan dirinya melalui berbagai aktivitas.
4. Jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal
Kamu atau keluargamu itu sebaiknya mengingat poin ini. Tidak semua orang yang tampak baik itu benar-benar baik. Terkadang, orang berperilaku baik hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Setelah itu, dirinya akan berubah ketika sudah mendapatkan apa yang mereka mau.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kamu perlu bersikap hati-hati kepada setiap orang demi keselamatan diri kamu sendiri. Perhatikan kembali red flags yang terdapat pada dirinya serta gunakan penilaian yang objektif.
Bila perlu minta pendapat teman dan keluarga untuk menilai orang yang baru dikenal agar terbebas dari bias konfirmasi. Tidak jarang, jika kamu telah mempercayai bahwa orang tersebut itu baik, maka kamu hanya mencari bukti-bukti yang mendukung hipotesis kamu tanpa mempertimbangkan bukti lain yang bisa saja termasuk red flags.
5. Beda generasi, beda cara pendekatan
Dinamis merupakan salah satu sifat alami manusia. Manusia selalu belajar dan berubah seiring zaman. Jika zaman berubah, manusianya pun perlu berubah agar bisa survive. Perlu diingat bahwa setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing.
Dengan perubahan tersebut, pendekatan yang dipakai pun haruslah berbeda karena menyesuaikan nilai-nilai yang relevan di masa tersebut. Banyak nilai-nilai yang perlu ditiinggalkan, diubah, atau ditambah sesuai kebutuhan.
Untuk menghindari konflik antargenerasi, pihak yang terlibat harus memperbaiki cara komunikasinya masing-masing. Selain itu, keduanya juga perlu mengetahui karakteristik masing-masing, misalnya generasi Z lebih terbuka dengan akses informasi dan menyukai bekerja di lingkungan yang memberikan ruang untuk bertumbuh.
6. Dampak negatif kecanduan pornografi
Pornografi banyak memberikan dampak buruk bagi pencandunya. Dalam film Like & Share, Lisa telah terganggu konsentrasinya saat UAS akibat kecanduan pornografi. Terdapat dampak lain yang bisa diakibatkan oleh pornografi seperti berikut.
Pertama, pencandu mengalami pengecilan atau kerusakan pada bagian prefrontal cortex otak yang berfungsi untuk pengambilan keputusan, kontrol diri, dan pemecahan masalah.
Kedua, pencandu memiliki imajinasi seks yang tidak bisa diperoleh dari pasangannya yang bisa memengaruhi keintiman dalam hubungan dan berpotensi mencari pelarian.
Ketiga, membuat pencandu jadi tidak fokus dan terburu-buru untuk menyelesaikan rutinitasnya hingga bisa mengganggu kehidupan sosial dan pekerjaan.
Keempat, menimbulkan kecemasan bagi pencandu hingga memicu gangguan hiperseksual atau bisa juga mengarah pada penggunaan obat-obatan yang berbahaya.
Nah, itu dia pelajaran hidup dalam film Like & Share. Apakah ada lagi pelajaran lain yang bisa kamu temukan?
Baca juga:
- 5 Adegan Dewasa Arawinda Kirana di Film Like and Share, Intim Banget
- 15 Artis yang Pernah Dituding Jadi Pelakor, Terbaru Arawinda Kirana
- 8 Fakta Film Avatar 2: The Way of Water, Miliki Visual Luar Biasa