Ada banyak istilah menyangkut hubungan yang tidak semua orang ketahui. Salah satu istilah tersebut ialah Lavender Marriage atau Pernikahan Lavender. Apakah Mama pernah mendengar istilah itu?
Istilah Lavender Marriage sejatinya sudah lama dikenal oleh beberapa orang. Akan tetapi, tidak semuanya mengerti dan paham mengenai arti dari Lavender Marriage. Lantas, apa itu Lavender Marriage?
Informasi seputar pengertian Lavender Marriage sudah Popmama.com rangkumkan dari berbagai sumber secara detail.
Terus gulir layarmu ke bawah untuk membacanya!
Lavender Marriage: Definisi, Sejarah, Alasan Banyak Dilakukan, dan Dampaknya
Apa Itu Lavender Marriage?
Freepik/teksomolika
Dikutip dari laman Your Dictionary, Pernikahan Lavender atau Lavender Marriage adalah perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang dilakukan dengan harapan dapat menyembunyikan orientasi seksual non-heteroseksual salah satu atau keduanya.
Berangkat dari pengertian itu, pernikahan lavender sebenarnya dianggap sebagai perkawinan yang dilakukan dengan tujuan untuk menutupi orientasi seksual. Adapun salah satu atau keduanya dari pasangan itu merupakan homoseksual atau biseksual.
Menurut situs Marriage, istilah 'lavender' pada kata 'lavender marriage' mencerminkan campuran warna-warna yang secara tradisional dikaitkan dengan gender. Kabarnya pula, istilah ini juga mencerminkan perpaduan warna LGBTQ+.
Sejarah Lavender Marriage
Freepik/wirestock
Istilah ini sebenarnya diciptakan pada awal abad ke-20 untuk menggambarkan pernikahan yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara dua orang LGBTQ+ (lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer) dengan jenis kelamin yang berbeda atau satu orang LGBTQ+ dengan satu orang jenis kelamin yang berbeda.
Pernikahan ini sering kali diatur untuk memenuhi harapan keluarga dan masyarakat dengan tujuan menutupi orientasi seksual mereka yang sesungguhnya.
Awalnya, istilah ini ditujukan khusus bagi aktor dan aktris Hollywood yang tidak bisa terbuka mengenai orientasi seksual mereka.
Lavender marriage menjadi fenomena yang cukup umum bagi kalangan selebriti papan atas Hollywood pada tahun 1920-an sampai 1950-an. Kala itu, homoseksualitas masih dianggap sebagai hal tabu dan bisa menghancurkan karier.
Maka untuk mempertahankan karier mereka, banyak selebritas melakukan ini tanpa didasarkan perasaan cinta sesungguhnya untuk melindungi diri dari penghakiman dan kebencian masyarakat saat itu.
Sekarang, lavender marriage tidak hanya dilakukan oleh orang populer seperti dari selebriti saja. Orang-orang yang juga berasal dari kalangan masyarakat biasa sudah ada yang melakukan pernikahan semacam ini sebagai 'topeng'.
Seiring berjalannya waktu, istilah lavender marriage pun hampir menghilang. Hal itu karena semakin meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap hubungan sesama jenis dan komunitas LGBTQ+ yang mulai mendapatkan dukungan.
Walau begitu, komunitas LGBTQ+ masih mendapatkan penolakan dari beberapa negara di dunia karena hal tersebut dinilai tidak sejalan dengan budaya yang seharusnya.
Editors' Pick
Alasan Lavender Marriage Banyak Dilakukan
Pexels/Tiến Dũng
Sebenarnya, ada berbagai alasan yang melatari sebagian orang memilih untuk melakukan lavender marriage. Berikut beberapa alasan yang membuat beberapa orang di dunia memilih melakukan lavender marriage:
1. Menjaga penerimaan, harapan sosial, keamanan, dan keselamatan pribadi
Freepik
Dalam kehidupan masyarakat di mana hak dan penerimaan terhadap kaum LGBTQ+ terbatas, seseorang bisa saja memilih untuk melakukan lavender marriage untuk menjaga penerimaan sosial atau melindungi karier dan status sosial yang mereka miliki.
Selain itu, lavender marriage dilakukan karena mereka menganggap pernikahan ini dapat menawarkan tingkat keamanan dan keselamatan pribadi. Ini dipilih terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah di mana individu LGBTQ+ menghadapi diskriminasi dan kekerasan.
2. Tekanan budaya dan agama
Freepik/freepic.diller
Norma budaya dan agama yang mengutamakan hubungan heteroseksual juga bisa menyebabkan seseorang yang memiliki orientasi seksual non-heteroseksual memilih pernikahan lavender.
Pernikahan ini juga dipilih karena untuk menghindarkan diri dari adanya pengucilan atau bahkan konflik dengan masyarakat dan lingkungan sekitar mereka.
3. Lavender Marriage dipilih karena bisa mengatasi tekanan keluarga
Pexels/Jonathan Borba
Tidak sedikit orang yang menghadapi tekanan besar dari keluarga untuk menjalani pernikahan. Bagi mereka yang memiliki orientasi non-heteroseksual, tekanan tersebut bisa jadi hal yang semakin sulit untuk hidup mereka.
Oleh karena itu, mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan lavender marriage. Pasalnya, lavender marriage dianggap dapat mengatasi tekanan keluarga serta dapat mengurangi stres dan konflik dalam keluarga.
Bagi mereka, dengan menjalani kehidupan lavender marriage, mereka dapat memenuhi tugas keluarga dan menjaga keharmonisan tanpa perlu mengungkapkan orientasi seksual mereka yang sebenarnya.
Dampak Lavender Marriage
Pexels/RDNE Stock project
Pernikahan lavender ternyata juga bisa mendatangkan dampak yang tidak main-main kepada mereka yang memilih menjalani kehidupan ini.
Perlu kamu ketahui, pasangan yang melakukan lavender marriage sering mengalami dampak psikologis karena pernikahan mereka yang tidak dilandasi oleh rasa cinta sesungguhnya.
Adapun dampak psikologis yang bisa dirasakan seperti stres dan kecemasan karena menyembunyikan identitas yang sebenarnya, kehilangan identitas diri, menimbulkan rasa depresi, isolasi diri, hingga ketidakpuasan secara emosional.
Selain itu, lavender marriage juga bisa mendatangkan tantangan dalam hubungan. Akhirnya, pasangan dalam ikatan pernikahan ini bisa menghadapi konflik secara berkelanjutan karena kurangnya keintiman dan hubungan emosional.
Kemudian, terungkapnya kehidupan lavender marriage juga bisa memicu perubahan drastis dalam cara pandang seseorang secara sosial maupun profesional.
Pandangan inilah yang bisa merusak hubungan pribadi dan profesional yang akhirnya bisa menimbulkan dampak yang lebih besar. Dampak itu tidak hanya pada lingkungan sosial maupun dunia kerja, tetapi juga pada keluarga dekat.
Apakah Lavender Marriage Bisa Berakhir?
Freepik
Kini, tidak sedikit orang yang bertanya tentang aspek yang bisa membuat pernikahan ini berakhir. Lantas, apakah lavender marriage bisa berakhir?
Jawabannya, ya, pernikahan seperti ini bisa saja berakhir. Jelas, kandasnya hubungan pernikahan lavender juga dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Pernikahan lavender bisa berakhir melalui jalur perceraian. Pasangan yang terlibat dalam hubungan ini bisa memilih untuk mengakhiri lavender marriage dengan perceraian karena berbagai alasan, bisa disebabkan tekanan batin dari menjalani hubungan tanpa dasar cinta, keinginan untuk hidup jujur, dan lain sebagainya.
Selain itu, pernikahan ini juga bisa berakhir jika salah satu di antara mereka meninggal dunia, adanya pasangan yang memilih untuk mengungkapkan identitas seksual mereka kepada publik, hingga adanya perubahan sosial dan budaya di lingkungan sekitar yang memilih untuk menerima orientasi seksual mereka.
Jadi, itulah rangkuman lengkap tentang lavender marriage yang wajib untuk kamu ketahui. Lewat informasi ini, kamu jadi tahu tentang pengertian dari lavender marriage hingga alasan bagi sebagian orang yang memilih kehidupan seperti ini.