8 Fakta Orangtua Benny Laos, Papanya Ingin Benny Jadi Sarjana Hukum
Benny sempat merantau ke Malang demi wujudkan impian papanya yang ingin dirinya jadi sarjana hukum
15 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berita duka meninggalnya Benny Laos mengejutkan publik. Lelaki yang juga menjadi Calon Gubernur Maluku Utara itu dikabarkan meninggal dunia dalam peristiwa ledakan speedboat yang terjadi pada Sabtu (12/10/2024).
Tersiarnya kabar itu jelas membuat nama Benny Laos menjadi viral di media sosial. Dari situ, tak sedikit yang penasaran dengan biodata dan profil, serta latar belakang keluarga dan orangtua Benny Laos.
Di balik sosoknya, Benny ternyata memiliki cerita tersendiri mengenai orangtuanya yang selama ini tak banyak diketahui publik. Salah satunya, sang papa memiliki keinginan agar Benny melanjutkan sekolah dan menjadi sarjana hukum.
Lebih jelasnya, berikut deretan fakta orangtua Benny Laos yang sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel ini.
Yuk, disimak!
Kumpulan Fakta Orangtua Benny Laos
1. Mamanya Benny Laos berasal dari Morotai
Lelaki kelahiran Ternate ini memiliki mama bernama Liany yang berasal dari Morotai. Liany sendiri juga akrab disapa dengan panggilan Mama Lian.
Sebagai informasi, daerah itu pernah menjadi bagian dari Kepulauan Halmahera. Namun sejak 2008, Pulau Morotai menjadi sebuah kabupaten definitif baru di Provinsi Maluku Utara, sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara.
Menariknya, papanya Liany yang merupakan kakeknya Benny ternyata bukan asli Morotai. Kakeknya Benny datang dari Taiwan ke Morotai sekitar tahun 1938 untuk berniaga. Dia kembali ke negaranya dan pada 1948 datang lagi ke Morotai dengan memboyong istri.
Sejak saat itu, mereka tinggal menetap di Morotai dan menjadi warga negara Indonesia. Kakeknya Benny lalu wafat di Morotai pada tahun 1958 dan dimakamkan di Desa Daruba Pantai.
2. Sang papa berasal dari Moti, pulau kecil yang menjadi bagian Kota Ternate
Sementara itu, papanya Benny Laos yang bernama Harjo Halim diketahui berasal dari Moti. Itu adalah sebuah pulau kecil yang merupakan satu kecamatan yang menjadi bagian dari Kota Ternate.
Benny lahir dari pasangan Liany dan Harjo Halim pada 8 Agustus 1972 di Ternate. Dia sendiri terlahir sebagai anak keenam dari delapan bersaudara.
Editors' Pick
3. Demi menghidupi anak-anak, mamanya Benny bekerja sebagai penjahit
Benny Laos saat masih kecil sempat merasakan kerasnya hidup keluarga yang penuh dengan keterbatasan ekonomi. Mamanya bahkan rela bekerja sebagai penjahit demi menghidupi diri dan anak-anaknya.
Itu pun dilakukan karena Mama Lian harus berjuang keras agar dapat mencukupi kebutuhan sosial ekonomi keluarga. Apalagi, Benny jarang sekali bertemu dengan papanya.
Benny yang sudah menjelang usia sekolah saat itu kerap kali melihat mamanya mengelap keringat di dahi sambil menjahit. Meski demikian, senyum ramah tak pernah lepas dari bibir Liany setiap kali menyapa anak-anak.
4. Setiap menjalani aktivitas mencari nafkah, mamanya selalu mendendangkan lagu
Ada satu hal yang selalu Benny Laos ingat tentang sang mama. Kabarnya, Liany selalu mendendangkan lagu setiap menjalani aktivitasnya mencari nafkah. Saking seringnya dinyanyikan, lagu itu juga melekat dalam ingatan Benny.
Menurut buku Jalan Hidup Benny Laos, lagu yang didendangkan sang mama berjudul 'Ming Tian Hui Geng Hao'. Itu merupakan lagu berbahasa Mandarin yang memiliki lirik bermakna sangat dalam.
Sebagai informasi, 'Ming Tian Hui Geng Hao' adalah frase atau kalimat yang sering dijadikan sebagai ungkapan pemberi semangat. Secara harafiah, kalimat itu memiliki arti 'Hari Esok akan Lebih Baik'.
Benny pun sangat terkesan dengan suara mamanya saat lagu itu dilantunkan. Pasalnya, sang mama terlihat begitu menjiwai tiap kata dalam lirik lagu tersebut. Seakan-akan ada semangat dan optimisme yang terpancar dari setiap katanya.
5. Siang malam banting tulang jahit baju, mamanya Benny kemudian mengalami sakit karena kelelahan
Lantaran demi menghidupi anak-anak, Mama Lian sepanjang siang dan malam membanting tulangnya dengan menjahit lembar demi lembar pakaian. Sayangnya, kegiatan itu justru membuat kondisi tubuh Mama Lian menurun dan akhirnya jatuh sakit.
Suatu ketika, Benny Laos mendapati mamanya jatuh dari tempat tidur. Saat itulah, Benny tahu bahwa mamanya sakit karena kelelahan. Sakit itu juga memaksa Mama Lian untuk berhenti dari aktivitas menjahit.
6. Sembuh dari sakit, mamanya tak lagi bekerja sebagai penjahit
Setelah beberapa hari terbaring sakit, kondisi Mama Lian pun berangsur pulih. Setelah sembuh dari sakit, Mama Lian tidak lagi bekerja sebagai penjahit. Dia pun mencari jalan lain untuk menghidupi keluarga dengan menjadi pembuat dan penjual kue basah.
Sejak itu, hari demi harinya diisi dengan membuat kue-kue yang ia bikin berdasarkan pesanan dari tetangganya. Anak-anak Liany pun kerap membantunya sedikit demi sedikit.
7. Papanya punya keinginan agar Benny menjadi sarjana hukum
Sang papa ternyata memiliki satu keinginan untuk Benny Laos. Dia ingin agar anaknya dapat meneruskan sekolah hingga menjadi sarjana hukum. Benny pun akhirnya berangkat merantau ke Malang untuk bersekolah demi menyanggupi keinginan papanya.
Awalnya, Benny ingin melanjutkan SMA di Ternate setelah menamatkan sekolahnya dari SMP Raja Kristus di tahun 1989. Namun, hal itu pun urung dilakukan dan dia memilih berangkat ke Malang.
Ketika Benny berangkat ke Malang, papanya memberi uang senilai Rp500.000. Benny sendiri bukanlah orang pertama di keluarganya yang merantau. Dua kakaknya telah lebih dulu merantau untuk bersekolah di Surabaya.
Meski demikian, Benny ternyata sempat mengalami kesulitan uang saat di Malang. Papanya bahkan sudah tidak lagi mengiriminya uang. Alhasil, Benny harus menghemat pengeluaran. Walau begitu, dia masih kesulitan untuk membayar uang indekos dan SPP sekolah.
Hingga akhirnya, Benny menerima keputusan bahwa dia harus putus sekolah di tengah jalan. Benny pun dikeluarkan dari sekolahnya kala itu.
8. Benny sempat bawa papanya yang sakit untuk dirawat di Singapura
Dalam kehidupan asmara, Benny Laos menikahi Sherly. Cepatnya kisah cinta Benny dan Sherly menuju pernikahan ternyata dilatari oleh Benny yang khawatir papanya tak hadir di pernikahan. Memang, papanya sudah lama sakit.
Selama papanya sakit, Benny dan sang mama yang merawat. Benny bahkan sempat membawa papanya untuk dirawat di Singapura karena ingin sang papa mendapatkan perawatan yang terbaik.
Setelah satu tahun dirawat di rumah sakit, sang papa meninggal dunia dalam usai 74 tahun. Papanya meninggal di awal tahun 2007 saat Benny dan Sherly tengah merasa berbahagia menjadi pasangan suami-istri.
Kepergian sang papa membuat ada kehilangan di dalam diri Benny. Kenangan akan sosok papa itu kemudian membuat Benny bertekad untuk menggenapi keinginan papanya, yaitu menjadi sarjana hukum.
Pada tahun 2009, Benny lalu memulai kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado. Benny pun menyelesaikan masa studinya pada tahun 2016. Lamanya dia menempuh kuliah karena kesibukan yang dimilikinya sebagai pengusaha juga luar biasa.
Buat Benny, saat wisuda sarjana itu merupakan salah satu masa yang terindah dalam hidupnya. Pasalnya, dia berhasil mewujudkan salah satu impian papanya.
Meski dia tidak menjadi pengacara seperti mimpi papanya, setidaknya Benny memiliki latar belakang pendidikan menjadi sarjana hukum.
Jadi, itulah kumpulan fakta orangtua Benny Laos yang telah dirangkumkan secara detail. Lewat artikel ini, ada banyak fakta yang bisa kamu ketahui tentang orangtua Benny Laos.
Baca juga:
- Lagi Jadi Sorotan, Siapa Sherly Tjoan Istri Benny Laos?
- Kisah Cinta Benny Laos dan Sherly Tjoanda, Tinggal Kenangan Manis
- 12 Fakta Keluarga Benny Laos, Mamanya Sempat Bekerja Jadi Penjahit