Setelah tayang sejak 13 Juni 2024, film Ipar Adalah Maut sukses mencuri perhatian publik. Film ini sendiri bercerita soal pengkhianatan terbesar yang dilakukan Aris karena telah memiliki hubungan gelap dengan Rani yang adalah adik dari istrinya, Nisa.
Tidak sedikit yang penasaran dengan sudut pandang pemeran Aris dan Rani soal kasus dalam film Ipar Adalah Maut. Deva Mahenra dan Davina Karamoy telah mengutarakan pandangan mereka tentang kasus itu dalam video podcast bersama Denny Sumargo.
Lantas menurut mereka, kasus Ipar Adalah Maut salah siapa? Jawaban dari Deva Mahenra dan Davina sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel kali ini.
Yuk, disimak!
1. Davina berpendapat Nisa punya kesalahan dalam kasus Ipar Adalah Maut
Instagram.com/davinaakaramoy
Pada saat ditanyakan kesalahan siapa dalam kasus ini, Davina yang berperan sebagai Rani menilai bahwa Nisa juga melakukan kesalahan di Ipar Adalah Maut.
Menurut Davina, kesalahan yang dilakukan oleh Nisa di sini adalah membiarkan Rani dan Aris untuk terus berdua serta menormalisasikan hal tersebut.
"Intinya ada momen contohnya kayak dia berangkat ke kampus diizinin berdua, yang mana kan bukan mahram kalau dalam muslim. Itu, ya nggak bakal terjadi selingkuh kalau nggak ada itu sih kata aku. Kalau dari awal nggak dibiarin berdua terus sama Mbaknya ya nggak bakal terjadi," kata Davina.
"Dan Rani juga dibilang, 'Udah sana berangkat sama Masmu.' Rani juga nggak kayak, 'Oh oke.' nggak gitu. Rani juga kayak, 'Mbak ini masa kita berdua?' 'Ya sudah itu kan Masmu, nggak apa-apa.' Nisa menormalisasi itu. Aku merasa Nisa ada salah di situ," sambungnya.
Editors' Pick
2. Menurut Deva, Nisa memiliki kesalahan di kasus Ipar Adalah Maut
Dok. MD Pictures/Ipar Adalah Maut
Deva Mahenra yang hadir dalam video podcast tersebut juga sempat ditanyakan pertanyaan yang sama. Menurut Deva, dia sebagai Aris di film ini menilai bahwa Nisa memiliki kesalahan. Namun secara pribadi, dia menilai semua pihak turut memiliki kesalahan di kasus ini.
"Kita kesampingkan dulu hukum agama. Perempuan dan laki-laki bukan pasangan berada dalam satu ruangan secara terus-menerus, (bisa menimbulkan) kesempatan. Nisa termasuk yang membolehkan situasi ini terjadi berulang-ulang," ucap Deva.
3. Bagi Deva, ketiganya juga bersalah dalam film Ipar Adalah Maut
Instagram.com/iparadalahmautmovie
Selain itu, Deva juga berpendapat bahwa kesalahan yang ada di kasus ini tidak sepenuhnya salah istri, tetapi juga salah suami dan ipar yang terus memiliki momen berdua.
"Kalau di Ipar Adalah Maut, ketika Rani dan Aris itu bersama, tidak ada salah satu yang ngebet banget sehingga bikin kejadian yang tidak diinginkan itu menjadi terjadi. Itu dibikin secara tidak sengaja," katanya.
"Nah, secara tidak sengaja ini tidak akan pernah terjadi kalau tidak ada pembiaran momen mereka berdua terus. Salah istri dan salah dua manusia ini yang tidak bisa mengendalikan dirinya masing-masing," sambung Deva.
Menurut Deva, semua karakter yang diceritakan dalam film Ipar Adalah Maut awalnya merupakan orang yang taat dalam beragama. Namun, ketaatan mereka pada akhirnya goyah karena adanya momen yang membuat mereka bisa lupa pada dirinya sendiri.
"Di sketsanya Eliza, itu memang terang-terangan (yang salah) Rani. Kalau di Ipar Adalah Maut the Movie, nggak gitu. Ini memang dua manusia yang terus-terusan diuji saja, dikasih momen berdua, dan yang bahaya adalah bagaimana kalau si laki-laki ini ketika di momen berdua itu ternyata dia lagi berada di titik terendahnya rumah tangga?" ucap Deva.
"Dia lupa kalau dia itu adalah imam, dia lupa kalau dia adalah pemimpin dalam rumah tangga karena bisa jadi Nisa terlalu dominan, Nisa bisa mandiri, Nisa bisa punya usahanya, gajinya lebih besar daripada suaminya. Akhirnya mungkin Aris tidak mendapatkan porsi kepala rumah tangga yang bisa menuntun karena Nisa bisa membawa dirinya sendiri," sambungnya.
4. Denny Sumargo berpendapat pihak suami yang salah dalam kasus ini
Dok. MD Pictures/Ipar Adalah Maut
Tidak hanya Deva dan Davina, Denny Sumargo juga ikut mengutarakan pendapatnya soal siapa yang salah di kasus Ipar Adalah Maut. Menurut Densu, pihak dari suami adalah sosok yang salah di kasus film ini.
"Pendapat gue beda, bukan benar salah. Pendapat gue adalah ketika istri mengizinkan, tetap laki-lakinya kan yang harus tahu (batasan). Sekarang kalau misalnya dia di dalam satu kesempatan berdua, sendiri, membiarkan. Masa jadi salah si istri? Ya, itu gue nggak setuju," kata Densu.
"Salah suami dong karena suami membiarkan dirinya, sedangkan dia sebagai pemimpin harusnya menuntun bukan membiarkan dirinya masuk ke dalam satu kondisi. Karena menurut gue, perempuan itu dituntun oleh kepemimpinan laki-laki. Kalau laki-lakinya nggak bisa menuntun, siapa yang mau nuntun?" sambungnya.
5. Menurut Densu, membiarkan sesuatu bukanlah sebuah kesalahan
Dok. MD Pictures/Ipar Adalah Maut
Densu pun menjelaskan bahwa dia tidak ingin Nisa dan orang-orang yang seperti Nisa menghukum diri sendiri atas tindakan yang sudah benar dilakukan dan ketulusannya. Baginya, membiarkan sesuatu hal terjadi bukan berarti turut bersalah dalam kejadian ini.
"Wanita-wanita di luar sana yang merasa bersalah terhadap sebuah hubungan di mana dia sudah tulus, menghukum dirinya, I don’t agree. Gue nggak setuju dan itu trauma yang membekas sampai selamanya karena mereka merasa bahwa, 'Apa yang gue lakukan ini salah, terus solusinya apa?'," kata Densu.
"Kalau gue kan berpikir bahwa yang lo lakukan itu sudah benar, lo tidak bikin salah di sana. Kesalahan lo adalah lo memilih laki-laki yang salah. Sehingga, stigma bahwa wanita itu bersalah tidak bisa hidup di situ karena laki-laki itu yang menentukan. Selingkuh kan pilihan kita laki-laki," sambungnya.
Jadi, itulah rangkuman informasi tentang pendapat Deva Mahenra dan Davina Karamoy soal siapakah yang salah dalam kasus Ipar Adalah Maut. Mereka ternyata memiliki pendapat berbeda-beda mengenai pertanyaan tersebut.
Kalau menurut kamu yang sudah menonton, sebenarnya salah siapakah di antara Nisa, Aris, dan Rani?