Kesal Disuruh Cuci Piring, Anak Tebas Ibu Kandung Sendiri di Makassar

Rasa kesal disuruh cuci piring membuat anak di Makassar tega tebas ibu kandung sendiri

26 September 2024

Kesal Disuruh Cuci Piring, Anak Tebas Ibu Kandung Sendiri Makassar
Dok. Istimewa

Perhatian: Konten berita dalam artikel ini mengandung unsur kekerasan dan tindak kriminal yang mungkin bisa mengganggu kenyamanan saat membaca. Segera hentikan membaca apabila timbul kecemasan maupun ketakutan yang dirasakan.

Berita mengejutkan datang dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Seorang perempuan tega menebas ibu kandungnya sendiri dengan menggunakan parang. Aksi tersebut membuat korban bersimbah darah karena mengalami luka serius.

Kejadian mengerikan itu terjadi di Jalan Tinumbu Lorong 148, Kecamatan Bontoala, Makassar pada Selasa (24/9/2024) sore. Polisi mengatakan anak itu tega tebas ibunya karena kesal disuruh mencuci piring.

Lebih jelasnya, berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar anak tebas ibu kandung sendiri di Makassar secara lebih detail.

Editors' Pick

1. Aksi penganiayaan terekam, sejumlah warga berusaha menghentikan pelaku

1. Aksi penganiayaan terekam, sejumlah warga berusaha menghentikan pelaku
Dok. Istimewa

Aksi penganiayaan itu terekam dalam video dari kamera warga. Kini, video tersebut viral di media sosial dan langsung menjadi sorotan publik.

Dalam rekaman video yang beredar, kejadian itu tampak terjadi di halaman rumah korban. Pelaku terlihat beberapa kali menebas korban secara beberapa kali. Korban tampak tergeletak lemas dengan kondisi yang sudah bersimbah darah.

Lantaran dilakukan di depan rumah, tidak sedikit warga yang melihat aksi sadis dan mengerikan yang dilakukan pelaku. Warga berusaha melakukan berbagai cara dari luar pagar untuk menghentikan aksi pelaku.

"Sudah mi, sudah mi, sudah-sudah, ya," teriak warga dalam video tersebut.

2. Anak tebas ibu kandungnya karena tak terima ditegur tak membersihkan rumah

2. Anak tebas ibu kandung karena tak terima ditegur tak membersihkan rumah
Dok. Istimewa

Korban diketahui merupakan seorang lansia bernama Siti Syamsiah (64), sementara pelaku yang merupakan seorang perempuan bernama Sarniaty (39). Mereka tinggal dalam satu atap di rumah yang berlokasi di Jalan Tinumbu, tepat terjadinya penganiayaan itu.

Kasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana, menjelaskan penyebab atau motif kejadian. Dia menjelaskan, aksi sadis itu disebabkan karena pelaku kesal disuruh korban untuk cuci piring.

"Pelaku kita ajak ngobrol bahwa dia kesal disuruh mencuci piring," kata Devi kepada wartawan Rabu (25/9/2024).

3. Pelaku ada indikasi gangguan kejiwaan

3. Pelaku ada indikasi gangguan kejiwaan
Pexels/Kindel Media
Ilustrasi pelaku ditangkap

Lebih lanjut, Devi juga mengatakan bahwa pihaknya menerima informasi kalau pelaku pernah mengalami gangguan kejiwaan, bahkan sempat beberapa kali menjalani pengobatan.

Meski sudah mendapatkan informasi dari pihak keluarga serta warga setempat, polisi tetap memerlukan adanya hasil dari rumah sakit terkait keadaan pelaku secara medis.

Dari informasi itu, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Makassar untuk observasi ke rumah sakit jiwa.

"Dari hal tersebut, maka sikap kami ini perlu diobservasi di rumah sakit jiwa untuk mengecek apakah yang bersangkutan bisa bertanggung jawab atau tidak kepada perbuatannya," ujar Devi.

Di sisi lain, pelaku ternyata sudah dibawa ke rumah sakit. Plt Kabid Humas Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Kota Makassar, Sukirman, menerangkan Sarniaty dibawa ke rumah sakit pada Rabu (25/9/2024) sekitar pukul 01.43 WITA.

Pelaku langsung diobservasi di IGD dan kabarnya telah dipindahkan ke ruangan khusus di bangsal perawatan Kenanga. Keputusan akhir terkait pemeriksaan kejiwaan pelaku kabarnya baru akan diinformasikan dalam 2-3 minggu ke depan.

"Mungkin perkiraan sementara ini, memang terlihat ada gejala mengarah ke ODGJ, tapi itu bukan keputusan akhir, tim kami masih bekerja 2-3 minggu ke depan," katanya.

Jadi, itulah rangkuman informasi tentang anak tebas ibu kandung sendiri di Makassar. Semoga peristiwa seperti ini tidak pernah terjadi lagi di masa mendatang.

Baca juga:

The Latest