Pandangan Lukman Sardi dan Daniel Mananta tentang Sosok Papa Ideal
Sebagai seorang papa, Daniel Mananta dan Lukman Sardi punya pandangan tentang papa ideal di keluarga
12 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok presenter Daniel Mananta dan aktor Lukman Sardi. Ya, keduanya memang sudah dikenal luas oleh masyarakat karena kemampuan memukau mereka dalam menekuni bidang profesinya masing-masing.
Kini, Daniel dan Lukman telah menjadi seorang papa di dalam kehidupan keluarga yang dibina bersama pasangan mereka masing-masing. Sebagai seorang papa, mereka rupanya memiliki pandangan tersendiri akan sosok papa ideal.
Kira-kira seperti apa pandangan Lukman Sardi dan Daniel Mananta tentang sosok papa ideal? Berikut Popmama.com rangkumkan informasinya secara detail.
Penasaran? Yuk, keep scrolling untuk temukan jawabannya!
1. Selalu hadir dalam segala situasi jadi pandangan Lukman Sardi tentang sosok papa yang ideal
Saat ditanyakan tentang sosok papa ideal di dalam keluarga, Lukman menjelaskan bahwa seorang papa harus hadir dalam segala situasi, terutama di saat tumbuh kembang anaknya.
"Sosok ayah yang ideal itu lebih kepada dia selalu hadir buat anaknya dalam situasi apa pun, terutama di momen-momen krusial anaknya bertumbuh," ungkap Lukman Sardi dalam jumpa pers 'Ayah Bagaimana Bila Aku' di kawasan Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (9/12/2022).
"Mau hadirnya bagaimana, itu adalah bagaimana kita menyikapi situasi kita masing-masing, kan beda-beda," sambungnya.
Lukman sendiri tak memungkiri bahwa ada seorang papa yang harus berada di luar kota dan jauh dari keluarga untuk bekerja.
Meski demikian, hal tersebut menurutnya masih bisa diatasi melalui cara menyediakan sedikit waktu untuk berbicara dengan anak seperti melalui sambungan telepon.
Editors' Pick
2. Bagi Daniel, papa ideal harus memiliki keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual
Berbeda dari Lukman, Daniel justru memiliki pandangan bahwa sosok papa yang ideal itu harus seimbang antara fisik, mental, dan spiritual. Keseimbangan itu dapat memberikan dampak bagi seorang papa di dalam kehidupan keluarga.
"Ayah yang ideal menurut gue adalah yang seimbang antara physical, mental, dan spiritual," ujar Daniel.
"Dengan keseimbangan itu, dia sangat secure untuk memberikan bimbingan dan rasa aman dan value (nilai dan harga diri) kepada anak-anaknya, dan bagaimana caranya dia memperlakukan istrinya," imbuhnya.
3. Menurut Daniel, seorang papa harus selalu konsultasi dengan Tuhan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin rumah tangga
Di dalam kehidupan keluarga, seorang papa tentu mempunyai peran dan tanggung jawab besar yang harus dijalankan.
Menurut Daniel, menjadi papa untuk anaknya yang masih bayi dengan seorang papa untuk anaknya yang sudah berada di bangku kuliah berbeda.
Oleh sebab itu, bagi Daniel, seorang papa harus selalu konsultasi dengan Tuhan terlebih dahulu agar mendapatkan hikmat saat menjalankan tugas sebagai pemimpin di dalam rumah tangga.
"Jadi, ayah sebagai kepala keluarga, dan juga imam, itu mempunyai tanggung jawab. Sebenarnya, bukan dia kepala atau pemimpin dari keluarganya. Seharusnya, dia selalu konsultasi sama Tuhan sebagai imam," terang Daniel.
"Kenapa? Akhirnya dia akan mendapatkan hikmat atau wisdom untuk bagaimana menjadi ayah terbaik untuk anak-anaknya di momen tertentu," sambungnya.
4. 'Simple Saturday' jadi cara Daniel Mananta untuk ciptakan momen kedekatan bersama anak
Setiap orangtua memiliki cara tersendiri untuk bisa dekat dengan anak tercinta. Hal demikian juga berlaku bagi Daniel Mananta. Ia sendiri mengaku memiliki cara yang dilakukan untuk menjalin kedekatan dengan anak.
Cara tersebut dinamakan Daniel sebagai 'Simple Saturday'. Menurut Daniel, hal ini dilakukan dengan cara tidak bermain gadget seperti handphone selama 24 jam.
"Gue sekarang ini menjadi sebuah tradisi di keluarga gue, nanti nih jam 18.00, ini gue bener-bener off WhatsApp. Well, actually off handphone. Jadi, handphone gue taruh di laci sampai jam 18.00 hari Sabtu. Benar-benar 24 jam tanpa handphone sama sekali,” kata Daniel.
Dikarenakan sudah menjadi tradisi, Daniel menyebut anak-anaknya sudah mengetahui bahwa akan melakukan 'Simple Saturday' yang dimulai dari hari Jumat pukul 18.00.
"Di situ kita mau bikin lego, kita mau gambar-gambar, mau mewarnai bareng, main petak umpet, main bola, main sepeda, kita mau lari atau whatever, itu kita bisa lakukan semuanya. Tapi yang pasti tidak ada televisi, atau iPad, atau handphone, atau tablet, atau apa pun itu juga," sambung Daniel.
Melalui cara tersebut, Daniel bisa mengetahui semua hal yang selama ini belum diketahuinya, seperti anaknya sedang di-bully oleh siapa, hingga sang anak sedang dekat dengan siapa.
5. Soroti fenomena fatherless, Daniel Mananta ajak Lukman Sardi untuk buat konten baru di kanal YouTube
Daniel Mananta dan Lukman Sardi rupanya sangat terkejut dengan sebuah survei yang menyebut bahwa Indonesia merupakan negara ketiga fatherless country di dunia. Fenomena tersebut tentunya sangat menyentuh hati Daniel dan Lukman.
Berangkat dari hal itu, Daniel merasa ketika seorang anak tumbuh tanpa seorang papa akan ada sebuah ketimpangan. Hal itulah akhirnya yang menjadi alasan dihadirkannya program 'Ayah Bagaimana Bila Aku'.
"Jadi, kita pengin banget seorang ayah, sosok ayah virtual itu bisa memberikan value atau nilai atau otoritas sebagai ayah bagi orang-orang yang tidak pernah tumbuh dengan sosok ayah," jelas Daniel.
"Gua berharap dengan program ini kita bisa membuat anak-anak mempunyai hubungan yang lebih baik lagi dengan ayahnya, atau anak-anak yang bisa berdamai dengan ayah yang mungkin toxic dalam hidupnya. Dia sendiri akhirnya bisa memaafkan ayah yang tidak pernah bisa meminta maaf sama dia," katanya.
Dengan hadirnya konten baru tersebut, Lukman mengaku jadi terpacu untuk terus berproses dan belajar sebagai sosok papa yang baik. Ia pun berharap, banyak orang yang sadar betapa pentingnya peran seorang papa dalam rumah tangga.
"Harapannya ini akan jadi continue, dan bisa jadi muncul konten-konten lain karena ini. Kayak muncul, orang mendapat manfaat dari 'Ayah Bagaimana Bila Aku', sehingga bisa menjadi something different dalam hidup orang-orang tersebut, termasuk aku sendiri," terang Lukman.
"Jadi, hal itu yang aku harapkan, sehingga semakin banyak orang sadar tentang hal ini, sehingga juga semakin banyak ayah-ayah di luar sana yang sadar betapa penting perannya mereka dalam rumah tangga," sambungnya.
Program 'Ayah Bagaimana Bila Aku' sudah bisa disaksikan oleh seluruh masyarakat di kanal YouTube Daniel Mananta Network mulai tanggal 11 Desember 2022.
Jadi, itulah rangkuman informasi tentang pandangan Lukman Sardi dan Daniel Mananta tentang sosok papa ideal.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Baca juga:
- Eksklusif: Mengutarakan Perasaan, Jadi Cara Ampuh Daniel Mananta saat Mengatasi Konflik dengan Istri
- Eksklusif: Tips Daniel Mananta Menjaga Komitmen dan Selalu Mesra dengan Istri
- 10 Tahun Menikah, Daniel Mananta Ungkap Alasan Sembunyikan Viola Maria