Paul Partohap Bagikan Kisah Puasanya bersama Gita Savitri di Jerman

Di awal-awal menjalani puasa, Paul Partohap ternyata mendapatkan dukungan dari Gita Savitri

20 April 2023

Paul Partohap Bagikan Kisah Puasa bersama Gita Savitri Jerman
Instagram.com/gitasav

Para penikmat musik tentunya sudah tidak asing lagi dengan sosok Paul Partohap. Laki-laki kelahiran tahun 1993 tersebut memang selama ini dikenal sebagai seorang musisi yang sudah menghasilkan beragam karya lagu menarik untuk didengarkan.

Di bulan Ramadan 2023 ini, Paul kembali menjalankan ibadah puasa bersama istri tercinta, Gita Savitri. Sama seperti tahun sebelumnya, Paul dan Gita diketahui menjalankan ibadah puasa tahun ini di Jerman.

Mengenai pengalaman yang dilalui, Paul Partohap dengan senang hati membagikan kisah puasanya bersama Gita Savitri di Jerman. Tak hanya itu saja, Paul pun rupanya memiliki pandangan tersendiri soal arti memaafkan.

Hal itu disampaikan oleh Paul dalam sebuah sesi wawancara eksklusif bersama Popmama.com secara daring pada Kamis (30/3/2023) lalu.

Yuk, simak kisahnya berikut ini!

1. Paul merasa bersyukur waktu puasa tahun 2023 ini di Jerman tidak selama dari biasanya

1. Paul merasa bersyukur waktu puasa tahun 2023 ini Jerman tidak selama dari biasanya
Instagram/partohaps

Melalui wawancara eksklusif, Paul mengaku ia merasa bersyukur dengan puasa tahun 2023 ini. Pasalnya, waktu puasa yang dijalaninya saat ini tidak selama biasanya. Bahkan Paul menceritakan waktu puasa di Jerman kali ini hampir mirip dengan Indonesia.

Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan, sebab di Jerman kini sedang mengalami transisi musim antara musim dingin dan musim semi.

Waktu puasa yang dirasakan oleh Paul tahun ini justru tampak berbeda dari saat ia pertama kali menjalankan ibadah puasa pada tahun 2015. Kala itu karena sedang musim panas, Paul menjalankan ibadah puasanya dengan waktu yang lebih panjang.

"Sekarang tuh lagi transisi antara winter ke spring. Jadi, waktu puasanya mirip-mirip Indonesia lah. Buka puasanya tetap jam 7-an. Tapi at least sahurnya itu bisa sampai jam setengah 5, jam 4 gitu. Jadi, lebih pendek dari biasanya," cerita Paul.

2. Sebagai persiapan menuju puasa, Paul akui sudah memasak untuk satu minggu ke depan

2. Sebagai persiapan menuju puasa, Paul akui sudah memasak satu minggu ke depan
Instagram.com/gitasav

Walau sudah bertahun-tahun bertemu dengan bulan suci Ramadan, setiap umat Muslim di seluruh dunia tentu memiliki pengalaman tersendiri saat menjalankan puasa di hari pertama.

Di hari pertama puasa kemarin, Paul mengaku seperti biasanya saja. Ia bahkan sudah melakukan persiapan sebelum puasa, seperti memasak makanan untuk satu minggu ke depan.

"Pengalaman hari pertama puasa, kayak biasanya sih, aku udah setting-annya adalah aku udah masak di satu hari sebelum puasa buat seminggu ke depannya gitu," kata Paul.

"Karena kan kita berdua sama-sama bekerja dan memang sehari-hari yang masak di rumah itu aku. Jadi, ya sudah siap aja sih, dan nggak kayak ribet-ribet lagi dan sudah melakukan hal biasa yang sudah aku lakukan aja sih," sambungnya.

Editors' Pick

3. Di awal-awal menjalani puasa, Paul mendapatkan dukungan dari Gita Savitri

3. awal-awal menjalani puasa, Paul mendapatkan dukungan dari Gita Savitri
Instagram.com/gitasav

Dalam kesempatan sesi wawancara, Paul menceritakan bahwa sebelum dirinya berpuasa, Gita sudah lebih dulu menjalani puasa. Kala itu, Paul menghormati dan mendukung Gita yang menjalankan ibadah puasa. Paul bahkan mengaku sempat mencoba untuk berpuasa.

Pada saat Paul pertama kali menjalankan ibadah puasa, Gita ternyata juga memberikan dukungan untuknya.

Adapun dukungan yang diberikan kepadanya ialah berupa menguatkan hingga memberitahu Paul tentang puasa. Hal itulah yang kemudian disebut Paul sangat menolongnya.

"Di saat aku pertama kali aku juga melakukan puasa, akhirnya dia ikut mendukung aku, kayak kasih tahu gimananya, kayak menguatkan aku juga, dan ya sangat menolong banget sih di momen-momen awal itu," ceritanya.

4. Di awal-awal menjalani puasa menjadi momen berkesan bagi Paul

4. awal-awal menjalani puasa menjadi momen berkesan bagi Paul
Instagram.com/gitasav

Selama menjalankan ibadah puasa, Paul ternyata memiliki sebuah pengalaman berkesan baginya. Menurut Paul, momen yang paling berkesan itu terjadi di awal-awal ia menjalankan ibadah puasa.

Pasalnya, kala itu musim di Jerman sedang berada di musim panas, yakni antara bulan Juli-Agustus. Terlebih lagi, Paul menceritakan bahwa dirinya saat itu harus bekerja sambil belajar karena sedang menempuh pendidikan kuliah.

Bagi Paul, momen tersebut menjadi berkesan lantaran ia merasa seperti mendapatkan suatu penghargaan setelah menjalani ibadah puasa kala itu.

"Berkesannya adalah bebannya berat banget gitu tapi itu yang membuat aku merasa ada achievement di balik itu karena jadi lebih rewarding rasanya," kata Paul.

"Karena susah banget dan memang banyak banget cobaannya karena ya laper banget, haus banget. Kalau lagi nggak ngapa-ngapain, nggak apa-apa sih. Tapi kalau lagi belajar, terutamakan jadi kamu harus butuh fokus, kamu harus butuh energi gitu," sambungnya.

"Dari rasa-rasa itu kayak membuat aku merasa kok aku lemah ya, kok aku nggak bisa ya, kayak gini gitu. Begitu aku bisa melewati itu semua, bisa hadapin itu semua, rasanya lebih rewarding aja sih," ucapnya lagi.

5. Paul berharap bisa menjalani bulan puasa dengan bahagia

5. Paul berharap bisa menjalani bulan puasa bahagia
Instagram.com/partohaps

Setiap umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa tentu memiliki harapan tersendiri di bulan suci Ramadan. Hal tersebut pun demikian bagi Paul Partohap.

Dirinya berharap dapat melewati bulan Ramadan kali ini dengan bahagia. Tak hanya itu, Paul pun memiliki harapan supaya dapat membuat ibadahnya menjadi tampak sempurna. Untuk mencapai harapan itu, dirinya akan mencoba melakukan beberapa hal.

"Harapannya, bisa melewati bulan ini dengan bahagia, dan bisa ibadah dengan benar, maksudnya puasa kan bukan cuman nggak makan doang tapi juga we have to learn something," ujarnya.

"Terus coba semaksimal mungkin yang bisa aku lakukan membuat ibadah menjadi perfect. Tapi aku tahu aku nggak bisa, cuman I try to saja," lanjutnya lagi.

6. Paul dan Gita rayakan Lebaran di Jerman

6. Paul Gita rayakan Lebaran Jerman
Instagram.com/gitasav

Di Jerman sendiri ternyata hari Lebaran bukan merupakan hari libur. Hal itulah yang akhirnya membuat Paul dan Gita tampak sulit untuk bisa pulang ke Indonesia di momen Lebaran tahun ini.

Lantaran tak bisa pulang, Paul dan Gita akan merayakan hari Lebaran di Jerman sama seperti sebelumnya. Biasanya, Paul dan Gita akan melakukan salat Id terlebih dahulu, kemudian bersilaturahmi dengan teman-teman dan menelepon keluarga.

"Kalau aku sama dia karena kita di sini lebaran bukan hari libur kan ya, jadi memang biasanya yang kita lakuin adalah kita salat Id-nya di Konjen, terus biasanya pulang dari situ ya sudah kita silaturahmi sama temen-temen, gitu saja sih sebenernya kalau merayakan Lebaran," ceritanya.

"Jadi nggak ada kayak terlalu spesial banget," lanjutnya.

"Terus mungkin kita bakal call-call-an sama keluarga kita, mohon maaf lahir batin sama keluarga juga. Paling gitu saja melewati Lebaran tahun ini," sambungnya lagi.

Meskipun tak bisa dilakukan di momen Lebaran kali ini, Paul mengaku sudah memiliki rencana untuk datang ke Indonesia suatu hari nanti.

7. Memaafkan bukan melupakan jadi pandangan Paul tentang arti memaafkan

7. Memaafkan bukan melupakan jadi pandangan Paul tentang arti memaafkan
Instagram.com/partohaps

Saling meminta maaf kepada anggota keluarga, teman, hingga kerabat memang selama ini menjadi salah satu tradisi yang dilakukan banyak orang di Hari Raya Idulfitri. Mengenai arti dari memaafkan, Paul Partohap ternyata memiliki pandangannya sendiri.

Saat ditanya oleh Popmama.com soal arti dari memaafkan, Paul menjelaskan bahwa baginya, memaafkan bukan berarti melupakan kesalahan yang sudah orang lain lakukan.

Menurut Paul, memaafkan berarti menerima kesalahan dan memberi kesempatan untuk orang tersebut.

"Memaafkan buat aku, memaafkan bukan melupakan, yang pasti itu," kata Paul.

"Memaafkan itu kamu mencoba untuk menerima kesalahan yang sudah orang lain lakukan, and you try to be peace with it gitu. Jadi, kayak kamu menerima itu dan kamu mencoba move on, dan kamu kasih chance untuk orang itu," tambahnya.

Lanjutnya, bagi dia, seseorang yang memaafkan kesalahan orang lain akan menjadi pribadi yang lebih dewasa, serta ikut menyadari bahwa semua orang tidak ada yang sempurna dan bisa saja melakukan kesalahan lagi.

Jadi, itulah kisah yang dibagikan oleh Paul Partohap tentang pengalaman puasanya bersama Gita Savitri di Jerman hingga pandangannya soal arti dari memaafkan.

Bila diamati dari rangkuman kisah di atas, ada banyak hal yang dirasakan dan dilalui Paul selama menjalankan ibadah puasa. Selain itu, poin penting tentang arti dari memaafkan pun dapat dipetik dari sosok Paul Partohap.

Baca juga:

The Latest