Viral di Medsos, Apa Itu Teori Benang Merah atau Red String Theory?
Konsep ini percaya setiap orang ditakdirkan akan bertemu dengan orang lain sejak lahir
11 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama, pernahkah kamu mendengar istilah 'red string theory', atau 'teori benang merah'? Kalau kamu suka bermain media sosial seperti TikTok maupun Instagram, mungkin pernah melihat istilah yang satu ini.
Menariknya, istilah 'teori benang merah' ini kabarnya ada kaitan dengan hubungan asmara antara dua insan. Istilah ini pun konon katanya berakar dari cerita rakyat Asia, yaitu Tiongkok dan Jepang.
Lantas, sebenarnya apa itu teori benang merah? Mengapa teori ini memiliki kaitannya dengan cinta dan bagaimana asal-usul munculnya teori ini?
Yuk, temukan jawabannya melalui beberapa fakta teori benang merah yang sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel kali ini!
Teori Benang Merah: Pengertian, Asal-Usul, dan Kebenaran Teori Benang Merah
Editors' Pick
Apa Itu Teori Benang Merah?
Teori benang merah atau red string theory sering dikenal pula sebagai invisible string theory dan red thread of fate. Teori benang merah adalah konsep dalam sebuah cerita rakyat Asia Timur yang melambangkan ikatan takdir yang tidak dapat dipatahkan antara dua orang.
Menurut kepercayaan ini, setiap manusia memiliki benang merah tersendiri. Benang yang tidak bisa dilihat mata itu dapat menghubungkan mereka yang ditakdirkan untuk berjodoh, terlepas dari waktu, tempat, atau keadaan.
Lantaran sudah ditakdirkan bersama, maka benang itu dipercaya dapat meregang atau bahkan kusut, tetapi tidak akan pernah bisa putus.
Konon, benang merah ini juga dipercaya tak selalu lurus dan dapat membentuk pola unik yang menyimbolkan jalan hidup yang rumit dan tidak selamanya berjalan mulus. Meski begitu, benang itu tetap akan memiliki ujung pada orang yang sama.
Intinya sih, teori ini percaya bahwa mau seberapa jauh kamu dengannya, kalau dia sudah ditakdirkan menjadi jodoh dan cinta sejatimu, maka pasti akan dipertemukan menjadi satu. Serta mau sedekat apa pun kamu dengan orang lain, kalau dia bukan ditakdirkan menjadi jodohmu, maka tidak akan dipertemukan.
Kabarnya, teori ini tak hanya berlaku dalam hubungan asmara pada pasangan saja, tetapi juga bisa berlaku untuk hubungan dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Hubungan mereka seolah ditakdirkan tetap bersama, walau harus hadapi banyak tantangan.