Viral di Medsos, Apa Itu Teori Benang Merah atau Red String Theory?
Konsep ini percaya setiap orang ditakdirkan akan bertemu dengan orang lain sejak lahir
30 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama, pernahkah kamu mendengar istilah 'red string theory', atau 'teori benang merah'? Kalau kamu suka bermain media sosial seperti TikTok maupun Instagram, mungkin pernah melihat istilah yang satu ini.
Menariknya, istilah 'teori benang merah' ini kabarnya ada kaitan dengan hubungan asmara antara dua insan. Istilah ini pun konon katanya berakar dari cerita rakyat Asia, yaitu Tiongkok dan Jepang.
Lantas, sebenarnya apa itu teori benang merah? Mengapa teori ini memiliki kaitannya dengan cinta dan bagaimana asal-usul munculnya teori ini?
Yuk, temukan jawabannya melalui beberapa fakta teori benang merah yang sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel kali ini!
Teori Benang Merah: Pengertian, Asal-Usul, dan Kebenaran Teori Benang Merah
Editors' Pick
Apa Itu Teori Benang Merah?
Teori benang merah atau red string theory sering dikenal pula sebagai invisible string theory dan red thread of fate. Teori benang merah adalah konsep dalam sebuah cerita rakyat Asia Timur yang melambangkan ikatan takdir yang tidak dapat dipatahkan antara dua orang.
Menurut kepercayaan ini, setiap manusia memiliki benang merah tersendiri. Benang yang tidak bisa dilihat mata itu dapat menghubungkan mereka yang ditakdirkan untuk berjodoh, terlepas dari waktu, tempat, atau keadaan.
Lantaran sudah ditakdirkan bersama, maka benang itu dipercaya dapat meregang atau bahkan kusut, tetapi tidak akan pernah bisa putus.
Konon, benang merah ini juga dipercaya tak selalu lurus dan dapat membentuk pola unik yang menyimbolkan jalan hidup yang rumit dan tidak selamanya berjalan mulus. Meski begitu, benang itu tetap akan memiliki ujung pada orang yang sama.
Intinya sih, teori ini percaya bahwa mau seberapa jauh kamu dengannya, kalau dia sudah ditakdirkan menjadi jodoh dan cinta sejatimu, maka pasti akan dipertemukan menjadi satu. Serta mau sedekat apa pun kamu dengan orang lain, kalau dia bukan ditakdirkan menjadi jodohmu, maka tidak akan dipertemukan.
Kabarnya, teori ini tak hanya berlaku dalam hubungan asmara pada pasangan saja, tetapi juga bisa berlaku untuk hubungan dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Hubungan mereka seolah ditakdirkan tetap bersama, walau harus hadapi banyak tantangan.
Asal-Usul Teori Benang Merah
Seperti yang sudah disebutkan di atas, teori ini bermula dari sebuah cerita rakyat Asia Timur. Dikutip dari situs YourTango, teori ini muncul di cerita rakyat Tiongkok dan Jepang.
Menurut legenda Tiongkok, para dewa mengikatkan benang merah tak kasat mata di pergelangan kaki orang-orang yang ditakdirkan untuk bertemu. Adapun dewa yang bertanggung jawab atas benang merah ini adalah Dewa Pencari Jodoh Kuno bernama Yuè Xià Lǎorén.
Masyarakat setempat di sana percaya bahwa dua orang yang terhubung oleh benang merah ini akan ditakdirkan bersama menjadi sepasang kekasih, terlepas dari waktu, tempat, atau keadaan.
Sementara menurut legenda Jepang, benang merah tersebut diikatkan pada jari kelingking. Benang inilah yang dipercaya akan menuntun seseorang kepada orang lain yang ditakdirkan untuk bertemu dan mengukir sejarah cinta bersama.
Seiring berjalannya waktu, benang merah ini kemudian sering digunakan sebagai simbol cinta dan persatuan. Para pasangan juga ada yang saling bertukar gelang dari benang berwarna merah untuk menandakan ikatan dan komitmen mereka satu sama lain.
Apakah Teori Benang Merah Benar Adanya?
Teori benang merah cukup banyak dibicarakan orang karena tidak sedikit mereka yang bertanya mengenai kebenaran dari teori tersebut.
Sampat saat ini, masih belum ada bukti ilmiah yang mendukung kebenaran teori ini. Walau begitu, sebagian orang tetap ada yang percaya dengan teori ini, sementara sebagian lainnya juga meragukan kebenarannya.
Akan tetapi, seorang pakar seks dan hubungan, Annabelle Knight, mengatakan bahwa berinvestasi pada teori semacam ini dapat memiliki konsekuensi negatif. Ini bisa merusak hubungan potensial atau malah membuatmu tetap berada dalam hubungan yang merugikan.
"Jika kamu bertemu seseorang yang sempurna, tetapi dalam benakmu berpikir bahwa mereka secara teknis tidak ditakdirkan untukmu, maka kamu mungkin akan berpaling dari seseorang yang sebenarnya merupakan pasangan yang sempurna. Demikian pula, jika kamu menemukan dirimu dalam hubungan dengan seseorang yang kamu yakini sebagai orang yang tepat, tetapi mereka menunjukkan tanda bahaya, maka kamu mungkin akan bertahan lebih lama dari yang disarankan," jelasnya.
Jadi, itulah rangkuman beberapa fakta teori benang merah. Melalui artikel kali ini, kamu dapat memahami lebih dalam lagi tentang teori benang merah yang ramai dibicarakan kebenarannya oleh banyak orang.
Apakah Mama termasuk orang yang percaya kalau teori benang merah benar adanya?
Baca juga:
- Apa Itu Red Flag dalam Pernikahan?
- Apa Itu My Support System? Hubungan yang Saling Mendukung
- Apa Itu Lavender Marriage? Pernikahan untuk Tutupi Orientasi Seksual