Setiap orang memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Hal inilah yang menjadikan setiap orang istimewa dan unik dengan karakternya masing-masing.
Dengan adanya perbedaan tersebut, terkadang kita menemukan pasangan hidup dengan sifat yang berlawanan. Sifat yang berlawanan tersebut sebenarnya bisa menjadi pelengkap dalam hidup, bahkan dapat menjadi rintangan tersendiri karena bisa menimbulkan selisih paham.
Salah satu sifat yang menjadi rintangan dalam menjalin hubungan, yakni sifat yang sensitif. Menghadapi pasangan yang sensitif bukanlah hal yang mudah. Perasaan mereka sering sekali mudah terluka sehingga sangat rentan jika terjadi pertengkaran atau perselisihan.
Namun, orang yang sensitif biasanya cerdas secara emosional, sangat bijaksana, bahkan senang berdiskusi tentang masalah kecil kehidupan. Mereka juga pandai merasakan perasaan, sehingga banyak orang yang merasa nyaman didekatnya.
1. Kenali apa yang disukai dan tidak disukai pasangan
Freepik/gpointstudio
Hal pertama yang harus diperhatikan saat menjalin hubungan dengan orang yang sensitif, yakni selalu mengenali pasangan dengan baik. Caranya bisa dengan mencari tahu apa yang disukai dan tidak disukainya.
Cara ini bisa membuat Mama atau Papa lebih mengenal pasangan dengan baik. Dengan begitu, Mama atau Papa bisa lebih memahami pasangan serta tidak mudah untuk melukai perasaannya.
2. Kenali love language pasangan
Freepik/jcomp
Selain mengetahui apa saja yang disukai dan tidak disukai pasangan, mengenal love language atau bahasa cinta perlu dilakukan oleh pasangan suami istri. Bahasa cinta ini mampu mendefinisikan hal-hal yang memang diinginkan seseorang dari pasangannya.
Love language bisa berupa kalimat atau afirmasi positif, waktu kebersamaan, pelayanan, pemberian hadiah atau sebuah sentuhan. Mengetahui hal ini dapat membantu Mama atau Papa mencapai titik lemah pasangan, terutama setiap kali terjadi pertengkaran.
Editors' Pick
3. Berhati-hati dengan setiap perkataan
Freepik/freepik
Orang yang sensitif lebih mudah tersinggung atau terluka hatinya. Mereka bisa salah paham dengan candaan dan menganggapnya sebagai hal menjadi sangat serius.
Orang yang sensitif juga bisa menganalisa setiap perkataan secara berlebihan, meskipun perkataan tersebut tidak dimaksudkan untuk melukai hatinya. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam melontarkan kata-kata kepada pasangan yang memiliki perasaan sensitif.
4. Jangan ragu untuk meminta maaf
Freepik/azerbaijan-stockers
Jika Mama atau Papa menyadari bahwa telah menyakiti perasaan pasangan, meskipun tidak sengaja, segeralah meminta maaf dengan tulus. Alih-alih bersikap defensif dan menyangkal, lebih baik bersikap rendah hati.
Setelah pasangan sudah merasa lebih baik, barulah Mama atau Papa dapat mulai membicarakan kesalahpahaman tersebut dengan kepala dingin.
5. Jangan pernah melakukan kesalahan yang sama
Freepik/bearfotos
Jika sebuah kesalahan yang Mama atau Papa lakukan di masa lampau telah memengaruhi pasangan secara emosional, maka berhati-hatilah dan jangan pernah melakukannya lagi.
Misalnya, jika pasangan mudah terluka dan tersinggung setiap kali Mama atau Papa meninggikan suara, maka lain kali berhati-hatilah dalam berbicara.
Usahakan untuk tidak kehilangan kendali setiap kali terjadi kesalahpahaman dan pertengkaran.
6. Jangan paksa pasangan untuk segera mengubah sikapnya
Freepik/wafebreakmedia
Memaksa pasangan untuk berhenti menjadi pribadi yang sensitif tidak akan membantu menyelesaikan masalah, apalagi dengan mengancamnya untuk mengakhiri hubungan. Cara ini hanya dapat membuatnya stres, dan bahkan bisa menyebabkan depresi. Orang yang depresi justru bisa menjadi lebih sensitif.
Jadi, lakukanlah yang terbaik dan bersabar dengan pasangan. Perubahan tidak terjadi dalam waktu semalam. Jika dikomunikasikan dengan baik, maka lama-kelamaan pasangan juga akan mengerti dan menjadi lebih pengertian.
7. Buat pasangan mengerti bahwa hubungan itu tidak hanya tentangnya
Freepik/ArthurHidden
Sebagai pasangan, tentu saja Mama atau Papa harus saling membantu satu sama lain untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki.
Hal ini bisa dimulai dengan cara yang lembut dalam mengungkapkan kepada pasangan bahwa Mama atau Papa juga perlu dimengerti. Dengan begitu, Mama dan Papa bisa belajar menyesuaikan diri dengan kebutuhan masing-masing.
Di sinilah kompromi dibutuhkan di dalam suatu hubungan. Sebagai pasangan, Mama dan Papa harus menemukan jalan tengah demi kebahagiaan bersama. Kedua pihak harus mampu mengevaluasi perilaku dan mengubah sifat yang negatif agar menjadi lebih baik.
Nah, itulah beberapa cara menghadapi pasangan yang sensitif. Jika Mama dan Papa ingin membangun hubungan yang harmonis, maka perlu tahu bagaimana menghadapi suasana hati, kekurangan, bahkan kekuatan satu sama lain.