Perempuan memiliki sifat keibuan, nalurinya tergerak untuk merawat dan melindungi setiap orang yang berharga bagi mereka, terutama suaminya.
Namun, apabila sifat melindungi tersebut dirasa sudah terlalu berlebihan atau overprotektif. Hal ini akan menghambat proses menuju pernikahan yang sehat dan berkualitas.
Kebanyakan perempuan tidak menyadari bahwa mereka memiliki sifat-sifat istri yang bisa dikategorikan overprotektif. Padahal, perilaku ini dapat membuat suami jadi tidak mandiri dan selalu bergantung.
Nah Ma, kira-kira apa saja ciri-ciri istri overprotektif terhadap suaminya? Kali ini Popmama.comtelah merangkumnya.
Yuk, diperhatikan!
Kumpulan Ciri Istri Overprotektif
1. Sering mengomel tanpa sadar
Freepik/yanalya
Mengomel menjadi salah satu bentuk perhatian dan kasih sayang. Namun tanpa sadar, Mama mungkin melakukannya terlalu sering sehingga membuat suami jenuh. Lama-kelamaan ia mulai menganggap omelan tersebut sebagai kritik.
Cara mengatasinya, yakni dengan menempatkan diri sendiri di posisi pasangan. Mulailah bertanya, apakah Mama senang jika apapun yang dilakukan selalu mendapat kritik?
Hal ini dapat memotivasi Mama untuk lebih sering mengungkapkan pujian daripada kritik pada suami.
2. Terlalu ikut campur terkait urusan pekerjaan suami
Freepik/tirachardz
Apabila suami sedang mengalami masalah terkait pekerjaannya, tentunya Mama merasa khawatir. Misalnya suami baru saja di PHK dan sulit menemukan pekerjaan lain.
Istri yang bersikap overprotektif akan melakukan hal-hal seperti, membuatkan resume kerja, bahkan menghubungi semua koneksinya untuk meminta pekerjaan.
Cara yang bisa Mama lakukan hanyalah memberi saran. Misalnya Mama melihat informasi di media mengenai lowongan kerja atau kursus pelatihan keterampilan kerja.
Selebihnya biarkan suami yang memutuskan, apakah ia akan mengambilnya atau tidak.
Editors' Pick
3. Mengatur kehidupan sosial suaminya
Pexels/wildlittlethingsphoto
Mungkin ada beberapa teman suami yang kurang baik. Khawatir akan memberi pengaruh buruk, kita kemudian melarang suami untuk bergaul dengan mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa Mama mencoba untuk mengatur hubungan pertemanannya. Begitu juga hubungan dengan anggota keluarga. Kita terus-menerus mengingatkannya untuk menghubungi Orang tua dan sanak saudaranya untuk menjaga hubungan yang baik.
Padahal tanpa diingatkan pun suami tentunya bisa mengatasi hubungannya sendiri. Apabila hubungannya memang kurang baik, Mama dapat memberi saran ketika diminta.
Namun, kita tidak bertanggung jawab untuk memperbaiki keadaan. Selain itu, apa yang menurut kita perlu "diperbaiki" mungkin baginya tidak ada yang perlu diperbaiki.
4. Melakukan semuanya sendirian
Freepik/proostoleh
Apakah Mama melakukan semuanya sendirian? Mulai dari membersihkan rumah, menyiapkan makanan, memperbaiki perabotan rusak, merapikan baju suami, bahkan membantu tugas anak.
Terkadang Mama lebih suka melakukannya sendiri, sebab tidak percaya bahwa orang lain akan melakukannya sesuai harapan kita.
Padahal rutinitas pekerjaan rumah tangga semacam ini, sebaiknya dibagi-bagi agar tidak terlalu berat untuk dikerjakan sendiri. Buatlah semua anggota keluarga untuk ikut berpartisipasi agar mereka bisa mandiri.
5. Mengatur gaya berpakaian suaminya
Pixabay/moritz320
Tentunya Mama ingin agar suami terlihat modis dalam berpakaian. Oleh karenanya, kita membeli banyak pakaian dan memilih model yang tepat untuk mereka.
Namun, apakah pilihan kita sudah sesuai dengan selera suami? Jangan memaksanya untuk mengikuti gaya tertentu yang membuat suami tidak nyaman.
Tugas Mama hanya mengingatkannya untuk memakai pakaian yang rapi, bersih, dan sopan.
6. Bertanggung jawab atas semua kesalahan suaminya
Freepik
Apabila suami berbuat kesalahan, Mama selalu bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Misalnya lupa membayar tagihan listrik, tidak datang ke pertemuan orangtua murid di sekolah anak, atau cekcok dengan tetangga. Alih-alih membujuk suami untuk memperbaiki keadaan, Mama malah mengatasinya sendiri.
Lama-kelamaan hal ini bisa membuat Mama stres karena tidak ada tempat untuk bergantung dan mencurahkan isi hati.
Sekarang, sudah waktunya untuk membuat suami agar belajar dari kesalahannya sendiri. Ketika Mama terus-menerus mencoba melindunginya, maka dia akan selalu bergantung dan tidak mandiri.
7. Menempatkan kebutuhan suami di atas segalanya
Pexel/August de Richelieu
Mama selalu mengalah dan memprioritaskan kebutuhan suami di atas segalanya. Selain itu, kita juga menyediakan semua kebutuhan sesuai dengan keinginannya. Namun, ia hanya menerima begitu saja dan tidak pernah melakukan hal yang sama untuk istrinya.
Oleh karenanya, buatlah daftar prioritas keluarga. Urutkanlah mulai dari kebutuhan yang mendesak hingga yang tidak terlalu penting.
Diskusikan hal ini bersama suami agar ia paham apabila Mama belum bisa memenuhi keinginannya. Setelah melihat banyaknya kebutuhan rumah tangga kalian, mungkin suami akan mencari solusinya dan menghargai istrinya yang telah bekerja keras.
8. Memenuhi semua keinginan suami
Unsplash/karolina-grabowska
Saat suami terlena dengan perhatian yang berlebihan dari istrinya, ia jadi tidak tahu berterima kasih dan membuat istrinya melakukan semua keinginannya.
Misalnya saat Mama sedang istirahat, suami ingin kemejanya segera disetrika karena mendadak harus ke kantor. Alih-alih melakukannya sendiri, ia akan membangunkan istrinya.
Cara mengatasinya, kita perlu belajar mengatakan "tidak" untuk hal-hal yang sebetulnya bisa mereka lakukan sendiri. Tentunya dengan cara yang lembut ya, Ma. Apabila menyuruhnya sambil mengomel, ia malah semakin malas untuk melakukannya.
Nah Ma, itulah beberapa ciri istri yang overprotektifdan justru membuat suami kurang mandiri. Yuk, hilangkan karakter jelek tersebut mulai sekarang!