10 Kebiasaan Pasangan Suami Istri yang Menandakan Toxic Relationship
Apakah Mama sedang terjebak dalam hubungan ini?
2 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah menikah, hubungan pasangan suami istri tentu saja tidak akan selalu berjalan mulus tanpa ada masalah. Bisa saja, mereka dapat terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Bahkan yang lebih mengejutkan, pasangan suami istri bisa saja tidak menyadari telah menjalani hubungan yang tak sehat dalam kurun waktu lama.
Hubungan yang tidak sehat alias toxic relationship bisa berupa mengekang, mengendalikan dan terlalu protektif terhadap pasangannya.
Apakah Mama sedang terjebak dalam hubungan yang tidak sehat? Untuk mengetahuinya, yuk kenali kebiasaan pasangan suami istri yang menandakan toxic relationship. Apa saja? Berikut telah Popmama.comrangkum dari Bright Side.
Disimak ya, Ma!
1. Terlalu bergantung dengan pasangan
Ketika suami selalu berusaha membuat Mama bergantung padanya. Rasanya Mama seakan dilindungi dari segala hal yang berbahaya di dunia ini. Namun, jika terlalu bergantung dan mengandalkan suami pun rasanya tak baik.
Perilaku ini mungkin tampak seperti tanda cinta dan kasih sayang. Hanya saja dengan cara ini perhatikanlah, apakah ia berusaha untuk mengekang Mama?
Hubungan yang terkekang merupakan salah satu cara untuk mengikat dan membatasi ruang gerak seseorang. Seiring waktu Mama akan selalu bergantung padanya dan kesulitan untuk membangun relasi yang lebih luas dengan teman-teman lama atau rekan kerja.
Tentu saja Mama boleh bergantung pada suami, namun khusus untuk hal-hal yang memang sulit diatasi saja ya!
2. Menghina dan merendahkan pasangan
Jika ia terus-menerus menghina san merendahkan Mama. Perlakuan ini bisa membuat seseorang merasa dirinya tak berharga dan tak berdaya lagi.
Pada titik tertentu, Mama mulai merasa pantas mendapat perlakuan ini dan akhirnya menerima begitu saja setiap hinaan yang ditujukan kepadamu. Hal ini tentunya dapat menyebabkan trauma psikologis, seperti stres dan depresi.
Selain itu hati-hati, perlakuan ini lama-lama bisa berujung pada KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga.
3. Selalu mengkritik pasangan
Kita semua sebagai manusia pernah berbuat salah, namun bukan berarti kita harus dikritik terus-menerus oleh pasangan.
Dengan menyalahkan Mama, mereka ingin menunjukkan kekuranganmu dan menandakan bahwa mereka merasa lebih superior dari Mama.
Kritik mengurangi kepercayaan pada diri sendiri dan membuat seseorang meragukan kebenaran atas tindakan dan keputusannya.
4. Mengancam dan memanipulasi pasangannya
Apakah suami cenderung akan mengancam dan memanipulasi Mama apabila terjadi situasi yang tidak menguntungkan baginya? Seberapa sering ia membuat Mama melakukan hal-hal yang tidak ingin Mama lakukan?
Sangat mungkin bagi seseorang untuk memanipulasi pasangannya, misalnya dengan ancaman atau larangan untuk melakukan sesuatu.
Ini sangat berbahaya karena membuat Mama tertekan untuk membuat pilihan. Tekanan dapat menimbulkan banyak stres dan menciptakan perasaan tidak berdaya. Hal ini juga menghilangkan kebebasan dan kemampuan untuk mendengarkan diri sendiri dan keinginan Mama.
Editors' Pick
5. Tidak yakin dan selalu meragukan pasangan
Ketika Mama memberi solusi dalam setiap permasalahan rumah tangga, apakah ia selalu mengubah rencana Mama? Oleh karenanya, Mama pun merasa suami tak lagi memberikan kepercayaan.
Hal ini tentunya kerap menyebabkan pertengkaran dan kesalahpahaman di antara kalian. Ternyata perilaku tersebut menjadi suatu indikator bahwa pasangan Mama tidak yakin tentang hubunganya.
Namun, kalau Mama yang meminta solusi darinya, terkadang ia pun plin-plan dan tidak konsisten saat membuat keputusan. Selain itu, waspadai juga apakah terjadi perubahan mood yang cepat? Hati-hati karena perilaku ini bisa menjadi tanda gangguan kejiwaan.
6. Hubungan cinta sepihak
Mama telah memberikan segalanya untuk suami, baik itu kepercayaan, cinta atau materi. Namun, ia tidak peduli. Nah, situasi ini mirip dengan cinta sepihak.
Pernikahan merupakan hubungan yang dijalani oleh dua orang dan ada upaya untuk menjaga keseimbangan. Jika hanya Mama sendirian yang berjuang, hubungan kalian akan berat sebelah. Sebesar apapun usaha Mama untuk mempertahankan hubungan, itu tidak akan berhasil.
7. Selalu mencurigai pasangan
Kepercayaan merupakan salah satu aspek penting dalam suatu hubungan. Akibat hal inilah pasangan suami istri harus terbuka satu sama lain dan jujur.
Ketika kalian saling curiga dan selalu meragukan satu sama lain. Hal ini bisa bahaya dan memberikan dampak psikologis yang besar jika berlanjut dalam waktu lama. Mama mungkin akan sulit untuk memercayai seseorang, bukan dalam urusan cinta saja, melainkan juga dalam hubungan sosial lainnya.
8. Pasangan yang over protektif
Apakah suami Mama selalu memeriksa isi ponsel dan media sosial untuk melihat dengan siapa saja Mama berinteraksi? Atau ia selalu melacak dan mengikuti kemanapun Mama pergi?
Over protektif bukanlah tanda kasih sayang dan cinta. Perilaku ini disertai dengan rasa cemburu berlebihan dan paranoia yang ekstrem. Mama akan merasa tertekan karena merasa dibatasi untuk bebas.
9. Selalu menyalahkan pasangan dan lari dari tanggung jawab
Jika terjadi konflik rumah tangga, ia selalu menuduh Mama sebagai akar penyebab masalah dan Mama harus memperbaiki semua kesalahan ini. Ia juga mengabaikan kewajiban dan lari dari tanggung jawab.
Jelas, hal ini dapat berdampak negatif terhadap psikologis Mama dan hubungan pernikahan kalian. Mama akan dibebani tanggung jawab yang besar dan menjadi tertekan.
Jika terjadi perselisihan, sebaiknya pasangan suami istri harus bertanggung jawab, berbagi tugas dan menyelesaikan masalah bersama.
10. Meragukan pasangan dan ikatan pernikahan kalian
Mama mungkin sudah menyadari tengah terjebak dalam hubungan yang tak sehat. Namun, Mama masih ragu apakah ingin mempertahankan hubungan ini atau tidak.
Pasalnya, meragukan pasangan dan ikatan pernikahan dapat membuat kalian semakin terjebak dalam toxic relationship.
Pertama, tanyakan pada diri sendiri. Jika Mama memiliki keraguan saat ini, apakah suatu saat nanti di masa depan merasa yakin bisa memercayai pasangan? Lalu tanyakan juga, apakah dalam hubungan pernikahan ini Mama aman dalam artian tidak ada kekerasan dan tekanan secara fisik dan emosional?
Setelah menemukan jawabannya, Mama yang akan menentukan apakah hubungan pernikahan kalian masih bisa diselamatkan atau tidak.
Nah Ma, itulah beberapa kebiasaan pasangan suami istri yang menandakan toxic relationship. Semoga kalian berdua bisa lebih bijak dalam mengambil setiap keputusan dalam berumah tangga.
Baca Juga
- Bagaimana Toxic Relationship Bisa Berpengaruh Terhadap Kesehatan?
- Wajarkah Bertahan dalam Toxic Relationship Hanya karena Cinta?
- Dapat Kekerasan Verbal & Fisik? Ini 5 Cara Keluar dari Toxic Marriage