7 Kesalahpahaman tentang BDSM yang Perlu Diklarifikasi
Sebelum banyak berasumsi, sebaiknya pahami dulu soal BDSM!
23 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buat seseorang yang pernah menonton film Fifty Shades of Grey pastinya sudah tak asing lagi dengan aktivitas seksual BDSM.
BDSM merupakan singkatan dari Bondage and Discipline (BD), Domination and Submission (DS), Sadism and Masochism (SM). Dengan katan lain, BDSM adalah 'permainan seks' yang merujuk pada beberapa tindakan yang tidak menyenangkan, seperti mencambuk, mengikat atau membungkam pasangannya saat sesi bercinta.
Namun, terlepas dari hal itu BDSM termasuk kegiatan seksual yang menyenangkan untuk penikmatnya meski kerap disalahpahami oleh banyak orang sebagai tindakan penyimpangan.
Nah, sejauh mana pemahaman Mama soal aktivitas seksual seperti di dalam film Fifty Shades of Grey ini? Jika ingin mengetahui informasi serta pengetahuan baru, dilansir dari Elite Daily kini Popmama.com telah merangkum beberapa kesalahpahaman tentang BDSM yang perlu dipahami.
1. Salah satu pihak mengalami pemaksaan saat melakukan BDSM
Banyak orang beranggapan bahwa mereka yang terlibat dalam BDSM dipaksa melakukan hal yang tidak inginkan olehnya, terutama oleh pihak yang mendominasi selama sesi bercinta.
Padahal, seperti hubungan seksual pada umumnya yang terjadi atas kemauan dari kedua belah pihak. BDSM merupakan hubungan konsensual di mana pasangan yang terlibat sebelumnya telah melakukan pembicaraan dan saling meminta persetujuan. Jadi tidak ada pemaksaan ketika melakukan hubungan seksual ini.
"Kegiatan dapat mencakup kontak fisik yang memunculkan tindakan kekerasan, tetapi sebenarnya itu adalah aktivitas seksual yang telah disepakati." kata Brianne McGuire, pembawa acara podcast Komunikasi Seks.
2. BDSM selalu melibatkan seks penetrasi
Meski aktivitas ini dilakukan untuk melepaskan hasrat seksual, namun BDSM nyatanya tak selalu berkaitan tentang seks.
Aktivitas BDSM pun sering sekali tak melibatkan penetrasi untuk mencapai klimaks. Para penikmat BDSM mungkin akan menyiksa, mengikat atau menutup mata pasangannya. Namun, bisa saja tidak terjadi hubungan seks di atas ranjang.
"BDSM adalah aktivitas yang dapat memberikan banyak peluang untuk kesenangan dan keintiman yang lebih dalam, bahkan tidak ada hubungannya dengan seks," kata Cassard.
Editors' Pick
3. BDSM adalah tentang fantasi perbudakan
Fantasi seksual dalam aktivitas BDSM tidak selamanya hanya soal perbudakan atau bondage saja yang terbilang ekstrem karena melibatkan adegan penyiksaan. Namun, ada juga fantasi dalam BDSM yang ringan seperti mengenakan penutup mata atau roleplaying.
"Tidak ada gaya atau metode yang benar atau salah mengenai BDSM. Aktivitas ini adalah tentang menemukan dan menyesuaikan apa yang tepat untuk kamu terlepas dari peran yang dijalani," kata Lola Jean seorang pendidik seks dan ahli kesehatan mental.
4. Pihak yang dominan selalu menjadi yang menguasai
Dalam BDSM terdapat istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan peran dirinya sendiri dan pasangan, misalnya peran dominance berarti sebagai pihak yang mendominasi dan submission pihak yang tunduk.
Namun, pasangan yang cenderung lebih mendominasi dalam hubungan, nyatanya tak harus menjadi pihak yang mendominasi pula selama menjalani aktivitas BDSM. Mereka bisa saja bergantian memilih peran tergantung suasana hati dan preferensi satu sama lain.
5. BDSM adalah tentang kekuasaan
BDSM tidak selalu tentang kekuasaan. Mungkin beberapa orang terlibat dalam permainan kekuasaan dan menikmati peran sebagai dominance atau submissive. Namun, permainan kekuasaan tersebut bisa saja disalahgunakan.
Contohnya saja terdapat unsur kekerasan yang dilakukan tanpa persetujuan saat melakukan aktivitas BDSM.
"Ada kesalahpahaman tentang kekuasaan yang mengakibatkan individu menggunakan kekuatan itu secara tidak bertanggung jawab," kata Lola Jean seorang pendidik seks dan ahli kesehatan mental.
6. BDSM termasuk tindakan menyimpang dan kelainan seksual
Banyak orang menganggap BDSM termasuk tindakan menyimpang dan kelainan seksual. Kayna Cassard, terapis seks dan pendiri Intuitive Sensuality menjelaskan bahwa menjadi penikmat BDSM tidak akan membuat seseorang menjadi "buruk" atau "memalukan".
BDSM hanyalah salah satu bentuk kesenangan seseorang.
"Tidak ada alasan untuk merahasiakan BDSM jika kamu tidak mau, karena tidak ada yang memalukan menjadi seorang penikmat BDSM," kata Cassard.
7. BDSM itu selalu tentang rasa sakit dan penyiksaan
Mereka yang berpikir bahwa BDSM selalu tentang rasa sakit dan penyiksaan. Ini sebenarnya hanyalah kesalahpahaman paling umum. Pada kenyataannya, pasangan dapat melakukan aktivitas BDSM tanpa rasa sakit sama sekali.
Semua jenis kontak fisik dapat dilakukan dengan hati-hati atas persetujuan kedua pihak.
Selain itu pendidik seks, Lina Dune menekankan pentingnya melakukan aftercare seperti pelukan serta memastikan kondisi satu sama lain baik-baik saja setelah melakukan aktivitas BDSM. Ini bertujuan keduanya tidak canggung dan merasakan keintiman emosional yang sama.
Nah, itulah beberapa kesalahpahaman tentang BDSM yang perlu diklarifikasi agar semakin dipahami. Semoga menjadi informasi yang bermanfaat untuk disimak ya, Ma.
Baca juga:
- 4 Fakta BDSM sebagai Alternatif Cara Memuaskan Pasangan saat Bercinta
- 5 Manfaat BDSM untuk Kesehatan dan Rumah Tangga, Begini Kata Ahli
- Bikin Terangsang, 10 Fantasi Seksual Ini Paling Aneh yang Pernah Ada