5 Perbedaan antara Pasangan yang Tulus dan Toxic dalam Pernikahan
Beberapa orang tidak menyadari, sedang terjebak dalam hubungan tidak sehat
2 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi pasangan yang terikat dalam hubungan romantis, cinta adalah sebuah emosi atau perasaan yang indah dan berharga. Seseorang akan benar-benar merasakan cinta yang tulus setelah menemukan pasangan hidup yang tepat.
Namun, beberapa orang terkadang salah mengartikannya. Perilaku yang mungkin tampak seperti ketulusan, padahal sebenarnya justru toxic atau tidak sehat serta hanya akan menyiksa.
Nah Ma, penasaran seperti apa perbedaan antara pasangan yang tulus dan toxic dalam pernikahan? Kali ini Popmama.com telah merangkumnya dari Times of India.
Disimak, ya!
1. Pasangan yang tulus selalu mendukung satu sama lain
Pasangan yang mencintai dengan tulus selalu menginginkan hal terbaik untuk satu sama lain. Kalian selalu ada dan saling mendampingi dan mendukung selama proses pengembangan diri.
Daripada selalu mengeluhkan kebiasaan jelek pasangannya, Mama dan Papa bisa berdiskusi mengenai hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dari diri satu sama lain.
Namun, dalam hubungan yang toxic, kalian hanya fokus pada hubungan yang terlihat di luarnya saja. Dia ingin hubungan itu tampak ideal menurut standar orang lain. Bahkan merasa tidak peduli dengan perasaan pasangannya sendiri.
Editors' Pick
2. Pasangan yang toxic sangat posesif dan tidak menghargai privasi
Pasangan yang tulus, memberikan kenyamanan dan kebebasan untuk menjadi diri sendiri.
Tak hanya berperan sebagai istri dan seorang Mama, suami memberi kebebasan kepada pasangannya untuk berinteraksi dengan teman-teman dan menjalin persahabatan yang bermakna. Selain itu, kita juga bisa melakukan hobi tanpa perlu khawatir akan ditegur.
Di sisi lain, pasangan yang toxic selalu melanggar batas dan tidak menghargai privasi satu sama lain. Sebagai suami, ia sangat posesif dan suka melarang-larang istrinya untuk keluar rumah, bahkan ketika ingin pergi dengan temannya sendiri.
Ia juga selalu bergantung dan merasa seolah-olah tidak bisa hidup tanpa pasangannya. Namun, jangan salah paham, hal ini sama sekali tidak romantis. Sikap tersebut justru bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental seseorang.
3. Pasangan yang tulus menumbuhkan keintiman dari cinta dan kepercayaan
Dalam cinta sejati, keintiman adalah pilihan bebas yang tumbuh dari cinta, kepercayaan, perhatian serta persahabatan.
Dalam cinta beracun dan tak sehat, seks adalah sesuatu yang membuatmu merasa seperti tertekan karena ada rasa takut, rasa tidak aman, dan perasaan seolah-olah kamu harus menyesuaikan diri dengan hasrat seksual pasanganmu.
4. Pasangan yang toxic selalu mementingkan dirinya sendiri
Pasangan yang tulus akan menerima satu sam lain dengan apa adanya. Setiap orang memiliki kekurangan dalam dirinya. Setiap kebiasaan baik maupun buruk adalah bagian dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengubahnya.
Namun, pasangan yang toxic selalu terobsesi untuk mengubah seseorang sesuai dengan keinginan mereka. Tidak ada keinginan untuk saling melengkapi kekurangan dan mencintai dengan apa adanya.
Kalau sudah begini, kedua individu tidak akan pernah bisa memenuhi harapan satu sama lain.
5. Pasangan yang tulus memiliki diskusi yang sehat dan membangun
Pasangan yang tulus akan memiliki topik pembicaraan yang sehat dan membangun. Kebiasaan ini sangat bermanfaat dan membuat keduanya bisa saling memahami, membantu, bahkan menyampaikan rasa cintanya terhadap satu sama lain.
Di sisi lain, pasangan yang toxic selalu mementingkan egonya masing-masing saat sedang berbicara. Daripada berusaha untuk saling memahami, ia akan bersikap manipulatif dan membuat istrinya menuruti semua kemauannya secara sukarela.
Nah Ma, itulah beberapa perbedaan antara pasangan yang tulus dan toxic. Apakah Mama sudah mulai menemukan perbedaannya?
Baca juga:
- 6 Kebiasaan yang Membuat Suami Istri Terjebak dalam Toxic Relationship
- 10 Kebiasaan Pasangan Suami Istri yang Menandakan Toxic Relationship
- Wajarkah Bertahan dalam Toxic Relationship Hanya karena Cinta?