Ada batasan yang sangat tipis antara sikap 'peduli' dan 'obsesi' terhadap pasangannya. Terkadang sulit untuk membedakan kedua hal tersebut. Oleh karenanya, banyak suami istri yang terjebak dalam toxic relationship atau hubungan tidak sehat.
Apabila segala macam bentuk perhatian yang ditunjukkan oleh suami membuat Mama merasa bersalah, takut, atau bahkan rendah diri. Hal ini menandakan bahwa ia sangat terobsesi dan ingin memegang kendali atas kehidupan pasangannya.
Kompromi adalah upaya untuk mencapai kesepakatan bersama, saat terjadi perbedaan pendapat antara suami istri. Dalam prosesnya, kedua pihak saling mendengarkan untuk memahami kebutuhan dan keinginan satu sama lain.
Namun, suami yang suka mengontrol, cenderung langsung membuat keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan perasaan pasangannya.
2. Menetapkan aturan dan melanggarnya sendiri
Freepik/wayhomestudio
Setiap hubungan memiliki aturan yang sudah ditetapkan oleh kedua pihak.
Apabila ia mulai mengabaikan aturan tersebut, namun justru marah besar apabila pasangannya yang melanggar. Bisa dibilang suami menunjukan tanda-tanda suka mengontrol.
3. Selalu menghakimi pasangannya dan merasa paling benar
Pexels/Yan Krukov
Pasangan yang benar-benar peduli, akan membuat Mama merasa nyaman untuk berbicara dengan terbuka mengenai segala hal. Baik itu tentang masalah keuangan, psikologi ataupun seksual.
Sebaliknya, pasangan yang suka mengontrol cenderung membuat Mama takut karena sifat mereka yang suka menghakimi. Daripada mencoba untuk memahami, ia akan menyalahkan karena merasa paling benar.
Misalnya belakangan ini Mama sering mengonsumsi makanan tidak sehat.
Pasangan yang peduli akan memotivasi istrinya untuk makan lebih banyak sayuran dan berolahraga. Ia juga akan menjelaskan dengan baik-baik pentingnya menerapkan kebiasaan tersebut agar tubuh lebih sehat.
Sebaliknya, pasangan yang suka mengontrol akan memaksa Mama untuk diet ketat dan olahraga karena ingin penampilan istrinya lebih langsing dan seksi.
Belum lagi, ia juga akan mengatakan bahwa, "ini demi kebaikanmu sendiri'. Padahal, kita tidak perlu melakukannya apabila sudah puas dan bahagia dengan diri sendiri.
5. Melanggar privasi pasangannya
Freepik/KamranAydinov
Wajar jika seseorang ingin tahu lebih banyak mengenai pasangannya.
Namun, sebagai individu kita memiliki hak atas privasi yang tidak boleh dilanggar. Bahkan setelah menikah pun, ada beberapa istri yang memilih untuk tidak mengungkapkan hal-hal tertentu pada suaminya karena suatu alasan.
Untuk sebagian orang, ada hal-hal sensitif yang tidak nyaman untuk dibagikan. Apabila pasangan kita tidak mau mengerti dan terus memaksa untuk diberitahu, itu berarti ia tidak peduli lagi dengan perasaan istrinya.
Sifat ingin tahu tersebut, bukan hanya sekadar rasa penasaran saja. Dia akan mencari tahu lebih banyak untuk menemukan kelemahan istrinya, walaupun harus melanggar privasi.
Suatu hari nanti, bisa-bisa ia akan menggunakan kelemahan itu untuk mengancam dan mengendalikan.
6. Membuat pasangannya insecure dan meragukan diri sendiri
Freepik
Apabila Mama punya ambisi besar, namun peluang keberhasilannya cenderung kecil, pasangan yang benar benar peduli akan mengatakan, "Kamu belum siap untuk melakukannya."
Ia tidak memberikan harapan palsu, tetapi di sisi lain ia percaya bahwa istrinya bisa dan mampu mewujudkan mimpinya. Dia akan terus memotivasi untuk meningkatkan keterampilan.
Sebaliknya, pasangan yang suka mengontrol, akan mematahkan semangat istrinya bahkan sebelum mencoba. Ia selalu membuat Mama insecure dan meragukan diri sendiri.
Lagi-lagi semua demi kebaikan istrinya, ia juga sering mengatakan "Aku takut kamu akan kecewa jika tidak berhasil,"
7. Membatasi hubungan pasangannya dengan keluarga dan teman
Freepik/yanalya
Suami akan membatasi hubungan istrinya dengan keluarga dan teman-teman. Ia juga tidak ragu membicarakan hal-hal buruk mengenai mereka, akhirnya Mama terpengaruh dan menjaga jarak.
Hal ini bisa jadi karena ia terlalu terobsesi, takut dan curiga, apabila istrinya mengabaikannya atau bahkan selingkuh.
Sebaliknya, pasangan yang benar-benar peduli akan mencoba melindungi Mama dari orang-orang tidak baik. Namun, tidak melarang jika hanya sekadar bicara dengan mereka.
8. Membuat pasangannya tidak bahagia
Freepik/pressfoto
Tidak ada hubungan yang membuat kita merasa rendah diri, takut serta tidak bahagia. Jika pasangan Mama benar-benar peduli, ia akan membuat istrinya merasa dihargai, dilindungi, dan dicintai dengan apa adanya.
Sebaliknya, pasangan yang suka mengontrol akan membuat kita terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Saat terjadi konflik rumah tangga, ia cenderung akan mengancam dengan perceraian. Pada akhirnya, Mama terus merasa bersalah, minta maaf dan tidak bahagia.
Nah, itulah beberapa tanda pasangan yang obsesif dan suka mengontrol. Perhatikan tanda-tandanya, sehingga bisa terhindar dari hubungan yang tidak sehat!