Komunikasi di dalam rumah tangga bisa dikatakan sehat, yakni ketika pasangan suami istri saling terbuka dan jujur tentang kebutuhan serta keinginan masing-masing.
Komunikasi menjadi kunci utama dalam kesuksesan hubungan pernikahan. Terkadang kita merasa telah membangun komunikasi yang baik, padahal kenyataannya belum tentu.
Misalnya saat Mama selalu mengingatkan suami untuk menaruh barang-barang sesuai tempatnya agar ia gampang mencarinya. Mama mungkin melakukan hal tersebut demi kebaikan suami. Namun, bisa jadi ia hanya mendengarnya sebagai omelan belaka.
Kumpulan Tips Membangun Komunikasi yang Sehat dan Efektif untuk Suami Istri
1. Hentikan kebiasaan mengomel
Freepik/master1305
Ketika pekerjaan rumah tangga sudah sangat menumpuk, apalagi karena sudah merasa lelah kita cenderung melampiaskannya pada suami. Apalagi jika suami tak berinisiatif untuk membantu. Kemudian Mama sebagai istri akan mulai mengomel seperti ini:
"Apa kamu nggak lihat cucian piring sudah menumpuk di dapur!"
Mengungkapkannya dengan kalimat sindiran hanya akan membuat suami merasa diremehkan dan direndahkan. Lebih baik gunakan kata-kata yang halus untuk meminta bantuan suami, sehingga maksud dan keinginan kita bisa tersampaikan dengan baik, seperti ini.
“Aku akan sangat menghargai kalau kamu mau membantu ... ”
“Aku senang saat kamu ikut membantu … ”
Editors' Pick
2. Pasangan tidak bisa membaca pikiran satu sama lain
Freepik/yanalya
Pasangan suami istri biasanya percaya bahwa setelah lama berumah tangga, keduanya akan sangat mengenal satu sama lain dengan baik.
Hal tersebut membuat mereka berpikir bahwa pasangannya bisa langsung paham bagaimana isi hati dan pikirannya, bahkan tanpa harus diungkapkan secara lisan.
Para terapis pernikahan menjelaskankan bahwa suami istri yang sudah lama menikah pun tidak dapat membaca pikiran satu sama lain.
Jika membutuhkan sesuatu dari pasangan, cobalah untuk belajar mengungkapkannya dengan minta tolong. Kalau hanya menebak-nebak saja, maka akan membuat frustrasi dan memicu terjadinya kesalahpahaman.
3. Ungkapkan dengan cara yang dipahami suami
Freepik/pressfoto
Cara terbaik membuat suami agar mau mendengarkan Mama, yakni dengan membuat mereka melihat dari sudut pandang Mama.
Hubungkan situasi saat ini dengan situasi yang familiar untuk mereka. Mama bisa menggunakan contoh yang bisa dipahami suami.
Misalnya suami Mama adalah seorang pekerja konstruksi. Ia selalu lupa melepas sepatu dan mengotori lantai yang sudah di pel oleh Mama. Hal ini tentunya bikin frustasi karena suami tak mau mendengarkan.
Nah, Mama bisa mengungkapkannya dengan cara seperti ini:
“Kalau kamu lupa melepas sepatu saat masuk rumah, lantai yang sudah kubersihkan jadi kotor. Coba bayangkan gimana perasaanmu kalau aku datang ke lokasi konstruksi dan mengacaukan proyek yang sedang kamu kerjakan?"
Dengan begitu, suami akan lebih berempati terhadap keinginanmu.
4. Buatlah keputusan bersama untuk mengatasi konflik
Freepik/Senivpetro
Menyelesaikan konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang harus ditanggung sendirian. Setelah menikah pasangan suami istri merupakan satu tim yang harus bisa saling berkolaborasi.
Buatlah keputusan bersama untuk memecahkan masalah. Identifikasi akar penyebabnya. Kunci pemecahan masalah yang hebat adalah empati, komunikasi dan saling mendengarkan.
5. Mengikuti webinar pernikahan
Freepik/yanalya
Mama dan Papa bisa mengikuti webinar pernikahan di waktu senggang kalian. Ada banyak seminar pernikahan secara online yang dirancang untuk membantu pasangan agar bisa memahami satu sama lain dengan lebih baik.
Webinar pernikahan biasanya membahas topik populer seputar permasalahan rumah tangga. Seperti menetapkan tujuan bersama sebagai pasangan suami istri, membangun kasih sayang dan empati serta membangun komunikasi dan keintiman.
Nah Ma, itulah beberapa tips membangun komunikasi yang sehat bersama pasangan.