9 Topik yang Sebaiknya Jangan Didiskusikan dengan Orangtua
Jangan diskusikan topik ini jika tak ingin masalah menjadi semakin rumit!
28 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apabila ingin punya hubungan yang terbuka dan sehat dengan orangtua, rasanya tak masalah untuk membiarkan mereka terlibat dalam setiap peristiwa yang terjadi di hidup Mama.
Namun, ternyata ada beberapa situasi di mana keterlibatan mereka malah memperumit keadaan. Padahal, Mama mengharapkan orangtua dapat bersikap bijak dan mendengarkan segala keluh kesah anaknya tanpa menghakimi.
Dalam kasus ini, tak apa-apa untuk menarik batasan. Faktanya, ada beberapa topik sensitif yang sebaiknya jangan didiskusikan dengan orangtua. Selain bikin masalah jadi semakin rumit, membicarakan hal tersebut hanya akan membuat mereka khawatir.
Nah Ma, penasaran kira-kira topik apa saja yang sebaiknya tidak didiskusikan dengan orangtua. Kali ini Popmama.com telah merangkumnya dari Bright Side.
Yuk Ma, disimak!
1. Pola asuh anak yang tepat
Apakah orangtua kerap mengkritik pola asuh Mama terhadap anak-anak yang mereka anggap salah. Apalagi mereka juga mengatur ulang apa yang telah Mama terapkan pada anak-anak dengan susah payah?
Padahal, pola asuh anak tentunya berubah dari generasi ke generasi, jadi Mama mungkin menganggap ide mereka ketinggalan zaman. Namun, boleh saja jika Mama ingin meminta saran dari mereka.
Sebaliknya jika tidak perlu saran, Mama hanya perlu mendengarkan dan mengambil hal-hal yang baiknya saja. Ingatlah, tidak ada yang tahu bagaimana cara membesarkan anak kecuali Mamanya sendiri sebagai orangtua.
2. Masalah yang sedang dihadapi suami
Baik itu kesulitan di tempat kerja, masalah kesehatan, atau kebiasaan jelek suami, terkadang memang membuat frustasi. Namun, sebaiknya jangan diskusikan hal ini dengan orangtua. Sebab, bisa menimbulkan spekulasi, kekhawatiran serta penilaian karakter yang salah. Orangtua pun bisa-bisa kehilangan kepercayaan atau menganggap remeh suami Mama.
Misalnya saja Mama bercerita bahwa suami sedang menghadapi masalah terkait pekerjaan di kantornya. Orangtua yang mendengarnya mungkin berasumsi bahwa suami Mama akan segera berhenti kerja atau dipecat dan kalian akan jatuh miskin. Oleh karena itu, sebaiknya diskusikan masalah tersebut berdua dengan suami saja.
Selain itu, membagikan detail kehidupan suami secara berlebihan dapat dianggap melanggar privasi mereka. Suami mungkin tak ingin informasi pribadinya dibagikan kepada keluarga Mama. Oleh karenanya, sebaiknya Mama jangan mengkhianati kepercayaan mereka.
3. Hubungan yang tak akur dengan anggota keluarga lainnya
Di momen-momen khusus seperti peringatan hari raya dan tahun baru, biasanya seluruh keluarga besar akan berkumpul. Saat itulah, pertengkaran antar anggota keluarga bisa saja terjadi, misalnya dengan sepupu atau paman dan bibi. Biasanya malah disebabkan oleh hal-hal sepele, seperti perbedaan opini.
Nah, sebaiknya Mama tak perlu mendiskusikan hal ini dengan orangtua. Setiap orangtua tentunya ingin membela anaknya. Apalagi jika mereka hanya mendengarkan perkara ini dari satu pihak saja. Bisa-bisa mereka tersulut emosi dan memicu pertengkaran yang lebih besar dengan anggota keluarga lainnya.
Editors' Pick
4. Kebiasaan jelek sehari-hari
Ada beberapa aspek dalam kehidupan Mama yang tidak diperlihatkan pada orang tua. Mungkin Mama punya pola makan yang tak sehat, jadwal tidur yang kacau atau malas olahraga.
Bagi Mama hal-hal tadi hanya rutinitas, tetapi bagi orangtua, ini bisa terlihat seperti perilaku sembrono dan berbahaya. Jadi, sebaiknya simpan setiap detail kehidupan Mama sendiri saja.
5. Kesalahan orangtua di masa lalu
Tak ada orangtua yang sempurna, sekali dua kali mereka pasti pernah melakukan sesuatu yang menyakiti Mama sebagai seorang anak.
Trauma masa kecil bisa sangat dalam dan berdampak besar pada hidup Mama. Namun, tak mengungkitnya kembali di depan orangtua. Mama hanya akan membuat mereka dan diri sendiri terluka karena mengingat kembaki rasa sakitnya.
Sebaliknya, berikan pujian dan apresiasi untuk mereka atas hal-hal positif yang telah dilakukan untuk menebus kesalahan di masa lalu.
6. Konflik dalam rumah tangga
Semua pasangan suami istri pasti bertengkar dan ini normal. Namun, sepertinya tidak bijaksana jika Mama lari dan mengeluh kepada orangtua mengenai kesalahan suami.
Sebab hari ini Mama dan suami bertengkar, besok kalian berbaikan dan berinteraksi seperti biasa. Sementara orangtua Mama, bisa saja tidak menganggapnya demikian.
Pertengkaran kecil bisa merusak citra suami di mata mereka selamanya. Orangtua itu protektif, jadi jangan membuat mereka membenci suami Mama karena hal ini.
Namun, lain halnya jika Mama adalah korban kekerasan dalam rumah tangga. Tentu saja Mama harus memberi tahu orangtua tentang hal itu.
7. Masalah keuangan keluarga
Mama mungkin membelanjakan uang dengan cara yang tidak dimengerti atau disetujui oleh orangtua. Apalagi jika mereka tiba-tiba ikut campur mengelola keuangan rumah tangga.
Mereka mungkin bermaksud baik dan khawatir apabila Mama sewaktu-waktu akan mengalami masalah keuangan. Namun, Mama juga orang dewasa yang mandiri dan punya rencana keuangan sendiri. Oleh karenanya, hal ini bisa bikin frustasi.
Sebetulnya tak apa-apa jika sesekali boros saat berbelanja, selama Mama mandiri dan tak meminta uang tambahan dari orangtua.
8. Kesehatan mental
Kesehatan mental memang topik yang sulit untuk diungkapkan. Mama mungkin menganggap orang terdekat harus tahu apa yang terjadi denganmu.
Sayangnya, seringkali orangtua tak cukup memenuhi syarat untuk berdiskusi tentang hal itu. Mereka akan beralih ke mode panik, apalagi jika mereka tidak cukup mengerti terkait kesehatan mental. Sikap mereka tersebut hanya akan menambah stres bagi kedua belah pihak.
Tentu saja, Mama dapat berbagi kesulitan dan meminta dukungan dari mereka. Namun, sebaiknya jangan membagikan secara detail kondisi mental Mama. Sebaiknya, Mama berkonsultasi dengan seorang profesional seperti psikolog untuk menanganinya.
9. Rencana karier di masa depan
Misalnya Mama memiliki pekerjaan di kantor bergengsi dengan gaji yang bagus, namun sejak dulu Mama punya cita-cita ingin menjadi seorang pengusaha.
Mengubah karier di usia yang sudah tak muda lagi tentunya akan menjadi jalan yang panjang dan berbatu. Mama harus sekolah lagi untuk mempelajari bisnis, merintis usaha sendiri dari bawah serta membangun reputasi diantara banyaknya pesaing bisnis.
Apabila Mama berbagi tentang keinginan ini dengan orangtua, mereka akan mulai khawatir. Mama kemudian menjelaskan alasannya dan meyakinkan mereka atas risiko yang akan dihadapi, namun tak ada jaminan orangtua akan mengerti.
Selanjutnya mereka mungkin membuat Mama cemas, tertekan dan hancur oleh beban serta harapan mereka. Jadi, mungkin lebih baik memberi tahu mereka kabar baiknya saja setelah bisnis Mama berjalan lancar.
Nah Ma, itulah beberapa topik yang sebaiknya tidak di diskusikan dengan orangtua. Namun, jangan sampai hubungan di antara kalian jadi renggang.
Habiskan waktu bersama orangtua, dengan membicarakan hal-hal baik saja. Tentunya Mama tak ingin mereka khawatir, bukan?
Baca juga:
- 9 Cara Orangtua untuk Membangun Kepercayaan dengan Anak
- Sering Tak Disadari, Ini 7 Dosa Orangtua Terhadap Anak
- Cara Mengatasi Perbedaan Pola Asuh Anak dengan Orangtua