Tata Cara Salat Gaib Jenazah Laki-Laki
Salat gaib dilakukan saat keberadaan jenazah tak mampu dijangkau
2 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salat jenazah bagi orang muslim hukumnya ialah fardhu kifayah. Artinya, seorang muslim wajib melakukannya, namun apabila saudara muslim lainnya telah melakukan, maka kewajibannya akan gugur. Hal yang sama berlaku juga dengan mengurus jenazah, mulai dari memandikannya hingga menguburnya.
Kematian merupakan takdir yang tak bisa diprediksi. Tak ada seorang pun yang tahu kecuali Allah SWT tentang kapan dan bagaimana itu akan terjadi pada tiap-tiap manusia. Ada beberapa manusia yang takdirnya meninggal dalam keadaan raganya sudah tak berwujud atau tidak dapat ditemukan.
Meski kita tidak bisa mengurus jenazah tersebut, namun kita masih bisa memanjatkan doa melalui salat jenazah. Inilah yang kemudian dikenal sebagai salat gaib, ibadah salat yang ditunaikan ketika saudara muslim meninggal jauh di luar negeri, tenggelam, kebakaran, atau tidak dapat dijangkau.
Berikut Popmama.com telah merangkum tata cara salat gaib jenazah laki-laki. Setiap muslim hukumnya wajib mempelajari hal ini.
Yuk, simak informasinya!
Editors' Pick
Perbedaan Salat Jenazah dan Salat Gaib
Umumnya, umat muslim akan datang ke rumah duka untuk melayat. Mereka akan memanjatkan rangkaian doa untuk jenazah dan memberikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
Ketika melayat, umat muslim akan melakukan salat jenazah untuk mendoakan jenazah, memohon ampun Allah untuk jenazah. Jenazah ditempatkan di depan orang-orang salat setelah dimandikan dan dikafani.
Salat jenazah sendiri tidak memiliki banyak perbedaan dengan salat gaib. Perbedaannya hanya ada pada niat dan ada atau tidaknya keberadaan jenazah di depannya. Karena kondisi jenazah yang tak memungkinkan untuk ada di depan orang-orang salat, maka salat gaib dilakukan tanpa keberadaan jenazah.
Selain itu, berbeda dengan salat jenazah yang wajib dilakukan secara berjamaah, salat gaib dapat dilakukan baik berjamaah atau sendiri (munfarid). Dengan begitu, setiap orang bisa melakukan salat gaib di mana pun dan kapan pun tanpa ada batasan.
Tata Cara Salat Gaib
Sama halnya salat jenazah seperti biasa, salat gaib dilakukan dengan empat takbir tanpa rukuk dan sujud.
Tentunya orang yang hendak melakukan salat gaib wajib berwudu terlebih dahulu. Hukum wudu sebelum salat ialah wajib, dikarenakan itu merupakan salah satu syarat sah salat.
Untuk pelaksanaan salat gaib, berikut detail tata cara salat gaib lengkap dengan bacaan yang harus dilafalkan:
- Berdiri bila mampu
Jika salat lima waktu dilakukan mulai berdiri, rukuk, sujud, hingga duduk, salat jenazah dilakukan hanya dengan berdiri, tanpa rukuk dan sujud.
Namun demikian, Allah memudahkan siapa pun yang tak mampu berdiri (karena sakit, cacat, atau karena hal lain) agar bisa melaksanakan salat dengan posisi duduk, tidur, atau disesuaikan dengan cara yang mampu dilakukannya.
Jika melakukan salat gaib secara jamaah, maka imam disunahkan maju di depan para makmum. Akan tetapi, jika para makmum tidak mendapatkan tempat yang cukup, boleh bagi mereka untuk berbaris di sebelah kanan atau kiri imam.
- Niat
Niat dilakukan sebaiknya diucapkan dalam hati dengan sepenuh hati. Bacaan niat sendiri juga ada yang memperbolehkan tidak dilafalkan karena pada dasarnya, niat itu datangnya dari dalam diri.
Niat disesuaikan dengan jenis kelamin jenazah dan namanya. Untuk jenazah laki-laki, bacaan niat salat gaibnya sebagai berikut:
اُصَلِى عَلىَ المَيِّتِ اْلغَائِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلِكفَايَةِ للهِ تعالى
Ushallî ‘alâ mayyiti (sebutkan nama jenazah) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman / ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya berniat melakukan salat jenazah (sebutkan nama jenazah) yang ada di tempat lain, empat takbir dengan hukum fardhu kifayah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”
- Takbir pertama, kemudian membaca surat Al-Fatihah
Setelah takbir pertama yang merupakan takbiratul ihram, selanjutnya adalah membaca surat Al-Fatihah yang didahului dengan bacaan Ta’awudz.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ َصِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّي
Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lilla hi rabbil 'alamiin. Ar rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim waladh-dhaalliin.
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan kepadanya, bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
- Takbir kedua, kemudian membaca selawat nabi
Setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan lagi bacaan takbir dan kemudian membaca selawat nabi sebagaimana bacaan dalam Tasyahud dalam salat lima waktu.
.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim innaka hamid majid. Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim innaka hamid majid.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana yang Engkau limpahkan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana yang Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluara Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”
Atau diperbolehkan juga untuk menyingkat bacaannya dengan sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ
Allohumma solli 'alaa Muhammad.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad.”
- Takbir ketiga, kemudian mendoakan jenazah
Hal yang dilakukan selanjutnya setelah takbir ketiga adalah membaca doa untuk jenazah. Adapun doa ini mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, disesuaikan dengan jenis kelaminnya. Doa untuk jenazah laki-laki adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمهُ وعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ ، وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ ، وَ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ومِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allahummagfir lahû warhamhû wa’fu ‘anhû. Wa naqqihi minal khathâyâ kamâ yunaqqast tsaubul abyadhu minad danas. Wa abdilhu dâran khairan min dârihî. Wa ahlan khairan min ahlihî wa zaujan khairan min zaujihî. Wa adkhilhul jannata wa a’idh humin ‘adhabil qabri wamin ‘adha bin naar.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia, sayangilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran. Ganti rumahnya (di dunia) dengan rumah yang lebih baik (di akhirat) serta gantilah keluarganya di dunia dengan keluarga yang lebih baik, dan istri di dunia dengan istri yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam jannah (surga) dan lindungilah ia dari siksa kubur.”
- Takbir keempat, lalu salam
Setelah takbir keempat, hendaknya jemaah salat diam sejenak sebelum kemudian mengucapkan salam satu kali ke arah kanan berdasarkan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Diperbolehkan juga untuk menambah salam yang kedua ke arah kiri.