Curhat soal Pasangan, Rachel Vennya Akui Tak Ingin Ekspektasi Lebih
Rachel Vennya sempat memiliki trauma dalam membangun komitmen
28 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nama Rachel Vennya pastinya sudah tak asing di telinga masyarakat. Selebgram sekaligus influencer itu cukup aktif berbagi kegiatan di media sosial.
Baru-baru ini, Rachel Vennya diundang Cinta Laura melalui kanal YouTube PUELLA ID. Mama dua anak ini berkesempatan untuk membagikan kisah mengenai hidupnya, mulai dari pekerjaan hingga asmaranya.
Menjadi single mother tentunya merupakan hal yang berat dan menantang. Namun, Rachel tetap menjalaninya dengan senang hati hingga kedua anaknya, Xabiru dan Chava tumbuh dewasa.
Rachel juga berbicara mengenai komitmen yang hendak dibangun dalam hubungan asmaranya. Nah, berikut ini Popmama.com akan membahas curhatan Rachel Vennya secara mendalam.
1. Tidak merasa rendah diri walau menyandang status janda
Seperti diketahui, Rachel Vennya berpisah dari Niko pada 2021 lalu. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai dua anak yang sangat menggemaskan, yakni Xabiru Oshe Al Hakim dan Chava Al Hakim.
Menyandang status janda bukanlah hal yang diinginkan Rachel. Namun, dirinya mengaku tidak merasa rendah diri akan statusnya itu.
"Aku tuh merasa bukan orang yang rendah, karena aku ngerasa walau aku janda, aku nggak nyusahin, aku bisa cari uang sendiri, aku mengurus dua anak aku," jelas Rachel.
"Jadi, aku nggak ngerasa value aku sebagai seorang janda jadi turun, bikin aku jadi kecil hati dan malu untuk merasa kalau aku nggak deserve dapat cinta atau dapat pasangan," tambahnya.
Editors' Pick
2. Sempat merasa trauma dengan komitmen yang dibangun
Memiliki pasangan hidup adalah impian setiap orang. Menjalani pernikahan merupakan sebuah komitmen yang harus dibangun bersama pasangan untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Hal ini pula yang dirasakan oleh Rachel. Dirinya tak meragukan diri sendiri, namun ia merasa masih memiliki trauma dalam menjalani komitmen bersama pasangan.
"Traumatik yang aku rasain kaya aku lebih ke takut punya komitmen karena takut punya ekspektasi. Tapi bukan berarti aku meragukan diri aku sendiri, tapi aku meragukan komitmen itu sendiri," ungkapnya.