3 Fakta Ending Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur
Novel karya Muhiddin M. Dahlan ini mengisahkan sosok yang tersesat dari agamanya
9 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu novel berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur yang menjadi karya dari Muhiddin M. Dahlan diadaptasi ke dalam layar lebar. Novel ini sempat menimbulkan pro dan kontra akibat isi bukunya yang menyinggung sosok yang tersesat.
Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur diketahui telah terbit pada tahun 2003. Novel ini mengangkat kisah sosok mahasiswi bernama Nidah Kirani yang akrab disapa Kiran. Kiran memiliki problematika sosial yang membuatnya menyimpang dari norma agama.
Seperti apa faktanya? Marilah simak penjelasan dari Popmama.com terkait fakta endingnovel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur.
Yuk, disimak informasinya!
Editors' Pick
1. Kiran kembali bertaubat setelah melewati banyak kepahitan di dalam hidupnya
Kiran tumbuh dewasa dengan keyakinan terhadap agamanya sudah begitu rusak. Karena keyakinannya, Kiran seolah merasa selalu mendapatkan feedback yang selalu negatif dari Sang Pencipta. Ia bahkan diperlakukan dan dipandang oleh orang di sekitarnya secara tidak manusiawi.
Setelah melewati fase-fase yang mengguncang keimanan, Kiran melewatinya dengan kembali bertaubat. Taubat yang membawanya kembali, namun tidak sepenuhnya suci. Kiran kembali dengan sedikit masa lalu yang masih melekat.
2. Kehilangan sosok orangtua menjadi titik balik Kiran
Kiran diceritakan sebagai sosok anak yang disayangi papanya. Meskipun kondisinya sakit-sakitan, sang papa tetap memberikan yang terbaik untuk Kiran. Namun, Kiran memilih jalan yang menyimpang dan membuat sang papa meninggal dunia.
Kiran begitu merasa kehilangan setelah kejadian itu. Rasa kehilangan tersebut membuat Kiran hampa dan ditambah sudah melalui fase-fase yang menyakitkan.
Bisa dikatakan bahwa dari momen kehilangan orang tersayang ini menjadi titik balik untuk sosok Kiran. Keputusan Kiran untuk kembali ke jalan yang lebih baik untuk kehidupannya.