Hukum Tidak Mau Memaafkan Orang Lain
Tidak memaafkan orang lain membuat sulit berdamai dengan diri sendiri
26 Maret 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam ajaran Islam, memaafkan orang lain merupakan salah satu nilai yang sangat ditekankan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia, tetapi juga berimplikasi pada kesejahteraan batin dan spiritual seseorang.
Namun, terdapat pula hukum yang mengatur sikap seseorang yang tidak mau memaafkan orang lain, dan betapa pentingnya untuk menyadari dampak dari tindakan tersebut. Ketidakmampuan untuk memaafkan dapat mendatangkan masalah, baik dalam hubungan antar individu maupun dalam hidup pribadi seseorang.
Berikut Popmama.com merangkum hukum tidak mau memaafkan orang lain secara lebih detail.
Yuk, disimak informasinya!
Editors' Pick
Hukum Seseorang yang Tidak Mau memaafkan Orang Lain
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۚ فَمَن عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Artinya:
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim." (QS. Asy-Syura:40)
Ayat di atas menegaskan bahwa balasan atas kejahatan tergantung pada tindakan yang dilakukan. Namun, Allah mendorong untuk memilih jalan memaafkan dan berbuat baik, yang berarti bahwa menolak untuk memaafkan adalah tindakan yang tidak dianjurkan.
Dalam konteks hukum, seseorang yang tidak mau memaafkan dapat disebut sebagai orang yang zalim terhadap dirinya sendiri. Hal tersebut juga akan merugikan bukan hanya orang lain, tetapi juga menjauhkan dirinya dari rahmat Allah.
Dampak Menjadi Seseorang yang Tidak Mau Memaafkan Orang Lain
Menjadi seseorang yang tidak mau memaafkan orang lain dapat berujung pada perasaan dendam berkepanjangan. Rasa dendam ini tidak hanya merusak hubungan antar individu, tetapi juga dapat menimbulkan kebencian yang berkepanjangan.
Hubungan yang seharusnya harmonis bisa bertransformasi menjadi penuh prasangka dan konflik, yang tentu saja mengganggu kesejahteraan emosional dan spiritual seseorang.
Dengan demikian, memelihara sikap tidak mau memaafkan adalah suatu pilihan yang membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar.
Tidak Memaafkan Orang Lain Membuat Sulit Berdamai dengan Diri Sendiri
وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya:
"Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." - (QS. An-Nuur:22)
Ayat di atas menunjukkan bahwa kesabaran dan kemampuan untuk memaafkan sangat dianjurkan. Orang yang tidak mau memaafkan akan sulit untuk berdamai dengan diri sendiri, karena perasaan negatif akan terus mengganggu ketenangan jiwa.
Ketidakmampuan untuk melepaskan rasa sakit atau kemarahan terhadap orang lain akan membelenggu hati dan jiwa, sehingga menutup akses bagi iman dan ketenangan yang seharusnya dihadirkan dalam hidup. Memaafkan adalah langkah penting menuju perdamaian dengan diri sendiri, memungkinkan individu untuk menjalani hidup yang lebih bermakna.
Nah, itulah penjelasan terkait hukum tidak mau memaafkan orang lain yang penting untuk diketahui. Semoga kita menjadi pribadi yang mudah memaafkan orang lain ya, Ma.
Baca juga: