Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradana Budiarto (Ditto Percussion) resmi menikah pada 13 September 2015 lalu.
Melalui film TemanTapiMenikah 1, kisah perjalanan cinta keduanya berhasil menjadi inspirasi banyak orang.
Banyak pasangan yang terjebak "Friend Zone" jadi lebih berani mengambil keputusan untuk masuk ke tahapan hubungan yang serius dengan adanya cerita Ayudia dan Ditto.
Di tahun pertama pernikahan, pasangan millennial ini berhasil menggenggam kisah manis atas kehamilan Ayudia dan diikuti dengan lahirnya putra pertama yang diberi nama Dia Sekala Bumi pada Selasa 24 Mei 2016.
Kali ini, bertepatan dengan Hari Dongeng Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 20 Maret, secara eksklusif Ayudia dan Ditto membagikan kisahnya kepada Popmama.com tentang bagaimana ia memanfaatkan dongeng sebagai cara untuk membangun karakter sang Anak.
Jangan ketinggalan cerita selengkapnya ya Ma, simak terus kisah Millennial Family of the Month Edisi Maret 2020: Ayudia Bing Slamet dan Ditto berikut ini.
1. Berbagi kisah bagaimana menjadi orangtua melalui film Teman Tapi Menikah 2
Popmama.com/Michael Andrew
Tidak berhenti di situ, Ayu dan Ditto juga kembali membagikan kisahnya dalam film TemanTapi Menikah 2 yang rilis sejak Kamis, 27 Februari 2020.
Di film yang kedua ini Ayudia dan Ditto hadir sebagai pasangan menikah yang diberkati seorang anak laki-laki. Persis seperti kehidupan nyata, Ayudia mengaku film ini sangat real!
"Dari awal penulisan buku itu nggak ada yang ditambah atau dikurangi, karena kita ngerasa nggak perlu ada yang dibumbui lagi dari cerita ini. Kalau dipikir-pikir hidup kita sudah drama banget, jadi dalam pikiran kita ini sudah ada drama keluarganya, ada ketawa-ketawanya, sudah seru dan sangat sesuai kenyataanya," kata Ayudia saat ditemui pada sela-sela photoshoot #MillennialFamily of the Month, Kamis (13/2/2020) di Hotel Gran Mahakam, Jakarta.
Film Teman Tapi Menikah 2 dibuat persis dengan isi novelnya. Ini merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya yang mengisahkan kehidupan Ayudia dan Ditto setelah menikah, melahirkan, dan punya anak.
"Film Teman Tapi Menikah 2 ini akan memperlihatkan konflik apa aja sih yang terjadi setelah menjalani kehidupan pernikahan. Di situ juga ditampilkan intimate antara satu dengan yang lain. Salah satunya saat proses melahirkan di mana ini menjadi momen paling penting bagi setiap perempuan dan juga diceritakan saat pertama kali Ditto jadi seorang papa. Pada akhirnya di situ diceritakan bagaimana akhirnya sampai kita bertiga jadi keluarga secara utuh, " ungkap Ayudia.
Editors' Pick
2. "Sekala adalah hidup saya dan Ditto"
Popmama.com/Michael Andrew
Ayudia mengaku, saat ini Sekala, sang buah hati merupakan hal terpenting yang ia syukuri.
Ayudia mengatakan, "Secapek dan seribet apapun yang saya lakukan, saya justru maunya sama Sekala terus. Kalau bisa dia juga ikut saat saya kerja. Kalau kondisinya memungkinkan, Sekala juga ikut. Hidup saya dan Ditto itu Sekala."
Menjadi orangtua bukan urusan mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi bersama. Apa yang terjadi dalam kehidupan mereka juga dengan apa adanya dikisahkan dalam film Teman Tapi Menikah 2.
"Di cerita yang kedua ini pelajarannya adalah ternyata nggak pengaruh ya walau kita berdua sudah berteman, saat mau jadi orangtua tetap tanggung jawabnya berbeda dan tantangannya juga beda. Semua yang dihadapi setelah menyatu dalam sebuah rumah tangga itu juga pasti tantangannya berbeda. Tapi tinggal bagaimana semua jadi selaras dan bisa bekerjasama untuk ke depannya," tambah Ayudia.
Ayudia mengakui, peran dirinya dan Ditto memang sangat penting bagi Sekala. Apapun yang terjadi, akan mereka hadapi bersama-sama.
"Pada akhirnya apapun yang terjadi pada satu keluarga pasti ada konflik, tinggal bagaimana keduanya mau menyelesaikan karena kita sudah menjadi satu kesatuan keluarga."
3. Menciptakan bonding time dengan si Kecil
Popmama.com/Michael Andrew
Sebagai seorang Mama, Ayudia selalu ingin terlibat dalam perkembangan Sekala. Ia dan suami juga selalu berusaha menciptakan bonding time bersama Sekala. Salah satunya adalah dengan mendongeng dan bercerita.
Ayu juga menyetujui bahwa dongeng dan bercerita itu bisa jadi cara membantu orangtua untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, bisa membantu melatih imajinasi anak. Bedanya dengan buku cerita adalah dilengkapi dengan visual dan objeknya terlihat.
"Saya ingat sekali, ada momen biasanya saat mau tidur saya dan Ditto itu dongengin Sekala. Jadi kadang dia (Sekala) juga minta, 'Dido once upon a time dong', kadang dia juga nagih dan sudah paham kalau sebelum tidur mau didongengin."
Ayu merasa dirinya dimudahkan ketika ingin mengajarkan sesuatu kepada si Kecil.
"Saat saya dongeng sebelum tidur, biasanya saya nggak pakai buku. Jadi kita buat atau mengarang sebuah cerita. Kadang juga saya cerita pakai jari dan Sekala malah jadi berimajinasi sendiri. Berhubung umurnya masih 3 tahun, saya rasa masih banyak cara dan masih banyak juga output yang berbeda dari Sekala," ucap Ayu.
Tidak hanya berdongeng, Ayu juga suka membacakan buku cerita.
"Selain dongeng, saya juga suka cerita dengan baca buku dan menjelaskan secara logic. Ada satu buku misalnya isinya tentang Cafe, jadi ini lho Cafe, ada apa saja di dalamnya, saya jelasin semuanya, objek yang ada di dalam buku itu," kisah Ayu.
4. Dongeng jadi cara untuk mengajarkan hal positif kepada anak
Popmama.com/Michael Andrew
Orangtua kadang suka memanfaatkan karakter kartun untuk menyampaikan sebuah pesan ke anak. Momen berdongeng adalah waktu yang pas bagi Ayudia untuk mengajarkan hal positif kepada Sekala.
"Karakter yang paling disukai Sekala adalah Paw Patrol. Selain itu ada juga yang lagi dia suka banget, judulnya Kazoot yang tayang di Netflix, itu bagus banget untuk anak-anak."
Ayu merasa dengan bercerita, dirinya berhasil untuk membangun karakter Sekala.
"Namanya juga manusia ya, kadang kita ada momen di mana lagi punya rasa takut, ragu, nggak percaya diri. Nah, ada momen di mana Sekala kaya takut, lalu saya bilang, 'lho, Sekala inget nggak Chase tuh berani banget bantuin warga lain, jadinya harus berani', saya berharap dia jadinya bisa ikut berani karena dia juga tahu tokoh kartun tersebut," tutur Ayudia.
5. Manfaat mendongeng bagi Mama dan si Kecil
Popmama.com/Michael Andrew
Setiap orangtua tentu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tidak cukup dengan memberikan fasilitas, anak juga memerlukan rasa aman dan nyaman.
Anak merupakan manusia kecil yang juga bisa menyimpan memori dan ini bisa memengaruhi karakternya di kehidupan mendatang, begitu pun dengan Ayudia, ia juga ingin memberikan memori masa kecil yang manis untuk si Kecil.
Adakalanya anak mood-nya sedang tidak bagus, Ayudia juga punya stok sabar yang cukup untuk menyikapi hal ini.
"Sekala menurut analisa saya kadang mengalami tantrum atau sedih seperti anak-anak pada umumnya. Itu masih dalam batas wajar dan aku enjoy aja, " ujarnya.
Kembali lagi, Ayudia merasa dongeng atau bercerita penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari karena ada banyak manfaat yang bisa didapat.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum 3 manfaat mendongeng untuk anak menurut Ayudia.
Dongeng bisa membuat anak lebih kondusif dan nyaman
Saat anak sulit diajak kerjasama, susah dimengerti dan enggan berkomunikasi, dongeng bisa jadi solusi untuk mengatasi momen tersebut. Misalkan saat Sekala susah tidur malam, Ayu juga bisa memanfaatkan dongen agar bisa membujuk Sekala tanpa ada situasi drama.
"Sekala kadang susah tidur malam dan dongeng sebelum tidur itu bisa sangat membantu. Pernah ada kejadian waktu itu kita lagi bedtimetalks dan akhirnya Sekala menjadi penasaran, lama-lama dia merasa nyaman dan setelah itu jadi ketiduran."
Memainkan suara dan mimik wajah memang nggak mudah, tapi melalui dongeng yang ekspresif ini bisa jadi cara menarik perhatian anak dan akan lebih mudah memberikan arahan atau penjelasan untuk dipahami secara lebih mudah.
Bonding time
"Manfaat yang paling saya rasakan dengan mendongeng adalah bonding time, saya jadi punya waktu untuk Sekala. Saya juga punya waktu untuk mendekatkan diri ke anak. Anak tuh pasti nyaman dengan suara Papa dan Mamanya kan, jadi dengan dongeng, kata-kata dan ngobrol, kita sebagai orangtua itu bisa mengisi memori anak kita."
Memberikan memori masa kecil yang indah untuk anak
"Kita pasti pernah melewati masa anak-anak. Ada hal yang kita inget sampai kita dewasa. Saya sering merasa déjà vu (merasa sudah pernah melihat atau merasakan sebelumnya) apalagi pas ngajarin Sekala sesuatu. Saya yakin apa yang saya sampaikan ke Sekala, itu dia akan ingat. Sekala itu daya ingatnya luar biasa bagus, jadi saya percaya apa yang aku sampaikan ke dia maka itu akan tertanam banget," kata Ayu.
Tidak perlu ragu untuk menjadi pendongeng amatir di depan anak mama. Semakin sering dilakukan maka akan semakin terbiasa.
Yakinlah Ma, kalau anak-anak adalah pendengar yang baik. Mereka selalu punya ruang untuk memerhatikan orangtuanya.
Mereka juga peniru yang ulung. Dengan menyampaikan bermacam ajaran kebaikan, tentu anak bisa memahaminya dan menjadi seseorang yang sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Semangat selalu Mama.