Puisi Menyayat Hati Ibu Sri Mulyani Ternyata Milik Jayaning Hartami
Kata demi kata dalam puisi ini begitu indah dan perlu kita renungi
31 Oktober 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah terjadinya insiden pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10) pagi, belakangan banyak beredar di WhatsApp grup dan disebutkan kalau ini tulisan dari Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Puisi menyayat hati dengan kata-kata yang indah dan membuat semua orang yang membacanya berpikir.
Banyak yang mencari tahu siapa pemilik puisi sedih tersebut. Setelah dikonfirmasi, Menkeu Sri Mulyani menyatakan tidak membuat tulisan tersebut.
Bait yang indah itu ternyata bukan miliki Menkeu Sri Mulyani, melainkan karya milik Jayaning Hartami
Editors' Pick
Puisi indah menyayat hati
Puisi ini mengingatkan kita tentang rasa syukur pada Tuhan. Tidak ada yang bisa mengetahui kapan itu hari akhir, karena itu rahasia Tuhan.
Pada kamu yang malam tadi berdebat dengan istri. Merasa lelah mendengar keluhannya yang tak henti. Membawa kesal itu dalam tidurmu, sehingga emosi belum reda pagi ini..
Berpelukanlah sebelum pamit berangkat kerja nanti.
Karena bisa jadi,
Inilah waktumu melihatnya terakhir kali..Pada kamu yang akhir akhir ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan mengurus rumah sendiri, tumpuk setrikaan tanpa henti, kepusingan mengatur tagihan yang datang bertubi. Lalu diam diam, kau rutuki karir suamimu yang tidak juga naik posisi...
Sambutlah ia ketika pulang nanti.
Katakan betapa bersyukurnya memiliki suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan gaji. Ucapkan terimakasih dengan tulus hati.
Kau tidak pernah tahu,
Bisa jadi untuk melakukannya esok, kau tak lagi punya waktu..Pada kamu yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan badan butuh rebah. Lalu diam diam, kau simpan itu menjadi emosi marah..
Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini.
Saat hendak pergi, dan saat nanti pulang kembali.Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang tentang hari harinya padamu. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik baik binar mata dan ekspresi mereka.
Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan,
Besok lusa tak ada lagi kesempatan..**
Kebersamaan menahun seringkali membuat kita lebih mudah mendeteksi kekurangan, daripada menemukan kebaikan.
Lebih lancar memberi kritik, daripada memberi apresiasi.
Lebih cenderung mengeluh. Dan lupa mensyukuri satu sama lain.
Padahal kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.
Hargai setiap momen yang kita punya saat ini.
Minta maaf selagi bisa.
Berterimakasih selagi masih ada waktu.
Bercanda, berbincang, tertawa..., selagi kesempatan masih ada.
Berpelukanlah.
Selagi hangat tubuhnya masih bisa dirasa.
**
Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT610..
Yang diantaranya ada seorang Ayah, yang pagi kemarin baru saja pamit bekerja setelah menghabiskan weekendnya untuk mengunjungi anak istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu setelah sepekan tak bertemu.
Ada juga seorang Ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur. Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja. Menjemput pahala.
Dan ada pula seorang lelaki yang baru menikah dua pekan. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya.
***
Kita betul betul gak pernah tau.
Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini, adalah salam terakhir buat orang orang tercinta.
Lakukanlah selagi bisa..
Klarifikasi melalui media sosial
Berikut klarifikasi dari penulis puisi indah tersebut melalui akun facebook Jayaning Hartami.
Assalamualaykum, dear teman teman..
Sebetulnya tami agak males ngebahas soal beginian mengingat ada situasi duka yang lebih utama dari semua.
Tapi karena banyak sekali japrian yang masuk menanyakan, juga mencegah adanya prasangka dan berita yang gak benar.
I just want to clarify.
Tulisan tentang keluarga, kehilangan, dan JT610 kemarin adalah tulisan ASLI buatan saya. Bukan buatan beberapa nama yang beredar, apalagi buatan Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan kita. Kasian atuhlah kalo beliau disamain sama remah remah momogi macem saya ?
Biasanya tiap tulisan saya watermark dengan memberikan nama di akhir tulisan. Tapi kemarin step ini saya skip saking sedihnya. Dan baru saya edit menambahkan watermark saat sharenya sudah menyentuh 7K.
TAPI, tulisan itu pun saya upload di ig pribadi saya @jayaninghartami dengan menyertakan watermark. Di upload di jam yang berdekatan dengan upload di fb. Mangga, bisa dicek di ig saya sebagai bukti otentiknya.
3 Rahasia tentang kematian
Abudullah Gymnastiar menjelaskan dalam salah satu postingannya tentang rahasia terkait kematian seseorang. Ia menjelaskan melalui akun instagram @aagym seperti berikut ini:
Saudaraku, Alloh SWT merahasiakan tiga hal dalam kematian. Satu, Alloh SWT merahasiakan waktu kematian kita, kita akan mati pada waktu yang ditetapkan tanpa bisa diakhirkan atau dimajukan walaupun hanya sesaat.
ㅤㅤ
Alloh SWT pun merahasiakan tempat kematian kita, dan kita pasti akan datang ke tempat kematian yang sudah ditentukan oleh Alloh SWT.
ㅤㅤ
Tiga, Alloh SWT merahasiakan cara. Kita akan wafat dalam cara yang ditetapkan Alloh SWT. Dan cara yang terpenting hanya satu, yaitu husnul khotimah.
ㅤㅤ
Maka selalulah berniat baik dalam apapun juga, dan juga selalu berbuat yang terbaik dalam segala apapun. Agar akhir hayat kita bisa menjadi akhir yang baik, yaitu husnul khotimah.