Belajar dari Kisah Artis Vinessa Inez, Lakukan Ini Ketika Terjadi KDRT
Jangan sampai permasalahan ini terus terjadi dalam keluargamu
16 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Permasalahan rumah tangga pada awal pernikahan menjadi hal yang biasa. Namun, bagaimana jika masalah yang timbul memicu perdebatan bahkan hingga kekerasan dalam rumah tangga?
Seperti kasus yang tengah terjadi pada pasangan selebritis muda bernama Vinessa Inez. Vinessa menggugat cerai sang Suami bernama Ryan Deye.
Dilansir dari berbagai sumber, Vinessa melayangkan gugatan cerai pada sang Suami karena ia mengalami tindakan kekerasan dan adanya perselingkuhan.
Vinessa mengaku kakinya dipukul dengan sapu lidi, ia juga dilempar dengan spons cuci piring dan diancam akan dilempar dengan piring.
Ya, kekerasan dalam rumah tangga kembali terjadi. Dilansir dari idntimes.com, Komisioner Komnas Perempuan Adriana Venny mengatakan, dalam catatan tahunan Komnas Perempuan, kekerasan terhadap perempuan terus naik setiap tahun.
Tahun 2017 tercatat 348.446 kasus, melonjak jauh dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 259.150 kasus.
Sebagian besar data tersebut bersumber dari kasus atau perkara yang ditangani oleh Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, dan Unit Pelayanan dan Rujukan (UPR).
Berdasarkan data-data yang terkumpul tersebut, jenis kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol adalah kekerasan dalam rumah tangga atau ranah personal yang mencapai angka 71 persen atau 9.609 kasus.
Agar tidak terus terjadi tindak kekerasan dalam rumah tangga, pemerintah gencar melakukan sosialisasi untuk menekan peningkatan kasus tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut, Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht menjelaskan beberapa informasi seputar kekerasan dalam rumah tangga yang perlu kamu ketahui.
1. Apa saja jenis kekerasan dalam rumah tangga?
Menurut Alexandra, kekerasan dalam rumah tangga dibagi menjadi beberapa macam, seperti fisik, seksual, emosional, mental, dan finansial.
Jadi kalau tidak ada luka atau lebam, bukan berarti kekerasan itu tidak terjadi. Bisa saja pasangan mengalami kekerasan bersifat mental dan finansial.
"Jika pasangan sudah melakukan salah satu dari macam kekerasan tersebut berarti dia tidak menghargai hak kamu secara individu," katanya.
Alexandra menambahkan, pasangan yang melakukan kekerasan tidak ragu menggunakan sesuatu yang merupakan kelemahan pasangannya dengan tujuan agar pasangan (red-korban) menuruti kemauannya.
"Contohnya, biasanya ia akan mengancam menyebarkan rahasia kamu atau melampiaskan marah ke anak hanya untuk membuat kamu merasa sedih," tambahnya.
Baca juga: 7 Cara Berpartisipasi Menghapus Budaya Kekerasan yang Bisa Mama Ikuti
Editors' Pick
2. Tanda awal ketika pasangan melakukan kekerasan
Vinessa Inez mengaku bahwa ia mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangganya ketika usia pernikahannya memasuki tahun kedua. Sebenarnya, bagaimana ya cara kita bisa tahu tanda-tandanya kalau pasangan kita sedang melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga?
Alexandra mengatakan, untuk mengetahui pasangan tengah melakukan kekerasan adalah ketika pasangan seakan tidak mempedulikan kesejahteraan kita lagi sebagai pasangan hidupnya, baik secara fisik, seksual, emosional, mental, finansial.
"Kekerasan dapat terjadi ketika pasangan menujukkan sisi dominan dan menyadarkan seakan-akan kamu tidak berdaya, itu tanda awalnya terjadi kekerasan pada rumah tangga kamu," kata Alexandra.