Bagaimana bisa karakter cinta ala Romeo-Juliet Eropa versi Indonesia, Rama-Sinta dibuat dari sudut pandang berbeda? Itulah yang berusaha disampaikan oleh Fajar Nugros lewat filmnya berjudul Sleep Call.
Film garapan IDN Pictures itu menyuguhkan sudut pandang Rama-Sinta yang tak ada romantisnya sama sekali. Justru ini bentuk dobrakan baru bagaimana relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan bisa sangat mengekang dan menyesakkan.
Seperti yang diungkapkan Rasyid Harry dalam sebuah review di kanal YouTube Cinecrib soal kisah cinta Rama-Sinta di film tersebut. Rilis di bioskop tanggal 7 September 2023, film Sleep Call menyajikan perspektif Rama-Sinta dari kisah romantis jadi hal yang patut diperbincangkan lebih dalam.
Sebelum kamu menonton film ini, berikut Popmama.comrangkum informasi selengkapnya.
1. Sleep Call dan pengkaburan antara batas nyata dan bayangan
Dok. IDN Pictures
Dalam film Sleep Call, penonton akan menyaksikan kisah Dina yang 'terjebak' dalam jeratan pinjol (pinjaman online). Ia tak punya kuasa untuk keluar dari sana, dikekang dan senjaga ditekan.
Mengacu ke buku Kitab Omong Kosong karya Seno Gumira Ajidarma, film ini tampaknya punya sudut pandang yang mirip. Buku tersebut menyajikan perspektif kisah cinta Rama-Sinta yang lebih segar, tentunya mendobrak persepsi yang sudah ada selama ini.
'Kisah cinta' Dina serta Rama dibuat kabur antara batas nyata dan khayalan, antara obsesi, cinta dan kekuasaan untuk memiliki. Hal itu terekam tidak hanya dari betapa tersiksanya Dina di kehidupannya sendiri, sinematografinya pun kian meyakinkan.
Penonton akan dibuat bingung dengan pengaburan antara realita dan khayalan dalam benak Dina. Sebuah maha karya yang unik, berbicara lewat kamera dengan pengambilan sudut pandang yang 'menggelikan'.
2. Relasi kuasa antara Dina dan pemilik aplikasi pinjol yang menyesakkan
Dok. IDN Pictures
Dalam kisah Ramayana, Sinta diculik oleh Rahwana dan ditahan di sana. Dalam kehidupan Dina memang ia tidak diculik secara 'nyata'. Namun, keadaan dan kehidupannya menyiratkan demikian.
Terjerat pinjol, Dina tak punya pilihan selain menurut kepada aplikasi yang memberinya pinjaman itu. Kepada pemilik pinjol itu, Dina harus rela 'dikuasai' dalam berbagai aspek. Tidak hanya ekonomi tetapi juga emosi.
Ini pula yang menyebabkan Dina memiliki batas kabur antara nyata dan tidak. Obsesi kuasa yang ditunjukkan Tommy kepada Dina adalah perwujudan dari egoisme tinggi yang menganggap perempuan adalah objek yang bisa dimiliki.
Legenda dan cerita Rama-Sinta dikenal masyarakat Indonesia adalah kisah romantis. Namun, Sleep Call menantang pemahaman itu. Bukan hanya karena genre thriller yang menarik, tetapi soal twist kisah cinta Rama dan Sinta itu sendiri.
Menantang pemahaman soal kisah cinta Rama-Sinta dibandingkan dengan yang sudah selama ini didengar akan bertolak belakang. Seperti filmnya yang mengaburkan batas realita dan khayalan, penonton akan dibuat bertanya-tanya sosok yang salah dan benar dalam film ini.
Jangan-jangan kisah Rama-Sinta yang romantis adalah benar adanya. Atau perspektif dalam film ini sekaligus buku Kitab Omong Kosong lah yang sesungguhnya benar.
Hingga ke akhir film, satu hal yang penonton bisa ambil adalah perubahan karakter Sinta alias Dina. Pada akhirnya, ia sadar kalau hidupnya yang penuh siksaan itu tak perlu menantikan seseorang untuk menyelamatkannya.
4. Rama di film Sleep Call bukan kesatria suci untuk menolongnya
Dok. IDN Pictures
Dalam kisah pewayangan, Rama diceritakan menyelamatkan Sinta dari kekangan Rahwana. Namun, apakah itu benar adanya? Rama sebegitu mencintai Sinta atau karena egonya yang ingin bisa memiliki Sinta?
Itu yang berusaha disampaikan oleh film Sleep Call. Karakter Rama dibuat misterius dan bak kesatria penolong Dina. Sampai akhirnya kenyataan Dina sendirilah yang menyadarkannya.
Rama sejatinya bukan laki-laki yang akan menolongnya. Bahkan tak peduli sama sekali dengan Dina alias Sinta dalam Sleep Call ini. Penonton bisa menyaksikan bagaimana Rama sejatinya hanya laki-laki yang butuh pemuas ego saja.
5. Sinta tak perlu menantikan kesatrianya, ia adalah jelmaan Rama itu sendiri
Youtube.com/IDN Pictures
Naskah Sleep Call ditulis oleh Husein M Atmodjo, Fajar Nugros, dan Sophie Louisa ini menantang pemahaman penonton soal cerita Ramayana serta karakter Rama sendiri.
Sedikit bocoran, bahwa setelah banyak penyiksaan yang Dina alami, dikekang dan ditekan sana-sini, penyelamat satu-satunya bukanlah karakter Rama. Ide bahwa Dina tidak butuh Rama seperti yang diungkapkan dalam dialog filmnya.
"Jika Rama tidak datang kepadamu, selamatkan dirimu. Sinta tidak butuh Rama, karena dalam diri Sinta ada Rama yang menjelma."
Itulah tadi makna film Sleep Call bukan soal kisah romantis Rama-Sinta. Untuk kamu yang sudah menonton, apa teori menarik yang bisa kamu ambil? Yuk, bahas di komentar!
Sinopsis dan Final Trailer Film Sleep Call
Dina, pernah bersinar sebagai seorang pramugari, kini terjerumus dalam dunia gelap perusahaan pinjaman online ilegal untuk melunasi utang yang menghantuinya.
Di tengah kesepian dan beratnya beban utang, Dina menemukan sedikit cahaya dalam kegelapan melalui "Sleep Call" di sebuah aplikasi kencan.
Namun, kegelapan mulai memadamkan percikan cahaya itu ketika Dina terjebak dalam belitan hubungan adiktif bersama Rama, sosok asing yang mempesona namun penuh teka-teki, yang ia temui dari aplikasi tersebut.
Semakin Dina terlibat, semakin ia menyadari bahwa cintanya kepada Rama justru membawa hidupnya ke sebuah situasi yang rumit. Dan ketika keadaan sudah tak terkendali, ada nyawa yang terenggut dan misteri yang tertinggal.
Kira-kira seperti apakah kelanjutan kisah Dina? Mampukah Dina menghadapinya?
Kamu bisa menemukan jawaban lengkapnya dengan menyaksikan film Sleep Call dari IDN Pictures yang akan di bioskop mulai tanggal 7 September 2023.