Ririn Ekawati Ajarkan Pentingnya Saling Menghormati pada Anak Bungsunya
Ririn juga mendukung Cattleya untuk mengembangkan bakat bermusiknya lho!
20 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membesarkan dan mendidik anak sebagai orangtua tunggal, bukanlah hal mudah. Sama halnya dengan Ririn Ekawati yang menjadi single mom untuk Putty Jasmine Salsabila Abeng (16) dan Abigail Cattleya Putri (3).
Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan Popmama.com bersama Ririn pada Kamis (4/6/2020), ia mencertikan bahwa dirinya tak ingin melewatkan setiap perkembangan kedua anaknya. Oleh karenanya, ia berusaha untuk selalu hadir menemani setiap langkah mereka bertumbuh selama ini.
Menjadi figur Mama sekaligus Papa bagi kedua anaknya, membuat Ririn banyak belajar lebih dalam mengenai kebutuhan dan keinginan anak-anaknya. Belum lagi, si bungsu yakni Abigail Cattleya Putri masih dalam pertumbuhan masa emasnya.
Melalui Popmama.com, Ririn membagikan ceritanya tentang bagaimana ia mendidik putri bungsunya. Yuk, Ma kita belajar dari Ririn Ekawati, sosok orangtua tunggal yang luar biasa!
1. Ririn tak lupa mengenalkan sosok Papa kepada Cattleya
Abigail Cattleya Putri atau biasa dipanggil Yaya oleh Ririn adalah putri keduanya dengan Ferry Wijaya. Namun, belum lama setelah Cattleya lahir ia harus ditinggalkan oleh sosok Papa. Ririn menceritakan kalau Ferry Wijaya meninggal ketika Cattleya baru berumur 6 bulan. Sehingga belum banyak kenangan yang diingat antara Cattleya dan sang Papa.
Ririn mengenalkan sosok Ferry ke Cattleya lewat berbagai foto dan video dirinya dengan sang Suami di masa lalu.
"Belum banyak yang membekas sama dia (dengan Papanya). Namun, kebetulan saya dan almarhum suamiku punya banyak memori entah itu video/foto bersama Cattleya waktu kecil. Dan itu sudah dipersiapkan sebenarnya sama almarhum suami. Dia bilang one day saya sudah tidak ada, Cattleya harus lihat ini," jelas Ririn.
Meski Cattleya yang baru berumur 3 tahun belum terlalu mengerti soal konsep kematian, Ririn berusaha menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak bungsunya tersebut.
"Suatu hari Cattleya bertanya, kenapa di rumah hanya ada Mamanya saja dan kenapa orang lain punya Papa. Terus saya menjelaskan ke Cattleya, waktu dia kecil Papa Cattleya sakit dan diambil sama Allah, tapi ditempatkan di surga. Jadi nanti kita bisa bertemu lagi dengan Papa di surga. Jadi aku bilang ke Cattleya kalau Papanya itu ada di surga," cerita Ririn.
Sebagai Mama, ia juga berusaha menjelaskan pada anak bungsunya tersebut bahwa ia tidak perlu merasa kesepian. Ririn selalu mengajarkan Cattleya bahwa ia memiliki Mama dan Papa, hanya saja peran sang Papa kini dilakukan olehnya sebagai Mama.
"Saya selalu bilang Cattleya punya Mama dan Papa. Tapi sekarang perannya Papa itu Mama yang lakukan. Jadi aku berusaha untuk bilang bahwa yang Cattleya masih bisa main dengan ditemani saya, sebagai Mamanya," ujar Ririn.
Editors' Pick
2. Setelah 3 tahun, Ririn mengajak Cattleya ke makam mendiang suaminya
Melalui vlog yang diunggah di youtube Ririn & Rini, Ririn Ekawati mengajak putri bungsunya Cattleya mengunjungi makan suaminya, Ferry Wijaya. Di momen tersebut, Ririn mengungkapkan baru bisa mengajak Cattleya setelah 3 tahun Ferry meninggal.
Saat Ferry meninggal, Cattleya belum genap berusia 6 bulan sehingga masih terlalu kecil untuk mengingat dan mengerti momen tersebut.
Saat tiba di pemakaman, Ririn menunjukkan Cattleya kalau makam yang ada didepannya adalah tempat Papa dari Cattleya beristirahat. Suasana pun seketika berubah haru ketika Cattleya menanyakan keberadaan ayahnya.
"Papa ke mana? Papa nggak ada di sini. Mau ketemu Papa, Papa enggak ada," ujar Cattleya yang dikutip dari unggahan YouTube Ririn pada Sabtu (13/6/2020).
Cattleya berkeliling dekat kuburan sang Papa, sesekali ia berjongkok meniru Ririn yang sedang berdoa. Berhasil membuat penonton terharu, anak Ririn dan Ferry itu juga ikut menaruh bunga di atas makam Papanya dan ikut mendoakan.
"Yaya (panggilan Cattleya) mau di sini aja. Papa kok nggak muncul-muncul?" tanya Cattleya.
Pertanyaan itu pun dijawab Ririn bahwa Cattleya bisa bertemu Papa di dalam mimpi. Ririn juga tak lupa bilang agar Cattleya selalu mendoakan Papanya.
"Kan Yaya sering doain Papa, nanti Papa muncul di mimpinya Yaya ya? Kalau Yaya bobo kan Yaya suka mimpiin Papa kan? Nanti muncul ya, ketemu Papa di surga ya?" jawab Ririn Ekawati.
Dalam vlog tersebut pun Ririn mengungkapkan alasan mengapa ia baru membawa Cattleya ke makan Ferry setelah 3 tahun meninggal.
"Ini pertama kali Cattleya ke makam Papanya setelah Papanya meninggal. Kenapa ku ajak baru sekarang? Karena saya juga baru siap dan saya rasa Cattleya sudah mulai sedikit mengerti. Jadi saya ajak dia walaupun memang ternyata masih susah ngasih tahu ke Cattleya. Karena Cattleya belum cukup besar buat tahu detail Papanya udah nggak ada, tapi paling nggak dia sudah tahu kalau Papanya sudah nggak ada," ujar Ririn.
Tak lupa, sebagai single mom Ririn pun menyelipkan pesan untuk sebisa mungkin menjelaskan kepada balita di bawah 5 tahun ketika memang Papa atau Mamanya sudah meninggal.
"Memang harus kitanya dulu yang siap banget baru kita bisa kasih tahu penyampaian kita kepada anak. Jadi selain emang mau ngevlog juga karena untuk memorinya Cattleya nih," tuturnya.
Diakhir video, Ririn Ekawati mengungkapkan bahwa tujuan utama dirinya mengajak Cattleya hari itu adalah untuk bisa meninggalkan memori baik ke anaknya tersebut.
"Nanti Cattleya sudah besar nih kita melihat pertama kali dia datang ke makam Papanya dan dia senang banget, bawain bunga, berdoa, sampai nggak mau pulang. Tanggal 11 Juni 2020, persis 3 tahun Ferry meninggal. I love you Papa Ferry, you'll always be in our hearts," ujarnya.
Pada kolom komentar nggak sedikit orang yang memberikan pendapat mengenai kunjungan Ririn bersama Cattleya ke makam Ferry Wijaya.
"Papa ga muncul muncul" yaallah lgsg lemes dengernya spontan keluar airmata??- febria lamtika putri
Oooohhh sad, such little girl no nothing about it??❣❣❣ god bless - Ayu Lesiana
Make me cry I remember my self with my brother was waiting my father too when we are young ???so sad be strong little girls. - Tia
3. Menurut Ririn, rasa saling menghormati sangat penting diajarkan kepada anak
Selama #DirumahAja, Ririn merasakan kedekatan yang cukup dalam dengan kedua anaknya. Mengingat selama ini ia pun sebagai ibu bekerja, sehingga butuh bantuan orang lain untuk menjaga putrinya.
Salah satu hal yang sangat ia tekankan kepada kedua anaknya yaitu rasa saling menghormati kepada semua orang. Bagi Ririn, rasa saling menghormati adalah bekal penting dalam hidup kedua putrinya. Apalagi untuk Cattleya yang saat ini dalam masa emas tumbuh kembangnya.
"Menurut saya, menghargai orang lain itu sangat penting. Dan supaya dia bisa menghargai orang lain, saya ajarkan untuk dia bisa empati kepada siapapun. Bukan hanya ke orang tua tapi juga kepada teman atau sepupunya yang lebih kecil. Saya mau ke semua orang dia respect," pungkas Ririn.
Perempuan kelahiran November 1981 ini, mengajarkan rasa saling menghormati dengan tindakan ataupun perkataan. Khusus untuk Cattleya, Ririn sering mengobrol dengan putri kecilnya tersebut sebelum tidur.
"Saya sama Cattleya punya me time yaitu sebelum tidur. Kita ngobrol di sana apa yang dia inginkan, dan apa yang saya ingin dia lakukan. Kita juga evaluasi, hal yang menurut saya salah hari itu dari tindakan Cattleya. Kenapa sebelum tidur? Karena sebelum tidur dia lebih tenang dan lebih enak untuk diajak ngobrol," jelasnya.
Kalau melalui tindakan biasanya Ririn menunjukkan bagaimana dirinya berlaku dengan orang sekitarnya. Ia selalu berusaha untuk berbicara dan berlaku baik dengan orang lain, agar bisa dicontoh oleh Cattleya.
"Saya selalu mengajarkan dia kalau ingin diperlakukan baik, maka kamu juga harus baik kepada orang lain. Jadi kalau misalnya kamu ingin dihormati, kamu juga harus berlaku hormat terhadap orang lain. Itu penting sekali untuk anak-anakku," ujar Ririn.
4. Sering ungkapkan kasih sayang lewat sentuhan dan pelukan
Sebagai orangtua, Ririn berusaha terus memberikan kasih sayang yang utuh untuk kedua putrinya. Tak terkecuali Ririn gemar sekali mengapresiasi serta tidak malu untuk memberikan sentuhan sayang kepada anak-anaknya. Bagi Ririn dan kedua putrinya, bahasa cinta semacam ini penting sebagai komunikasi antara Mama dan anak.
"Ternyata penting sekali sentuhan dan pelukan. Banyak orang juga bilang kalau hal itu perlu sekali untuk dipelihara," jelas Ririn.
Meski kedua anaknya sama-sama perempuan, Ririn tetap memiliki metode yang berbeda. Terutama untuk menegur anaknya ketika melakukan kesalahan.
"Kalau Jasmine mesti diajak ngobrol baik-baik, pelan-pelan dan harus sabar. Sedangkan Cattleya cara menegurnya harus ada tone yang ditonjolkan, tapi bukan membentak sehingga dia tahu kalau Mamanya sedang marah," ujar Ririn.
Ririn menceritakan, ia kadang merasa kagum dengan perkembangan yang ditunjukkan oleh Cattleya. Diumurnya yang masih di bawah 5 tahun, Cattleya sudah bisa mampu merasa empati dengan orang lain dan sudah bisa meniru perbuatan orang di sekitarnya. Sehingga sebagai orangtua Ririn terus mengawasi apa saja yang dilihat dan didengar oleh anaknya tersebut.
"Dia (Cattleya) sudah luar biasa (perkembangannya). Dia mampu untuk menyerap kata-kata yang kita berikan dengan baik. Dan surprisingly dia bisa menerapkan hal-hal yang saya ajarkan ke dia pada orang lain," ungkapnya.
5. Dari hobi dandan hingga piano, mendukung minat dan hobi anak adalah keharusan
Perkembangan Cattleya yang sedang aktif-aktifnya, membuat Ririn banyak kagum dengan cepatnya pertumbuhan anak bungsunya tersebut. Ia menceritakan kini Cattleya tengah suka ber-makeup.
Selain suka makeup, Cattleya juga sedang suka menggambar dan bermain piano. Ririn menceritakan kini saking senangnya Cattleya dengan makeup, lipstiknya sampai habis dijadikan bahan eksperimen Cattleya.
"Cattleya sekarang sedang suka gambar dan makeup, dia itu suka sekali makeup. Bahkan lipstik saya sudah lebih dari lima jadi korban eksperimennya, kelihatan sekali anaknya suka berdandan, cewek sekali terlihat orangnya," tutur Ririn.
Selain makeup, Cattleya juga menunjukkan minatnya terhadap piano. Diungkapkan Ririn, ketika ia dan Cattleya menonton video streaming online, putrinya tersebut kerap mencari video soal bermain piano. Selain itu, juga Cattleya tampak tertarik karena terus-menerus bermain dengan tuts piano di rumah mereka.
"Ke depannya aku ingin dia ikut les piano karena sepertinya dia tertarik dengan hal itu. Kebetulan kita punya piano juga di rumah. Dia sering sekali menekan-nekan tuts piano dan main aplikasi piano," ujar perempuan berusia 38 tahun tersebut.
Itulah tadi cerita Ririn Ekawati dan bagaimana ia mengajarkan nilai-nilai penting kepada putri bungsunya. Semoga Mama di yang membaca cerita Ririn Ekawati ini juga bisa jadi inspirasi ya. Terima kasih Mama Ririn!
Baca juga:
- Eksklusif: Lewat Pelukan, Ririn Ekawati Memahami Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Anak
- Eksklusif: Tips Sehat dan Menawan a la Ririn Ekawati pada Usia 30-an, Jamu Salah Satunya
- Millennial Mama of The Month Edisi Juni 2020: Ririn Ekawati
#MillennialMama of the Month Edisi Juni 2020 – Ririn Ekawati
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Reporter – FX Dimas Prasetyo, Putri Syifa Nurfadilah
Social Media - Sekar Retno Ayu
Art Designer – Astika Alivia
Photographer - Michael Andrew