6 Pesan Parenting di Drama The Penthouse, Berlanjut ke Season 3!
Toxic parenting jadi salah satu hal yang diangkat The Penthouse hingga season 2 kemarin
7 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Drama The Penthouse baik season 1 dan season 2 sangat seru untuk disaksikan. Banyak sekali nilai-nilai yang bisa kita dapatkan dari drama Korea yang kadang bikin emosi ini.
Lika-liku konflik dari cerita The Penthouse memang berpusat pada kehidupan mewah pendudukan apartemen Hera. Namun, dibalik itu nilai parenting dan pendidikan anak di mana para pemain yang juga orangtua bisa dimaknai lebih dalam.
Berikut Popmama.com rangkum pesan parenting di drama The Penthouse yang maknanya dalam.
1. Jangan memaksa anak untuk memenuhi impian orangtua
Jika melihat Eun-byul yang dididik oleh Seo-jin seolah seperti boneka. Memang, sang Mama adalah penyayi soprano yang terkenal seantero Korea Selatan. Seo-jin ingin Eun-byul mengikuti jejaknya.
Tentunya itu bukan demi kebahagiaan Eun-byul tapi untuk memenuhi ego dari Seo-jin. Ia ingin menjaga nama baiknya sebagai penyanyi soprano dan Yayasan Cheong-A yang ia miliki.
Hal yang dilakukan oleh Seo-jin yang memaksa anak akan membuat putra atau putri kita merasa insecure jika tidak sesuai harapan orangtuanya. Hera Palace pun menjadi tempat 'neraka' bagi anak-anak di sana. Tak heran beberapa diantara mereka tumbuh menjadi pribadi yang susah diatur dan berjiwa pemberontak sebagai bentuk protes terhadap sikap orangtua mereka.
2. Melatih rasa kompetitif perlu, tapi jangan sampai melegalkan apapun
Rasa kompetitif memang perlu dilatih agar anak memiliki semangat untuk terus berjuang. Namun, kita sebagai orangtua juga harus mengajarkan kepada mereka ikhlas menerima kegagalan.
Jika ditarik lebih jauh, Seo-jin bisa jadi korban toxic parenting Papanya dulu. Didikan sang Papa kepada Seo-jin remaja sangat keras bahkan cenderung memaksa. Ada satu scene di mana Seo-jin dihina oleh Papanya karena ia tidak sebaik Yoon-hee dalam bernyanyi saat remaja.
Karena didikan itu, Seo-jin juga cenderung menerapkan pendidikan ini kepada anaknya, Eun-byul. Agar anaknya bisa bernyanyi di sebuah festival sekolah, ia rela melakukan apa pun untuk meraih hal itu. Bahkan ketika harus mencelakakan orang lain. Eun-byul yang melihat cara ini ke Mamanya cenderung ingin melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya.
Editors' Pick
3. Perasaan anak perlu dijaga, jangan menggunakan kekerasan untuk mengajarkannya
Menghukum anak untuk mengajarkan salah dan benar memang perlu. Namun, jangan sampai melukai emosinya hingga ia trauma dan terluka. Menghukum anak dengan cara kekerasan juga akan membuatnya meyakini bahwa hanya kekerasanlah cara untuk menyeleseikan masalah.
Sebagai informasi, anak yang terbiasa menerima kekerasan akan tumbuh menjadi sosok yang pendendam dan impulsif.
Sosok Dan-tae yang ringan tangan ke anak sangat tidak baik untuk dicontoh. Karena hal itu, Seo-kyung dan Seok-hoon tumbuh menjadi remaja yang keras dan dingin. Mereka juga memiliki watak yang buruk dalam mengelola emosinya. Bahkan dua remaja ini cenderung menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan segala masalah.
Seo-kyung dan Seok-hoon juga tumbuh menjadi remaja yang bermasalah secara sosial. Mereka kerap merundung temannya yang dianggap lebih lemah dari mereka.
4. Memberikan contoh adalah cara terbaik mendidik anak
Orangtua menjadi panutan utama bagi anak-anaknya. Anak akan melihat dan cenderung mencontoh sikap dari kedua orangtuanya. Jika anak melihat cara orangtuanya keras terhadap orang lain, maka anak pun berpotensi akan seperti itu.
Suasana di Hera Palace seolah menciptakan lingkaran setan kecurangan yang dilihat dari orangtua mereka. Dari perselingkuhan hingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginan mereka.
Di gedung apartemen mewah ini, orangtua seolah sah untuk berbuat curang demi tujuan mereka. Hal ini membuat anak-anak Hera Palace juga tak takut melakukan hal serupa. Contohnya adalah menyabotase ujian bahkan menyekap Min Seol Ah hingga hampir kehilangan nyawa.
5. Jangan terlalu menuntun anak hingga ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri
Orangtua yang memanjakan anak kadang cenderung ingin selalu membantu dan menyelesaikan masalah anak mereka. Justru hal itu tidak baik lho, Ma! Jika anak salah, orangtua harus memberikan peringatan dan bukannya menghapus seolah kesalahan itu tidak apa-apa dan memperbaikinya.
Sikap tegas Yoon-hee kepada Ro-na ini perlu dicontoh. Yoon-hee mengajarkan anaknya untuk bertanggung jawab dengan pilihan dan masalahnya. Ketika memang sudah diluar batasan, Yoon-hee baru tutun tangan.
Hal ini membuat Ro-na tumbuh menjadi remaja yang kuat. Meski dia kerap dirundung di sekolah, Ro-na tidak pernah menyerah dan melawan hal-hal yang membuatnya sakit hati. Meskipun bully itu datang dari orang-orang yang berpengaruh di sekolahnya.
6. Apresiasi anak meski prestasinya kecil
Mengapresiasi anak sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya. Jangan hanya menuntut dan memaksa anak untuk memenuhi segala keinginan orangtuanya.
Dengan mengapresiasi anak juga membantu ia tumbuh dengan inner child yang tidak terluka. Hal ini akan membantunya mengelola emosi lebih baik ketika dewasa. Di The Penthouse sangat menggambarkan bagaimana pola pengasuhan tidak sehat akan membuahkan hasil buruk terutama psikologis dan emosi anak.
Seo-jin memaksa Eun-byul yang agar sesuai keinginan dirinya dengan ujaran yang keras. Ia jarang mengapresiasi anaknya meski tidak seberbakat yang lain. Akhirnya Eun-byul pun tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah.
Itulah tadi sederet pesan tentang parenting di drama Korea The Penthouse. Segera ada season 3-nya, siapa nih Mama yang menunggu drama ini?
Baca juga:
- Dinanti! 5 Fakta Tentang 'The Penthouse Season 2' yang Perlu Mama Tahu
- Rating Tinggi, 5 Cerita Persaingan Keluarga di KDrama ‘The Penthouse’
- Wajarkah Bertahan dalam Toxic Relationship Hanya karena Cinta?