4 Pilar Utama Keluarga Raditya Dika yang Menginspirasi!
Radit dan Anissa Azizah membiarkan anak merdeka memilih jalan hidup mereka kelak
8 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Raditya Dika lebih dikenal sebagai content creator dan komika di Indonesia. Dulu ia dikenal sebagai salah satu komika yang mengeluarkan kesedihannya tentang jomblo dan hubungan asmara anak muda.
Di tahun 2024 ini Radit sudah menikah dan memiliki dua orang anak yang akrab dipanggil Alea dan Aksa/Aca. Pasca berkeluarga rupanya materi stand up comedy-nya juga berkembang. Hal ini ada kaitannya dengan perkembangan pandangannya mengenai hubungan asmara dan rumah tangga.
Popmama Talk edisi Juli 2024 ini, ia memberikan pandangan mengenai keluarga hingga parenting dengan anak-anaknya.
Berikut Popmama.com rangkum pilar utama keluarga Raditya Dika yang menginspirasi banyak orang termasuk penggemarnya!
1. Arti keluarga ideal menurut Raditya Dika
Komedian kelahiran 28 Desember 1984 ini menikah dengan Anissa Azizah pada tahun 2018 lalu. Sang Istri lalu melahirkan anak pertamanya yakni Alea tahun 2019 dan Aksa di tahun 2020.
Untuk bisa menjalani kehidupan keluarga yang harmonis, Radit berpendapat semua orang yang menjalani fungsi dalam keluarga harus bisa menjadi dirinya sendiri. Artinya, tidak ada kebohongan atau hal yang ditutupi.
"Di mana semua perangkat dalam keluarga bisa menjadi diri mereka sendiri tanpa berpura-pura menjadi orang lain. Anak menjadi dirinya dia, bapak juga menjadi dirinya dia tanpa harus saling membohongi, jangan saling membuat senang tapi tertekan di dalam rumah," pungkasnya.
Editors' Pick
2. Membesarkan anak generasi Alpha ala Raditya Dika
Pengaruh keluarga sangat penting dalam perkembangan anak. Apalagi setiap generasi memiliki ciri dan otentikan karakter mereka masing-masing.
Memiliki anak generasi Alpha, Radit mengambil beberapa nilai baik dari keluarganya sejak dulu. Ia mengkoneksikannya dengan situasi sosial dan kultur yang berkembang.
"Ilmu parenting berkembang seiring waktu ke waktu karena ilmu sosial berkembang sesuai konteks kultur. Maka tentu mencari yang terbaik untuk konteks kebudayaan, kultur dan lain-lain saat ini. Artinya tidak semua hal yang dilakukan keluarga saya dulu dipraktekan, ada banyak hal yang cukup beda," jelas Radit.