5 Trauma Karakter Sita di Film Siksa Kubur karena Kehilangan Orangtua
Pencarian "keyakinan" Sita dan keraguannya terhadap agama karena orangtuanya terbunuh
11 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film Siksa Kubur bisa ditonton bertepatan dengan momen Lebaran 2024 yakni 11 April 2024. Karya sutradara Joko Anwar ini dibintangi oleh Faradina Mufti sebagai Sita dan Reza Rahadian sebagai Adil atau kakak Sita.
Sinopsis film Siksa Kubur bercerita mengenai Sita, seorang perempuan yang goyah kepercayaannya terhadap agama ketika ia menyaksikan kedua orang tuanya meninggal akibat bom bunuh diri. Dihantui keraguan, ia punya satu cara untuk meyakinkan dirinya dengan mencari orang paling berdosa, lalu mengikutinya ke alam kematian untuk membuktikan siksa kubur benar-benar terjadi.
Karena kehilangan orangtua sendiri di depan matanya karena bom bunuh diri, sosok Sita yang dibesarkan di keluarga hangat seolah berubah.
Berikut Popmama.com rangkum deretan trauma karakter Sita di film Siksa Kubur dari kehilangan orangtuanya.
1. Meragukan Tuhan dan agama
Seperti yang sudah diceritakan dari sinopsis kalau Sita mempertanyakan soal agama semenjak kehilangan orangtuanya secara tragis. Padahal dulunya keluarga Sita digambarkan sangat harmonis dan saling menyayangi.
Suatu pagi kejadian di toko roti orangtuanya mengubah pandangan Sita. Kejadian bom bunuh diri merenggut orangtuanya. Hubungannya dengan siksa kubur karena di tangan kakaknya bernama Adil, pelaku memberikan kaset pita yang berbunyi jeritan siksa kubur.
Editors' Pick
2. Menyalahkan diri sendiri karena orangtuanya meninggal
Kejadian di toko roti itu membuat Sita terpukul. Saat itu, usianya masih belasan tahun, di mana kematian orangtuanya karena bom bunuh diri menurut Sita bisa dicegah. Orangtua Sita terbunuh karena orangtuanya mengejar pelaku bom bunuh diri yang mencuri di tokonya.
Di saat Sita dewasa, ia mempertanyakan keputusan ini terus-menerus. Andai saja saat itu Sita membiarkan pelaku lolos dan tidak mengadukan ke orangtuanya, mungkin mereka masih hidup.