5 Fakta dan Sinopsis Kupu-Kupu Kertas, Kisah Cinta Anggota NU dan PKI
Film Kupu-Kupu Kertas mengangkat kisah cinta antara anggota NU dan simpatisan PKI
30 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film Kupu-Kupu Kertas menjadi perbincangan hangat di antara para pencinta film tanah air, karena mengangatkan isu yang cukup sensitif, yakni berkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Hanya saja film ini akan berfokus pada kisah cinta salah seorang laki-laki yang berlatar belakang keluarga NU dan gadis perempuan yang keluarganya merupakan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selain karena alur ceritanya yang bikin penasaran, film besutan Emil Heradi ini juga akan dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris ternama tanah air, seperti Amanda Manopo, Reza Arap, dan nama-nama beken lainnya. Kabarnya film ini akan tayang di layar lebar pada 7 Februari 2024.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta dan sinopsis Kupu-Kupu Kertas, kisah cinta anggota NU dan PKI secara detail.
Sinopsis Film Kupu-Kupu Kertas
Film Kupu-Kupu Kertas mengisahkan sosok Ikhsan (Chicco Kurniawan) yang berasal dari keluarga NU terlibat dalam hubungan asmara dengan Ning (Amanda Manopo), seorang gadis perempuan yang memiliki latar belakang dari keluarga anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada awalnya, Ikhsan tidak terlalu peduli terhadap latar belakang ideologi komunis, tapi suasana tiba-tiba berubah mencekam ketika konflik pertikaian pecah, sehingga menyebabkan keluarga Ikhsan menjadi korban dari pembantaian Partai Komunis Indonesia (PKI). Perasaan Ikhsan pun berubah seketika, dirinya langsung dihadapkan pada perasaan bimbang antara balas dendam atau menyelamatkan nyawa Ning.
Lantas bagaimana kelanjutan kisah asmara antara Ikhsan dan Ning? Apakah keduanya akan tetap memperjuangkan cintanta? Nantikan dan saksikan film Kupu-Kupu Kertas yang akan tayang di layar lebar pada 7 Februari 2024.
1. Mengangkat sejarah konflik berdarah PKI 1965
Film Kupu-Kupu Kertas sedang menjadi perbincangan hangat, karena mengangkat salah satu sejarah kelam di Indonesia, yaitu konflik berdarah pada tahun 1965. Pada saat itu, beberapa daerah di Indonesia salah satunya di Banyuwangi sedang terjadi pembantaian 62 pemuda dari Gerakan Pemuda Ansor yang dilakukan oleh kelompok bromocorah yang bernaung di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI).
Gerakan Pemuda Ansor pun kemudian melakukan pembalasan dengan nama Operasi Gagak Hitam yang semakin menimbulkan banyak korban berjatuhan, sebab hal tersebut sulit untuk dihindari. Peristiwa ini akhirnya diabadikan dalam sebuah monument yang dikenal dengan Lubang Buaya Cemetuk.