Apa Hukumnya dalam Islam jika Suami Tidak Makan Masakan Istri?
Mungkin ada rasa kesal, tetapi apakah boleh kalau suami tidak makan masakan istri?
28 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasak menjadi sebuah keahlian yang bisa dimiliki oleh semua orang, bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan perempuan atau laki-laki.
Ketika sudah berumah tangga, suami atau istri yang bisa masak tentu akan sangat membantu dalam kehidupan pasangan, terutama sikap saling melayani satu sama lain.
Lalu, bagaimana jika ternyata saat istri sudah memasak makanan untuk keluarga, namun suami tidak memakannya? Tak jarang, mungkin saja suami lebih senang jajan di luar ketimbang makan di rumah. Apakah hal ini bisa menjadi masalah dan memicu pertengkaran?
Perlu diketahui bahwa agama Islam telah menerangkan hal tersebut. Jika penasaran, kali ini Popmama.com akan merangkum informasi terkait hukum suami tidak makan masakan istri dalam Islam secara lebih detail.
Editors' Pick
Tidak Ada Kewajiban Harus Makan Masakan Istri
Seperti dilansir dari Bincang Syariah, mungkin perkara suami tidak masak makanan istri bisa menjadi masalah tersendiri bagi sebagian pasangan di Indonesia.
Bisa jadi suami lebih menggemari makan di luar atau di tempat makan lainnya, sehingga hati istri menjadi sedih karena masakannya tidak dimakan. Padahal, seorang suami tidak memiliki kewajiban untuk makan masakan istri atau makan bersama istrinya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Syarafuddin Abu Naha Al-Hajawi dalam kitab Al-Iqna’ li Thalibil Infita’, makan masakan istri serta makan bersama istri bagi suami hanya sunah atau tidak wajib.
Walau Hukumnya Sunah, Suami Mesti menyenangkan Hati Istri
Nah, walau makan bersama istri atau makan masakan istri hukumnya tidak wajib, suami juga mesti dituntut selalu berbuat baik kepada istrinya untuk menyenangkan hati.
Menyenangkan istri tidak selalu berkaitan dengan hadiah atau harta saja, melainkan dengan menunjukkan ketulusan lewat perkataan bahkan perbuatan, salah satunya menghargai usaha istri ketika masak makanan untuk suaminya.
Jika istri senang dengan perlakuan suami yang makan masakannya, maka sepatutnya suami mesti memakannya.
Menyenangkan Istri menurut Surat An-Nisa Ayat 19
Menyenangkan hati istri juga tertuang dalam firman Allah pada surat An-Nisa ayat 19, yang berbunyi sebagai berikut:
….wa 'asyiruhunna bil ma'ruf, fa ing karihtumuhunna fa 'asa an takrahu syai'aw wa yaj'alallahu fihi khairang kasira
Artinya:
“Dan bergaulah dengan para istri dengan baik. Jika kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.”
Bahkan, Ibnu Katsir pernah menafsirkan membahagiakan atau menyenangkan istri bisa dengan memperindah ucapan kepada istri, dan berlaku baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Di antara akhlak baik juga harus mencontoh Rasulullah SAW yang selalu ceria, bercanda dengan istri, lemah lembut, mencukupi nafkah dan membuat istrinya tertawa.
Walau memang hukumnya sunah, tetapi suami tak ada salahnya perlu menyenangkan hati istri, seperti makanan masakan yang sudah dibuat.
Semoga informasi ini dapat membantu Papa dan Mama dalam membina rumah tangga yang harmonis serta selalu mengedepankan kebaikan bersama, ya.
Baca juga:
- Hukum Suami Meminjamkan Uang Tanpa Sepengetahuan Istri
- Jika Istri Memiliki Utang, Apakah Suami Wajib Melunasinya?
- 7 Hak Suami terhadap Istri dalam Ajaran Agama Islam