Apa Hukumnya Keluar dari Grup WhatsApp Keluarga?
Perlu menegur dengan halus ketika ada ujaran kebencian, hoaks atau gibah di dalam grup WhatsApp
9 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Demi terjalinnya silaturahmi dengan keluarga, biasanya keluarga besar akan membuat sebuah grup keluarga chat yang berisi anak, sepupu, keponakan, paman bahkan orangtua.
Tak jarang, beberapa orang ada yang merasa malas jika masuk grup keluarga, terlebih lagi karena banyak berita bohong atau hoaks yang mudah menyebar.
Jika memang Mama sudah masuk grup, dan ternyata ingin keluar, apakah itu memutuskan tali silaturahmi antar keluarga?
Nah, ternyata ada nih beberapa penjelasannya di bawah ini, Popmama.com sudah merangkum informasinya. Simak sampai akhir, ya!
Beberapa Faktor Seseorang Keluar Grup Keluarga
Seperti dikutip dari NU Online, ada beberapa faktor seseorang keluar dari grup WhatsApp atau WA keluarga.
Misalnya karena memang gawai mulai terganggu atau sering lag karena terlalu banyak grup yang diikuti, baterai mudah habis atau memang merasa tidak aktif dan berpartisipasi di dalam grup tersebut.
Tetapi ada juga yang sengaja keluar karena sebagian anggota grup gemar menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, gibah, atau candaan yang tidak perlu.
Keluar dari grup keluarga bisa dibilang tindakan darurat, di mana grup lebih dominan berisi berita hoaks, ujaran kebencian, atau hal negatif lain-lain.
Tetapi, jika memang arus informasi di dalam grup tidak bisa dikendalikan, maka keluar grup keluarga dapat dilakukan.
Editors' Pick
Pandangan Imam Nawawi Mengenai Berita Bohong atau Gibah
Seperti yang dikemukakan Imam Nawawi, ketika ada orang yang mendengar gibahterhadap seorang Muslim, seharusnya ia menolak gibah tersebut dan menegur orang yang mengucapkannya.
Jika dengan ucapan orang itu tidak berhenti, maka ia boleh mengambil langkah non-verbal. Jika tidak sanggup menegur secara verbal maupun non-verbal, bisa keluar dari forum tersebut.
Imam Nawawi juga menganjurkan kita menegur orang lain yang menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian.