Apakah Termasuk Durhaka saat Anak Menolak Dijodohkan Orangtua?
Yuk, ketahui penjelasannya!
31 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menikah merupakan suatu prosesi sakral yang dijalani setiap pasangan. Bahkan, tujuan menikah juga salah satunya agar bisa sehidup semati dengan pasangan kita.
Tak jarang, dalam memilih pasangan hidup, orangtua turut andil untuk memilih, bahkan ada juga yang mencarikan jodoh untuk anaknya.
Ada juga yang menolak menikah dengan pasangan orangtua, namun ada menuruti permintaan orangtua. Namun, jika menolak, apakah anak tersebut bisa jadi durhaka kepada orangtuanya?
Nah, kali ini Popmama.com sudah merangkum jawaban dan informasinya. Yuk, disimak!
Editors' Pick
Anak Boleh Menolak Menikah dengan Orang Pilihan Orangtua
Dilansir dari Bincang Syariah, Ibnu Taymiyah dalam Kitab al Fatawaa al Kubra, mengatakan bahwa seorang anak jika dipaksa menikah dengan pilihan orangtua berhak menolak.
Penolakan menikah dengan pilihan orangtua atau dijodohkan oleh orangtua bukan sebuah perbuatan yang durhaka.
Begitu juga dengan seorang anak yang dipaksa untuk menikah oleh kedua orangtuanya, maka berhak menolak. Bisa jadi karena memang tidak mencintai orang tersebut.
Orangtua Tak Memiliki Kewajiban Menjodohkan Anak dengan Orang yang Tidak ia Sukai
Menikah memang harus menyatukan kedua orang, proses menyatunya bisa terjadi karena saling kenal dan tumbuh bibit asmara.
Namun, penjelasan dari Ibnu Taymiyah berdasarkan tafsir surat Ar-Ra’d ayat 38 bahwa orangtua tidak memiliki kewajiban menikahkan anak dengan orang yang tidak ia cintai.
Wa laqad arsalna rusulam ming qablika wa ja'alna lahum azwajaw wa zurriyyah, wa ma kana lirasulin ay ya'tiya bi'ayatin illa bi'iznillah, likulli ajaling kitab
Artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu).”