Dijodohkan, Bagaimana Jika Pasangan Suami Istri Tak Saling Cinta?
Percayalah bahwa Allah maha membolak-balikkan hati manusia
27 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menikah merupakan sebuah perjalanan panjang bagi pasangan suami istri untuk terus belajar, saling mengasihi dan menyayangi. Pernikahan pun harus dijalin dengan penuh cinta agar hubungan bersama pasangan terus harmonis.
Dengan hadirnya cinta, maka dua hati yang berbeda bisa menyatu dan melengkapi satu sama lain. Hal tersebut perlu diingat, walau pasti akan ada saja cobaan dalam berumah tangga.
Lantas, bagaimana jika pasangan suami istri menjalani rumah tangga dengan setengah hati? Apalagi jika pernikahan ini merupakan hasil perjodohan dari orangtua. Apa yang mesti dilakukan?
Untuk menjawab hal tersebut, Popmama.com telah merangkum jawabannya agar tidak lagi gundah urusan cinta.
Editors' Pick
Cinta menurut Pendapat Quraish Shihab
Hubungan suami istri memang perlu melibatkan cinta di antara keduanya, sehingga tidak bisa jika hanya satu orang yang berperan. Hal ini juga pernah dikemukakan oleh M Quraish Shihab.
Seperti dilansir dari NU Online, Quraish Shihab mengatakan bahwa mendefinisikan cinta itu tidak mudah. Menurutnya cinta adalah permainan antara dua pihak.
Oleh karena itu, menurutnya pasangan suami istri bisa sama-sama menang atau sama-sama kalah dalam membangun sebuah hubungan. Bahkan ia menganalogikan kalau pernikahan itu seperti naik sepeda.
Pada mulanya sulit, bisa terjatuh-jatuh, tetapi jika sudah mahir, bisa naik sepeda di jalan yang terjal tanpa memegang kendali.
Cerita Nabi Muhammad SAW yang Mengadu kepada Allah Masalah Cintanya
Nah, masalah cinta juga pernah dialami sendiri oleh Rasulullah lho, Ma. Bahkan ketika gundah, ia mengadukan semuanya kepada sang Pencipta.
Seperti dikutip dari Bincang Muslimah, di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Dari Aisyah RA.
Sesungguhnya Nabi SAW bertemu para isterinya dengan adil, dan berkata: “Ya Allah, Inilah batas kemampuan yang kumiliki, maka janganlah kecam aku menyangkut apa yang Engkau miliki tetapi tidak kumiliki.”
Dari hadis di atas, Mama dapat mengetahui kalau seorang Nabi pun memiliki masalah dalam soal rasa cinta.
Bahkan Rasulullah mengadu kepada Allah SWT tentang sulitnya berbuat adil dalam hal cinta kepada istri-istrinya.
Allah Maha Membolak-balikkan Hati Manusia
Setelah melihat kisah Nabi di atas, bagaimana jika masalah cinta juga tengah dialami oleh Mama? Dalam artian kesulitan mencintai suami karena alasan pernikahan yang dijodohkan orangtua?
Meski demikian, bukan berarti ini menjadi pembenaran ketidakcintaan kepada suami dan menyerah untuk mencintainya. Bahkan ini dijadikan alasan untuk bercerai dengan suami lho, ya.
Perlu kembali diingat bahwa Allah maha membolak-balikkan hati manusia, maka seorang istri mesti terus berusaha untuk mencintai pasangan sahnya.
Jika sudah dilakukan, namun tidak bisa mencintai sepenuh hati, hendaklah tetap berusaha dan berhusnudzan kepada Allah atas ketentuannya.
Sebagai manusia, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Maka penting untuk kita terus berprasangka baik, berdoa dan berusaha. Hal ini pun sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa ayat 19.
…wa 'asyiruhunna bil-ma'ruf, fa ing karihtumuhunna fa 'asa an takrahu syai'aw wa yaj'alallahu fihi khairang kasira
Artinya:
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
Nah, sudah tahu kan apa yang mesti Mama lakukan agar tetap mencintai pasangan meskipun dijodohkan oleh orangtua?
Sejatinya cinta akan muncul jika kita berhusnudzan dan berbuat baik kepada pasangan. Percayalah bahwa Allah maha membolak-balikkan hati hambanya yang dilanda gundah masalah cinta.
Baca juga:
- Positif dan Negatifnya Menjalani Pernikahan yang Dijodohkan Orangtua
- 5 Tips agar Pernikahan yang Dijodohkan Bisa Berhasil dan Bahagia
- Apakah Termasuk Durhaka saat Anak Menolak Dijodohkan Orangtua?