Penyebab Vagina Mengeluarkan Pelumas Alami saat Berhubungan Seks

Sudah tahu belum mengapa perempuan mengeluarkan cairan pelumas alami?

25 November 2021

Penyebab Vagina Mengeluarkan Pelumas Alami saat Berhubungan Seks
Unsplash/Malvestida Magazine

Masalah utama dalam kepuasan perempuan saat berhubungan seks, yakni vagina tidak mudah basah atau mengeluarkan cairan pelumas alami.

Padahal, saat vagina yang basah itu bisa menandakan kenikmatan saat sedang berhubungan seks. Hal ini tentu akan semakin mempermudah penis masuk ketika penetrasi terjadi.

Hanya saja, kebanyakan laki-laki terkadang menyepelekan hal tersebut. Mereka pun bisa saja melupakan sesi foreplay atau pemanasan yang seharusnya penting untuk dilakukan, sebelum pada akhirnya bercinta lebih jauh.

Demi keintiman di atas ranjang, pasangan suami istri pun perlu memahami proses serta penyebab vagina bisa basah. Kali ini Popmama.com sudah merangkumnya agar bisa menciptakan kehidupan seks yang menyenangkan.

Editors' Pick

1. Apa yang membuat vagina bisa basah atau mengeluarkan pelumas alami?

1. Apa membuat vagina bisa basah atau mengeluarkan pelumas alami
Pexels/cliffbooth

Hal tersebut pun dijelaskan oleh seorang ginekolog dan asisten profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan kedokteran reproduksi dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, Rebecca C. Brightman.

Menurutnya, kelembapan vagina menjadi proses yang sepenuhnya normal terjadi. Hal ini disebabkan oleh cairan yang diproduksi oleh sel-sel di dalam dinding vagina.

Lendir serviks menambah kelembapan, bahkan terjadi peningkatan aliran darah ke vagina selama gairah seksual yang terus meningkat. Hal inilah yang jadi salah satu faktor vagina menjadi basah.

Senada dengan Rebecca, dokter profesional seputar kehamilan dan kesehatan perempuan, Angela Jones pun angkat bicara mengenai hal tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa keadaan gairah yang meningkat bisa membuat vagina menjadi lebih membesar. Hal ini bisa terjadi karena peningkatan suplai darah ke daerah tersebut, sehingga akan menghasilkan peningkatan pelumasan secara alami.

 “Terapi penggantian estrogen sering digunakan untuk mengobati kekeringan pada vagina yang berkaitan dengan keadaan menopause, juga dapat meningkatkan kelembapan vagina,” tuturnya.

2. Kelembapan vagina setiap perempuan bervariasi

2. Kelembapan vagina setiap perempuan bervariasi
Pexels/Daria Rem

Pada dasarnya, setiap kelembapan vagina bervariasi dari satu orang ke orang lain. Selain itu, perlu diketahui bahwa tidak ada vagina yang terlalu basah.

Rebecca melanjutkan bahwa seberapa basah dan lembapnya vagina tergantung pada beberapa hal, khususnya fluktuasi hormon.

“Perempuan yang menopause memiliki vagina yang kurang dilumasi atau lembap karena keadaan estrogen yang rendah,” jelasnya.

Ini pun tergantung di mana seseorang berada dalam siklus menstruasi mereka, sehingga akan memengaruhi seberapa lembap atau basahnya vagina.

Konon, jika Mama mengalami perubahan ekstrem pada kelembapan dasar pada diri sendiri, maka itu bisa menjadi tanda kondisi lain, seperti infeksi vagina.

Perubahan mendadak pada kelembapan atau keputihan ekstra yang berlangsung selama beberapa hari, tampaknya tidak terkait dengan siklus menstruasi.

3. Mengapa ada vagina yang kering dan tidak mengeluarkan cairan pelumas?

3. Mengapa ada vagina kering tidak mengeluarkan cairan pelumas
Freepik/Spukkato

Kekeringan vagina menjadi masalah nyata yang mengganggu banyak perempuan dan ini tentu ada penjelasan sederhananya.

“Kondisi di mana kadar estrogen rendah seperti pasca persalinan dan setelah menopause dapat menciptakan kekeringan,” kata Rebecca.

Untuk menghilangkan kekeringan pada vagina, Rebecca merekomendasikan pelembap seperti pelumas yang dapat membantu hubungan seksual lebih nyaman.

Penting bagi setiap pasangan suami istri bisa saling membicarakan sebuah percakapan tentang vagina dan bagaimana perilakunya.

“Vagina bukanlah kata yang buruk, dan penting bagi kita untuk menjadi lebih nyaman mendiskusikan hal-hal seperti basah dan kering. Tidak hanya bersama dokter saja, melainkan juga bersama pasangan kita,” lanjutnya.

Dengan lebih banyak diskusi, maka pasangan pun bisa mulai belajar dari pengalaman satu sama lain untuk mengetahui apa yang mungkin normal terjadi dan apa yang tidak.

Wah, ternyata urusan kepuasan seksual bukan hanya melibatkan interaksi fisik saja. Melainkan interaksi dua arah tentang membicarakan hal yang dirasa tabu di masyarakat juga sangat penting untuk dibahas.

Semoga informasi ini membantu sedikit bagi Papa dan Mama yang ingin terus menciptakan keintiman dalam hal urusan ranjang.

Baca juga:

The Latest