3 Peran Penting Komunikasi untuk Keintiman Hubungan Suami Istri
Salah satunya berpengaruh untuk kehidupan seks di atas ranjang
20 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada yang menyebut komunikasi menjadi sebuah kunci dalam menjalin hubungan bersama pasangan. Ini jelas bukan isapan jempol belaka karena memang berpengaruh pada apapun, termasuk hubungan suami istri.
Bayangkan saja kita hidup dengan orang yang kita cintai tanpa melakukan komunikasi, apakah hubungan akan normal sedia kala? Tentu tidak akan mungkin, bukan?
Belum lagi, komunikasi sangat berpengaruh ke kesehatan mental kita sebagai manusia. Itu sebabnya orang yang penyendiri dan murung jika diajak bercerita akan merasa lebih baik serta nyaman.
Bagi hubungan juga ingin akan berperan penting dalam hal keintiman. Oleh karena itu, Popmama.com menyiapkan beberapa alasan untuk Mama dan Papa ikuti demi terciptanya hubungan yang lebih intens serta harmonis.
Editors' Pick
1. Komunikasi membantu hubungan berkualitas dan meningkatkan gairah seks
Ketika melakukan komunikasi yang terbuka bersama pasangan, maka semua urusan yang melibatkan di dalam maupun di luar kamar akan cepat teratasi dengan baik.
Komunikasi juga membantu kita untuk mengetahui lebih jauh tentang pasangan. Terkait bagaimana dia menyelesaikan masalah dan mencari solusi untuk menghadapinya.
Penyegaran di dalam hubungan pun akan terjadi, bahkan lambat laun libido juga akan meningkat. Jelas ini sesuatu yang menguntungkan, bukan?
Masuk ke kehidupan seks, tidak melulu soal seprai bersih dan wangi, atau pun baju seksi yang dikenakan pasangan untuk meningkatkan hasrat bercinta.
Dengan melibatkan komunikasi di atas ranjang, tentu akan memungkinkan kehidupan seks lebih variatif dan memuaskan untuk kedua belah pihak.
Kita bisa lebih tahu dengan apa yang disukai pasangan, area sensitif apa yang ingin ia sentuh, lalu bagaimana seks bisa lebih memuaskan dengan berbagai gaya. Semua itu melibatkan komunikasi keduanya.
Jika komunikasi terhenti, maka siap-siap akan menemukan hubungan yang membosankan dan pasangan akan berhenti bergairah karena aktivitas di atas ranjang menjadi kurang menyenangkan.
2. Komunikasi diperlukan untuk kesehatan mental
Jauh dari permasalahan rumah tangga yang melibatkan pembicaraan, perlu dipahami bahwa ternyata komunikasi juga membantu kita menyeimbangkan kesehatan mental.
Pernah merasa suntuk terhadap suatu aktivitas yang dilakukan berulang? Jika mengalami hal tersebut, apa yang mesti dilakukan? Menyendiri atau membagikannya ke pasangan?
Jika memilih untuk menyendiri dan memendam semua emosi negatif, sampai kapan diri kita mampu menahannya sebelum dikeluarkan layaknya bom besar yang akan meledak.
Atau justru mungkin memilih yang kedua untuk membagikannya kepada pasangan? Apa reaksi tubuh kita jika sudah membagikan hal tersebut? Lebih tenang, bukan?
Jangan salah, saat ini isu kesehatan mental terus digaungkan dan banyak dari kita merasa isu tersebut penting, terutama bagi generasi yang relate di dalamnya.
Sebagai cara efektif, cobalah untuk terbuka dengan pasangan. Ceritakan semua keluh kesah dan hal yang menghantui pikiran.
Pasangan pun semestinya menimpali dengan penuh empati dan jangan sekali-kali membandingkan atau menyudutkan dengan kalimat “Lah, baru gitu doang, aku nih pernah lebih parah".