5 Persiapan yang Perlu Dilakukan saat Memutuskan Menikah Muda
Ada beberapa hal yang memang harus dipikirkan dengan baik
27 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buat calon pasangan suami istri yang akan melangsungkan pernikahan atau yang sudah menikah di rentang usia 19 tahun ke atas, tentunya kebahagiaan pasti meliputi kalian berdua ya.
Eits, tetapi buat pasangan yang ingin menikah muda perlu juga nih mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Persiapan tersebut pun nantinya akan memengaruhi bahtera rumah tangga yang akan dijalani nanti.
Adanya kesiapan yang matang tentu dapat menentukan keberlangsungan hidup keduanya sebagai pasangan suami istri. Apalagi menikah menjadi sebuah keputusan yang harus diimbangi dengan tanggung jawab serta komitmen satu sama lain.
Oleh karena itu, Popmama.com akan membagikan beberapa persiapan yang perlu dilakukan menjelang menikah dari beberepa sumber. Disimak yuk!
1. Mempersiapkan mental dan emosi
Saat sudah memutuskan menikah muda, laki-laki serta perempuan perlu sama-sama untuk mempersiapkan mental dan emosi. Ini termasuk juga menurunkan ego satu sama lain.
Menikah memang menjadi tanggung jawab yang besar, namun bisa ringan jika kedunya melakukan dengan baik tugas masing-masing.
Saat cekcok atau bertengkar misalnya, maka keduanya perlu menahan ego. Emosi bahkan belajar memaafkan pasangan sangat diperlukan, apalagi jangan sampai menyimpan dendam.
Jika masalah terus berlarut tanpa ada usaha keduanya untuk memperbaiki, jelas itu akan merusak hubungan dan menciptakan suasana negatif di rumah.
Apapun masalahnya, pahit manis asam asinnya rumah tangga diharapkan bisa disikapi dengan bijak.
Editors' Pick
2. Menikah juga butuh modal, bukan hanya modal cinta
Yup, saat terbesit ingin nikah, setiap pasangan pasti berpikir “Nikah memang butuh modal, lalu apakah modal aku udah cukup?”
Modal di sini bukan berarti keuangan atau finansial saja lho, tetapi masih banyak modal-modal lain yang perlu diperhatikan untuk membangun sebuah bahtera rumah tangga.
Mulailah menabung bersama jika menginginkan pesta pernikahan. Untuk yang tidak ingin melangsungkan pesta, maka uang yang terkumpul akan bisa digunakan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Nah, dari sini nih kalian berdua akan belajar menabung bersama. Bisa berbentuk uang maupun barang juga lho.
Hal ini akan terbiasa dilakukan karena pernikahan bukan lagi tentang “saya” secara keseluruhan, melainkan tentang “kita” berdua.
3. Ilmu yang terus dipelajari keduanya
Menyatukan dua pikiran berbeda dalam satu hubungan jelas sangat menyulitkan. Oleh sebab itu, perlunya cara menyikapi itu semua dengan ilmu yang kita pelajari secara bertahap.
Setiap pasangan pun bisa mengikuti kelas pra nikah dengan orang profesional, kelas parenting, memahami ilmu keuangan, manajemen emosi dan masih banyak lagi.
Banyak juga sumber ilmu yang bisa dipelajari bersama, misalnya banyak kelas-kelas parenting via online, mengikuti pra nikah di KUA atau sekadar membaca buku dapat membantu dalam memperkaya wawasan.
Konselor keluarga pun berfungsi membantu mengatasi kecemasan selama berumah tangga. Hal ini dikarenakan konselor bersifat netral, maka pasangan suami istri nantinya akan mendapatkan nasihat atau informasi yang lebih objektif dari sudut pandangnya.
Semakin banyak ilmu yang kita dapatkan, maka bisa berbuah manis seiring menjalani proses berumah tangga. Dengan begitu, keduanya semakin kuat dalam kondisi susah maupun senang.
4. Bicarakan konsep keluarga ideal bersama pasangan
Ada yang bilang bahwa berumah tangga ada seni. Hal ini dikarenakan setiap rumah tangga pasti berbeda satu dengan yang lainnya.
Sama halnya dengan ini, maka setiap pasangan mesti membicarakan hal terkait rumah tangga yang meliputi soal anak, pola asuh anak, pendidikan, masalah finansial bersama dan masih banyak lagi.
Menentukan pola asuh anak, tabungan untuk anak sekolah dan lainnya, urusan keuangan bersama serta masih banyak urusan keluarga yang mesti diperhatikan.
Terkadang momen ini akan terasa saat orang lain bertanya “Kapan rencana memiliki anak?". Walaupun kadang menjengkelkan, namun ini perlu dipikirkan matang-matang lho.
Saling berdiskusi satu sama lain memang menjadi jalan terbaik. Dengan begitu, akan mencapai kesepakatan sebelum dan setelah menikah. Jelas ini pasti membantu menguatkan jawaban dari tekanan keluarga, teman dan lain-lain.
Setidaknya mintalah bantuan kepada orang yang sudah berpengalaman. Mengingat pengalaman adalah guru terbaik, bukan?
5. Tetaplah berpikir terbuka dan fleksibel
Tidak menjadi masalah jika pasangan muda ini memiliki ekspektasi tentang kehidupan pernikahan, tetapi perlu diingat bahwa tidak boleh mengharapkan sesuatu yang sempurna dalam pernikahan.
Lho, mengapa begitu? Perlu diingat bahwa pernikahan ada pasang surutnya, jadi setiap orang perlu siap akan hal tersebut.
Percayalah pada calon pasangan dan hubungan yang akan dibangun, usahakan tidak mudah menyerah saat menghadapi masalah dalam pernikahan. Pemikiran terbuka dan fleksibel akan membantu selama perubahan dalam hidup keduanya, jadi persiapkan diri lebih mudah beradaptasi ya.
Sangat menyenangkan dan membahagiakan saat memilih pasangan untuk menjadi pasangan sehidup semati kita. Namun, akan sangat lebih menyenangkan jika keduanya mempersiapkan segala sesuatu dengan matang dan saling berpikiran terbuka.
Semoga informasinya bermanfaat.
Baca juga:
- 5 Pernyataan Alvin Faiz Usai Digugat Cerai Larissa Chou
- 5 Hal Ini Wajib Dipahami Suami Istri Sebelum Memulai Shower Sex
- 6 Cara Menerima Pasangan yang Tidak Romantis