7 Puisi Cinta Karya Chairil Anwar yang Menyentuh Hati
Banyak cara meluapkan cinta, salah satunya dengan menulis dan membacakan sebuah puisi
2 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi Mama penikmat sastra, mungkin sudah tidak asing dengan sosok satu ini. Ia merupakan seorang penyair terkemuka asal Indonesia, dan diberi julukan sebagai “Si Binatang Jalang”.
Ya, karya-karya Chairil Anwar sangat dinikmati bagi para penikmatnya. Bahkan, karya monumentalnya pun masih bisa kita nikmati sampai sekarang.
Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Perkataan itu sepertinya relevan dengan karya Chairil Anwar yang ingin hidup seribu tahun lagi, dan sudah terlaksana melalui karya-karyanya.
Nah, ada banyak puisi berbagai tema yang pernah penyair kondang ini tulis, salah satunya tentang cinta. Kali ini Popmama.com akan merangkum kumpulan puisi cinta karya Chairil Anwar.
Kumpulan Puisi Cinta Karya Chairil Anwar yang Menyentuh Hati
1. Senja di pelabuhan kecil
Kepada Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
2. Tak sepadan
Aku kira
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka
Editors' Pick
3. Cintaku jauh di pulau
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau kumati, dia mati iseng sendiri
4. Cinta dan benci
Aku tidak pernah mengerti
Banyak orang menghembuskan cinta dan benci
Dalam satu napas
Tapi sekarang aku tahu
Bahwa cinta dan benci adalah saudara
Yang membodohi kita, memisahkan kita
Sekarang aku tahu bahwa
Cinta harus siap merasakan sakit
Cinta harus siap untuk kehilangan
Cinta harus siap untuk terluka
Cinta harus siap untuk membenci
Karena itu hanya cinta yang sungguh-sungguh mengizinkan kita
Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan
Setiap emosi jatuh… Keluarlah cinta
Sekarang aku mengetahui implikasi dari cinta
Cinta tidak berasal dari hati
Tapi cinta berasal dari jiwa
Dari zat dasar manusia
Ya, aku senang telah mencintai
Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup
Dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku
5. Sajak putih
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi
Malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah
6. Doa
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cahayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
7. Rumahku
Rumah ku dari unggun timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak
Ku lari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah ku dirikan ketika senja kala
Di pagi terbang entah ke mana
Rumah ku dari unggun timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi
Tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu
Nah, itu tadi beberapa kumpulan puisi cinta dari Chairil Anwar yang bisa menyentuh hati. Jika termasuk penikmat puisi dari Chairil Anwar, mungkin bisa menyegarkan ingatan dan kenangan di masa lalu.
Baca juga:
- 10 Puisi Cinta Romantis Karya Sastrawan yang Bikin Hati Pasangan Luluh
- Bikin Baper, Ini 5 Puisi Cinta Karya Sapardi Djoko Damono
- Puisi Menyayat Hati Ibu Sri Mulyani Ternyata Milik Jayaning Hartami