Pandemi Covid-19 yang kian tak kunjung mereda, dibarengi dengan angka kematian yang tinggi di Indonesia pun menjadi perhatian kita semua.
Hal yang harus kita lakukan, yakni dnegan tetap menjaga kesehatan, memakai masker serta tidak melakukan aktivitas diluar jika tidak terlalu penting.
Belum selesai masalah pandemi ini, kita pun mesti menjalani isolasi mandiri. Bagaimana jika kita aman di rumah dari virus, tetapi di rumah memiliki pasangan yang toxicbahkan sering melakukan kekerasan?
Oleh karena itu, Mama perlu sadari bahwa segera lakukan cara berikut untuk keluar dari lingkaran Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Popmama.com sudah merangkum terkait apa saja yang bisa dilakukan jika mengalami KDRT di rumah, apalagi ketika sedang menjalani isolasi mandiri.
1. Perhatikan kesehatan mental pribadi
Unsplash/Kyle Broad
Seperti dilansir dari kawalcovid19.id, jika serumah dengan pasangan yang sering melakukan KDRT, maka ada baiknya untuk membuat diri tenang terlebih dahulu.
Lakukan beberapa aktivitas yang membuat senang dan tidak merasa tertekan. Bisa dengan menonton film, membaca buku atau melakukan hobi menyenangkan lainnya selama berada di dalam rumah.
Hindari juga topik obrolan yang mungkin saja menimbulkan perdebatan dengan pasangan. Hal ini baik untuk kesehatan mental diri sendiri selama menjalani isolasi mandiri.
Editors' Pick
2. Jaga jarak fisik ketika di rumah
Freepik/wayhomestudio
Cara lain yang bisa dilakukan, yakni menjauhi pasangan selama isolasi mandiri di rumah. Maka dari itu, penting sekali untuk berada di ruangan yang berbeda dengan orang toxic.
Bagi yang tidak bisa menjauhkan diri, maka lakukan seminim mungkin kontak dengannya. Bisa dengan menyibukan diri sendiri atau pekerjaan lain.
Mama bisa mengalihkan perhatian sejenak dan membuat diri lebih produktif di masa isolasi mandiri tersebut.
3. Abaikan ocehan mereka dan tetap berkomunikasi dengan orang terdekat
Pexels/Alex Green
Memang melelahkan tinggal dengan orang yang sering menyalahkan, memojokkan atau bahkan melontarkan kalimat kasar kepada kita.
Alih-alih berkomunikasi baik, jangan terlalu memikirkan perkataan orang lain ke diri kita pribadi. Itu hanya pelampiasan kekesalan orang tersebut.
Jika merasa pasangan atau anggota keluarga lain melakukan hal itu, maka jangan lupakan untuk terus berkomunikasi dengan orang terdekat lainnya.
Bisa dengan sahabat, teman atau mungkin keluarga yang bisa dipercaya. Mengetahui kabar orang terdekat dan curhat bisa menjadi salah satu cara meringkankan beban pikiran kita.
4. Mencari kelompok pendukung
Pexels/Min An
Ketika berada dalam situasi yang memilukan, sangat penting bagi Mama untuk menemukan orang yang dapat dipercaya sebagai tempat berkeluh kesah.
Jika tidak ingin merepotkan orang lain dan malu menceritakan masalah rumah tangga ke orang tersebut, maka tak ada salahnya untuk bergabung pada kelompok pendukung secara online.
Ada salah satu layanan di aplikasi WhatsApp bernama YouAreUs.id. Layanan ini untuk laki-laki dan perempuan yang terjebak dalam berbagai permasalahan, termasuk hubungan yang tidak sehat.
Layanan tersebut bertujuan untuk saling bercerita dan penguatan satu sama lain. Ada juga layanan bernama Pentas Indonesia yang bisa dicoba.
Pentas Indonesia merupakan kelompok pendukung perempuan di aplikasi Telegram. Layanan ini dilakukan secara anonim, sehingga data pribadi akan tetap terjaga.
5. Laporkan ke pihak berwajib dan konsultasi secara online
Freepik/Racool_studio
Jika pasangan atau anggota keluarga sampai melakukan kekerasan fisik, psikologis, atau seksual, Mama bisa segera melaporkannya ke pihak berwajib.
Mama bisa melaporkannya ke Komnas Perempuan atau menghubungi P2TP2A dan kepolisian setempat.
Agar bisa terus tenang dan baikan, Mama bisa mencoba layanan konsultasi psikolog secara daring. Gunakan kesempatan itu untuk mencari bantuan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Itu tadi beberapa cara yang bisa dilakukan jika Mama menjadi korban KDRT di rumah, apalagi saat sedang menjalani isolasi mandiri.
Jangan ragu untuk bercerita ke orang terpercaya agar bisa membantu meringankan masalah yang tengah dihadapi ya, Ma.