5 Alasan Orang Berbohong saat Main Dating Apps
Pengguna dating apps kerap menutupi identitas aslinya, kenapa?
10 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada banyak jalan untuk bertemu dengan jodoh, mulai dari dicomblangin oleh teman hingga berkenalan lewat aplikasi kencan online (dating apps). Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak pula orang yang menciptakan aplikasi kencan online, seperti Tinder, OKCupid, dan lainnya.
Aplikasi Tinder mungkin paling familiar di telinga mama. Sebab, aplikasi tersebut pernah dijadikan tema film dokumenter di Netflix, yakni The Tinder Swindler.
Film tersebut mengisahkan seorang laki-laki bernama Simon Leviev yang menipu korbannya hingga puluhan juta dolar Amerika melalui aplikasi Tinder. Simon juga memalsukan identitasnya sehingga para korban tidak mengetahui identitas aslinya.
Penggunaan aplikasi kencan online memang tak selalu aman. Pasalnya, pengguna dating apps kerap menutupi identitas aslinya dan membohongi pengguna lainnya. Apa yang mendasari mereka membohongi pengguna aplikasi kencan?
Kali ini Popmama.com telah merangkum lima alasan orang berbohong saat main dating apps. Kebohongan tersebut bisa mencakup identitas, pekerjaan, atau latar belakang keluarga.
Simak informasi lengkapnya di bawah ini yuk, Ma!
1. Menutupi rasa malu
Sebagian besar pengguna dating apps memiliki rasa malu untuk berhubungan dengan orang lain di kehidupan nyata. Mereka mungkin malu terhadap penampilan fisik, latar belakang keluarga, pekerjaan, maupun hal-hal lainnya. Rasa malu tersebut dibawa hingga menggunakan dating apps.
Kemudian, rasa malu itu dimanifestasikan dengan perubahan identitas, latar belakang keluarga, pekerjaan, sehingga mereka tampak lebih berkualitas. Sebagian mungkin tidak menganggap hal tersebut sebagai suatu kebohongan.
Sebab, mereka melihat hal tersebut sebagai upaya untuk menutupi rasa malu dalam diri mereka sendiri.
Editors' Pick
2. Masalah privasi
Alasan selanjutnya ialah pengguna dating apps belum ingin membuka identitas dirinya sendiri kepada orang baru yang baru dikenal. Mereka berusaha melindungi privasi diri sendiri, sehingga orang baru tidak mudah menemukan identitas asli mereka.
Mereka umumnya hanya menutupi informasi-informasi yang berhubungan dengan data pribadi. Sedangkan untuk hal lainnya, mereka cenderung terbuka kepada orang baru.