6 Jenis Hubungan Seks yang Berpotensi Tularkan HIV
Hingga saat ini HIV belum bisa disembuhkan, jadi Mama tetap perlu waspada terhadap penularannya
1 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang bisa menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi penyakit. Hingga saat ini HIV belum bisa disembuhkan, infeksi HIV hanya bisa diobati untuk memperlambat perkembangan virus dalam tubuh.
Namun, jumlah penderita yang terinfeksi HIV di Indonesia terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, HIV banyak ditularkan melalui perilaku hubungan seks yang tidak sehat.
Hubungan seks yang tidak aman pada heteroseksual atau bergonta-ganti pasangan menempati urutan pertama penyebab penularan HIV. Kemudian, pada urutan kedua adalah hubungan intim sesama pria dan diikuti oleh penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Oleh karena itu, Mama perlu mencegah penularan HIV dengan berhubungan seksual hanya dengan pasangan yang aman dari infeksi virus tersebut. Kenali juga enam jenis hubungan seks yang berpotensi menular HIV, berikut rangkumannya dari Popmama.com secara lebih detail.
1. Seks oral dengan pengidap HIV
Berhubungan seks dengan cara memasukkan organ kelamin ke mulut berisiko menularkan HIV apabila mulut sedang mengalami luka. Apalagi jika seks oral dilakukan bersama pasangan yang belum diketahui kondisi kesehatannya atau sudah dinyatakan positif terinfeksi HIV.
Pasalnya, ketika mulut sedang sariawan atau mengalami luka lainnya, cairan sperma atau ludah akan tertelan dan berisiko menularkan HIV.
Sebaliknya, jika mulut dalam keadaan sehat, maka seks oral tidak berpotensi menularkan HIV. Meskipun demikian, Mama dan pasangan sebaiknya tetap menggunakan pelindung ketika ingin melakukan seks oral.
2. Seks anal dengan pengidap HIV
Jenis hubungan seks selanjutnya yang berpotensi menularkan HIV adalah seks anal dengan pengidap. Dilansir dari International Journal of Epidemiology, HIV sebagian besar ditularkan melalui seks anal. Hal ini disebabkan jaringan dan cairan pada anus berbeda dengan area vagina.
Jumlah lapisan pada area vagina mampu menahan dan mencegah infeksi virus HIV. Sementara itu, anus hanya memiliki satu lapisan tipis yang tidak mampu mencegah terjadinya infeksi virus HIV.
Tak hanya itu, anus tidak memiliki lapisan pelumas seperti area vagina yang berfungsi melindungi dari rasa sakit dan luka. Akibatnya, seks anal berisiko menyebabkan lecet dan luka yang meningkatkan risiko penularan HIV.