5 Pelajaran Hidup dari Film The Tinder Swindler
Film Netflix The Tinder Swindler mengisahkan tentang penipu ulung asal Israel, Simon Leviev
7 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film original Netflix berjudul The Tinder Swindler tengah menjadi perbincangan hangat warganet. Film tersebut mengisahkan tentang penipu ulung, Simon Leviev, yang menjerat korbannya menggunakan aplikasi kencan, Tinder.
The Tinder Swindler merupakan karya sutradara Felicity Morris yang juga memproduseri serial Don’t F**K With Cats: Hunting an Internet Killer. Serial tersebut juga memenangkan penghargaan di Emmy Awards.
Sementara itu, film The Tinder Swindler mengungkap bahwa Simon Leviev berhasil menipu korbannya hingga 10 juta dolar atau setara dengan Rp 143,7 miliar. Lantas, apa pelajaran yang bisa penonton ambil dari film tersebut?
Kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari film The Tinder Swindler dilansir dari beberapa sumber, salah satunya Deseret News.
1. Tidak mudah percaya orang yang dikenal secara online
Simon Leviev dikisahkan memiliki nama asli Shimon Hayut. Dia merupakan laki-laki asal Bnei Brak, Israel yang mengaku sebagai putra dari miliarder Israel, Lev Leviev. Untuk meyakinkan korbannya, Leviev mengaku sebagai CEO dari LLD Diamonds, sebuah perusahaan pemasok berlian.
Dia juga menampilkan gaya hidup mewah melalui foto-foto yang dibagikan melalui aplikasi Tinder. Setelah diselidiki, Simon Leviev ternyata tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan Lev Leviev.
Semua foto yang menampilkan kebersamaannya dengan keluarga Lev Leviev hanya rekayasa belaka. Itulah sebabnya, Mama jangan langsung percaya pada orang-orang yang dikenal melalui aplikasi kencan atau media sosial.
Mama perlu mencari tahu terlebih dahulu latar belakang orang tersebut sebelum memutuskan berteman atau menjalin hubungan asmara.
Editors' Pick
2. Bergaya sesuai kemampuan
Simon Leviev kerap memamerkan gaya hidup mewahnya di Instagram atau aplikasi kencan, Tinder.
Ia tak segan mengajak korbannya untuk travelling, berbelanja barang mewah, atau membeli makanan mewah. Padahal, gaya hidupnya tersebut merupakan hasil dari menipu para korbannya.
Dia membohongi korbannya untuk meraup hasil jutaan dolar. Dia terkadang mengaku sedang diburu oleh musuh-musuh bisnisnya, sehingga tidak bisa mencairkan uang di kartu kreditnya. Itulah sebabnya, dia akan menipu korbannya untuk mengirimkan sejumlah uang yang nantinya akan digunakan untuk foya-foya.
Mama sebaiknya hidup sesuai kemampuan. Jangan sampai memaksakan diri untuk hidup mewah dengan cara menipu atau berhutang.