5 Tips Menjadi Mama yang Tidak Pemarah
Mama bisa yuk!
20 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak paling tidak suka dimarahi loh, Ma. Tapi sering kali melihat si Anak bertingkah laku menjengkelkan, emosi Mama tiba-tiba meluap dan akhirnya ditumpahkan ke anak. Duh, kalau di rumah Mama sering marah bisa-bisa si Anak jadi enggak betah loh di rumah, Ma.
Yup, Mama memang seorang manusia biasa yang bisa marah. Mungkin Mama balik bertanya: Apakah ada orang yang tidak pernah marah?
Tentu jawabannya mungkin tidak ada, Ma. Namun yang terpenting bukan marah itu sendiri, melainkan bagaimana mengendalikan amarah Mama. Pasalnya, jika Mama berhasil mengendalikan amarah, segala hal tentu menjadi lebih mudah.
Sebagai orang tua, Mama memang dituntut untuk lebih bersabar. Bukan hanya pada satu atau dua hal saja, melainkan banyak hal, Ma.
Informasi cara mendidik anak yang Mama dengar dari orang lain terkadang terkesan rumit. Tapi sebenarnya pada praktiknya tidak semua hal bisa dilakukan dengan sempurna, Ma.
Dari semua itu, yang paling sulit adalah menahan diri dan bersabar, Ma. Mungkin tipe orang yang seperti ini pasti sudah melewati berbagai fase dalam dirinya, dari yang mulanya mudah emosi hingga bisa menahan emosi. Sebab, mengubah menjadi penyabar tidak bisa dilakukan dalam satu malam, Ma.
Lalu bagaimana solusinya? Popmama.com sudah merangkumnya khusus untuk Mama berikut ini.
1. Menenangkan diri
Ketika si Anak bertingkah laku mengesalkan atau membuat kecerobohan, cobalah untuk menenangkan diri. Caranya bisa dengan menarik napas panjang perlahan-lahan, tahan sebenar, dan embuskan secara perlahan. Mama bisa mengulangi cara ini beberapa kali.
Mengatur ritme napas berulang-ulang seperti itu bisa membuat Mama lebih rileks dan tidak terfokus pada amarah. Pikiran Mama pun jadi jernih dan tenang. Nah, untuk membuang sisa amarah yang ada, Mama bisa memikirkan hal-hal positif yang pernah dilakukan si Anak.
Editors' Pick
2. Mengajak berkomunikasi
Setelah Mama berhasil mengendalikan emosi, segeralah ajak si Anak berkomunikasi, Ma. Tanyakan kenapa ia melakukan hal tersebut, dengarkan baik-baik, dan berikanlah pendapat bahwa perbuatan ia tidak baik atau jangan dilakukan lagi.
Pergunakan kata-kata yang netral dan hindarkan kata-kata yang bisa memancing amarah Mama.
Yang penting terutama adalah Mama bisa memahami karakter si Anak. Sebagai orang tua, Mama harus tahu mana hal yang disukai dan yang tidak disukainya.
Berikan pengertian bahwa tindakan A boleh dilakukan dan tindakan B tidak boleh dilakukan.Berikan alasan agar anak paham mengapa Mama tidak suka jika dirinya berbuat seperti itu.