Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam memajukan masyarakat yaitu dengan Bina Keluarga Lansia atau yang biasa disingkat BKL.
BKL merupakan sebuah wadah kelompok kegiatan (POKTAN) yang diadakan oleh BKKBN.
Adanya BKL menjadi sebuah tanda kepedulian untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
Usia yang dapat mengikuti kegiatan ini adalah lansia awal berumur 44-45 tahun, pra lansia 56-59 tahun dan lansia yang usianya lebih dari 60 tahun.
Cari tahu penjelasan mengenai bina keluarga lansia dari Popmama.com berikut ini.
1. Membludaknya lansia Indonesia
Freepik/pressfoto
Alasan diadakannya kegiatan BKL ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk lansia yang cukup pesat. Diperkirakan dalam 10 tahun kedepan, jumlah lansia di Indonesia akan meningkat 23-24% sebanyak 80 juta orang berusia lansia.
Ini dilihat dari meningkatnya lansia di tahun 2005 dan 2010 yang meningkat dari 7,6% hingga 8,7%.
Untuk mencapai tujuannya dalam meningkatkan kualitas kehidupan lansia yang produktif, BKL memberikan penyuluhan dan pelatihan agar meskipun usia sudah mencapai 60 hingga 70 tahun lansia tetap dapat produktif.
Salah satunya dengan memperpanjang usia bekerja lansia yang sudah pensiun baik di perusahaan swasta maupun PNS diatas umur 58 hingga 60 tahun.
Diharapkan adanya BKL ini dapat membuat lansia Indonesia tetap dapat produktif hingga 10 tahun kedepan hingga di usia 70 tahun. Selain itu, lansia juga bisa hidup mandiri, mampu merawat dirinya sendiri hingga usia 80 tahun. Setelah itu, usia lansia diatas 80 tahun dapat diberikan pendampingan dirumah atau home care dan pengobatan dirumah untuk lansia yang sakit.
Editors' Pick
2. Memperpanjang masa hidup dan produktifitas lansia
Freepik
Banyaknya jumlah lansia di Indonesia sebenarnya bukan hal yang merugikan, jika lansia dapat diberdayakan dengan baik. Maka itu, perlu peningkatan kualitas hidup lansia agar menjadi produktif kembali.
Merawat lansia agar masa hidupnya menjadi lebih panjang dan memperpanjang masa produktifnya, BKKBN dengan para pakar geriatri berusaha melakukan sesuatu dengan membuat “lansia tangguh”.
Dalam mencapai tujuannya untuk membentuk lansia-lansia tangguh, BKL mengadakan penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan serta pelaporan.
Upaya BKL ini didukung dengan fasilitas kesehatan yang memadai dan fasilitas publik pendukung lansia, seperti jembatan penyebrangan, jalur pejalan kaki, transportasi publik, dan lainnya.
3. Hal yang menyerang lansia secara psikis
Freepik
Ada beberapa hal yang akan menyerang psikis kebanyakan usia lansia, seperti berikut ini :
Merasa cemas dan takut
Cemas dengan adanya perubahan pada fisik tubuh dan fungsi anggota tubuh, berfikiran apakah anggota tubuhnya tetap dapat berfungsi dengan baik atau akan terkena suatu penyakit.
Merasa takut akan kehabisan atau kekurangan uang karena sudah tidak lagi bekerja atau pensiun.
Merasa cemas tidak akan dianggap dalam lingkungan sosialnya dan tidak memiliki kehidupan sosial lagi, akibat merasa dirinya semakin tua
Perasaannya menjadi mudah tersinggung
Perasaan lansia menjadi lebih peka dan juga cepat berubah, sehingga cenderung cepat merasa mudah tersinggung. Selain itu lansia juga mudah gelisah dan tegang. Terkadang, dalam suasana tertentu emosional lansia juga dapat menjadi meledak-ledak dan merasa curiga.
Merasa dirinya kesepian
Lansia yang sudah berstatus duda maupun janda, biasanya yang akan merasa seperti ini. Kehilangan pasangan hidup, teman yang semakin lama berkurang karena meninggal, juga ditinggal anak-anak yang sudah fokus ke kehidupannya masing-masing, akan membuat lansia merasa insecure, sepi dan hampa.
4. Dapat dicegah melalui lansia
Freepik
Hal ini tidak bisa didiamkan begitu saja. Diperlukan suatu tindakan, dengan adanya BKL, lansia dapat terbantu secara fisik dan psikisnya.
Lansia yang terserang psikisnya, akan merasa lebih ringan bebannya, berkurang rasa kesepian, kegelisahan, ketakutannya karena akan bertemu dengan banyak lansia lainnya.
Selain mendapat wawasan baru, di kegiatan ini lansia berkesempatan mendapat teman baru.
Selain itu, penanganan yang dilakukan BKL dalam hal ini, dapat memberikan manfaat lainnya kepada lansia melalui pemberian penyuluhan mengenai 1000 hari pertama siklus kehidupan manusia.
Penyuluhan ini mengedukasi lansia dengan memberi pengetahuan mengenai gizi yang memadai sejak dalam kandungan, usia bayi 0-12 bulan, usia anak 1-5 tahun, dan usia sekolah 6-12 tahun.
Hal ini penting untuk diketahui masyarakat dikarenakan penelitan menunjukkan bahwa anak yang sejak kecil kekurangan gizi, pada masa tuanya cenderung akan menderita penyakit degeneratif atau penyakit kronis yang berhubungan dengan organ, seperti jantung, paru, ginjal, dan lainnya.
Mencegah lebih baik kan Ma, daripada mengobati?
5. Membina lansia secara fisik
Freepik
Pembinaan secara fisik untuk lansia dengan pertimbangan sesuai kondisi fisik lansia dan juga usianya. Salah satunya dengan diadakannya senam lansia dan pemberian obat gratis bagi lansia yang sakit.
Lansia haruslah sehat, tidak boleh kalah dengan anak muda.
Lansia juga dapat mandiri dengan mengurus dirinya sendiri, tidak merepotkan anggota keluarganya.
Sehingga sektor sumber daya manusia di Indonesia dapat meningkat kualitasnya dan tak kalah dengan negara maju lainnya.
Lansia seharusnya tetap bisa menjadi aktif lho Ma, memiliki kegiatan yang bermanfaat dan juga tetap belajar untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Berhenti untuk berpikiran bahwa lansia sudah tidak dapat melakukan apapun lagi. Ayo dukung lansia untuk mengikuti kegiatan produktif! Lansia pasti bisa!