Sering Bercinta Mampu Mencegah Menopause Dini, Benarkah?
Pencegahan menopause dini dengan bercinta, menyenangkan ya Ma?
18 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menopause adalah fase yang akan dialami oleh setiap perempuan. Menopause normalnya akan dialami oleh perempuan dengan rentang usia antara 45 tahun hingga 55 tahun. Jika menopause terjadi di sebelum kamu memasuki usia 45 tahun, itu berarti kamu sudah mengalami menopause dini.
Menopause memiliki beberapa gejala, seperti yang berikut ini:
- darah menstruasi yang menjadi lebih banyak ataupun sedikit,
- periode menstruasi yang tidak teratur,
- merasakan hangat secara tiba-tiba dalam tubuh diiringi dengan banyaknya keringat yang keluar,
- juga kemerahan pada wajah dan kulit terutama leher dan dada (hot flashes).
Tapi tahukah Mama?
Ternyata bercinta bisa jadi cara untuk mencegah terjadinya menopause dini, demikian dilansir dari Science Daily.
Perempuan yang bercinta setiap minggu memiliki kemungkinan 28% lebih kecil mengalami menopause dini dibandingkan dengan mereka yang bercinta kurang dari sebulan sekali. Demikian juga, perempuan yang berhubungan seks setiap bulan memiliki kemungkinan 19% lebih rendah untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan mereka yang berhubungan seks kurang dari sebulan.
Untuk penjelasan selengkapnya mengenai bercinta dapat mencegah menopause dini, berikut ini fakta yang telah Popmama.com rangkum.
Editors' Pick
1. Kurangnya bercinta mempengaruhi menopause
Mama yang melakukan seks setiap minggu atau setiap bulan memiliki risiko lebih rendah mengalami menopause dini dibandingkan dengan Mama yang melakukan seks kurang dari sebulan sekali.
Para peneliti mengamati, bahwa perempuan yang melakukan aktivitas seksual setiap minggu, memiliki kemungkinan 28% lebih kecil mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang melakukan aktivitas seksual kurang dari sebulan sekali.
Aktivitas seksual ini termasuk hubungan suami-istri, seks oral, sentuhan sensual maupun belaian dan juga masturbasi.
2. Apa yang terjadi jika jarang bercinta?
Megan Arnot, Ph.D dari University College London, Anthropology, mengatakan: "Temuan penelitian kami menunjukkan bahwa jika seorang perempuan tidak melakukan hubungan seks, dan tidak ada kemungkinan kehamilan, maka tubuh 'memilih' untuk tidak berovulasi.
Energi yang tidak digunakan untuk berovulasi, akan mengalami pertukaran energi biologis untuk disalurkan ke hal lainnya, seperti energi untuk tetap aktif dengan menjaga anak atau cucu.
Selama masa ovulasi, fungsi kekebalan perempuan akan terganggu. Hal ini dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.
Mengingat kehamilan tidak mungkin terjadi di masa ini dikarenakan kurangnya aktivitas seksual, maka tidak ada gunanya energi yang ada untuk melakukan proses ovulasi ke tahap selanjutnya, terutama jika ada pilihan lain untuk menyalurkan energi tersebut.
Baca juga:
4 Fakta BDSM sebagai Alternatif Cara Memuaskan Pasangan saat Bercinta