Pelajaran yang Bisa Diambil untuk Keluarga Mama dari Film Joker
Hidup Joker yang penuh kekacauan ternyata ada hubungannya dengan masa kecilnya
9 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film Hollywood yang sedang diperbincangkan banyak orang, Joker, memang ikin penasaran. FIlm dengan rate 17 tahun ke atas ini tidak bida ditonton sambil membawa anak ya, Ma. Namun, jika Mama dan Papa menontonnya, ada nilai-nilai pelajaran yang bisa dibawa pulang dan diterapkan untuk kebaikan hidup anak-anak mama.
Yuk, lihat lebih dalam pengamatan Popmama.com tentang film ini. Hati-hati ya, ada spoiler disini.
1. Apa yang ditanamkan sejak kecil, akan masuk selamanya di pikiran anak
Ada beberapa kali adegan dimana Arthur Fleck (Joaquin Phoenix), nama asli Joker, mengungkapkan masa kecilnya. Ada satu kalimat yang selalu ia sebutkan, “My mother always tells me to smile and put on a happy face. She told me I had a purpose: to bring laughter and joy to the world.”
Arthur, punya nama panggilan Happy dari ibunya, Penny Fleck (Frances Conroy). Kata-kata yang ditanamkan sejak kecil itu, untuk selalu menciptakan tawa dan kebahagiaan, membuat Arthur memilih cita-cita menjadi komedian. Ia juga memilih bekerja sebagai badut panggilan dan berusaha membuat anak-anak tertawa.
Sugesti yang diberikan Penny bisa begitu melekat di benak Arthur karena dibicarakan setiap hari. Dalam ilmu hipnoparenting, hal ini bisa dilakukan dengan mudah.
“Jika Mama ingin memasukan pikiran positif ke dalam pikiran anak, lakukan saat menjelang tidur, di saat tubuh anak rileks atau berada di zona beta. Ucapkan perlahan kata-kata positif sambil mengusap lembut tubuh anak. Lakukan berulang-ulang sehingga masuk ke alam bawah sadar anak,” kata Dr. Dewi Puspaningtyas Faeni, MBA, M.Ht, psikolog yang ahli hipnoterapi.
Hipnoterapi ini bisa membuat alam bawah sadar anak mendorongnya melakukan sebuah perilaku. Saran Popmama.com, beri sugesti positif seperti, “Anak baik, suka menolong, rajin, sayang keluarga, atau pikiran positif apa pun yang ingin Mama tuju. Setiap hari, menjelang anak tidur malam.”
Editors' Pick
2. Anak yang menerima kekerasan bisa tampak baik-baik saja tapi mudah di-bully
Film Joker adalah film dengan plot yang tidak terduga. Arthur adalah anak yang sangat menyayangi ibunya dan polos di pergaulan. Di adegan awal, Arthur tidak marah saat di-bully sekumpulan anak remaja, ia juga membantu ibunya yang renta makan bahkan memandikannya dan menemaninya tidur.
Arthur adalah anak idaman yang tampak baik dan santun. Namun, ketika masa lalu Arthur terungkap, Mama pasti bingung kenapa Arthur bisa begitu baik meski telah mendapat kekerasan sewaktu kecil.
Dalam teori psikologi, seperti yang dikutip dari laman Psychology Today, trauma mengubah cara kerja otak. Artikel yang ditulis oleh Darlene Lancer, psikolog keluarga ini menguraikan bahwa trauma mengubah kerja otak kanan manusia, bagian yang menangani emosi.
Saat mendapat trauma, otak kanan manusia berupaya melindungi dengan emosi tertentu yang melindungi jiwa manusia. Anak yang mengalami kekerasan sewaktu kecil, otaknya akan melindungi dengan mengeluarkan emosi bahwa perilaku kekerasan adalah bentuk kasih sayang. Akibatnya anak yang menerima kekerasan di masa kecil kerap menjadi korban bully karena otaknya menganggap perilaku kekerasan yang diterimanya adalah ungkapan kasih sayang.